Survei McKinsey: Kecenderungan Semacam Ini Akan Bertahan Paska Pandemi

Kamis, 18 Maret 2021 | 18:29 WIB
Survei McKinsey: Kecenderungan Semacam Ini Akan Bertahan Paska Pandemi
[ILUSTRASI. Aktivitas sebuah keluarga di rumah selama masa pandemi.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON. Peralatan untuk bekerja dari rumah, perangkat kebugaran dan aneka peralatan renovasi masih akan menempati peringkat teratas dalam daftar belanja konsumen di berbagai negara. Kecenderungan belanja semacam itu bertahan seiring dengan masih banyak perusahaan yang mengizinkan karyawannya, termasuk yang berpenghasilan tinggi, untuk bekerja dari rumah

Demikian kesimpulan dari laporan McKinsey Global Institute yang dipublikasikan Kamis (18/3). Laporan itu juga memperkirakan bahwa belanja bahan makanan secara online dan layanan perawatan kesehatan dari jarak jauh akan tetap meningkat, bahkan di saat ancaman Pandemi COVID-19 surut. Di sisi lain, pengeluaran untuk pendidikan dari jarak jauh dan hiburan digital akan menurun.

Laporan tersebut disusun McKinsey berdasarkan survei terhadap konsumen di China, Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Perusahaan konsultasi dunia itu juga menganalisis serangkaian perilaku belanja yang dipicu pandemi untuk memprediksi sektor mana yang mampu bertahan lebih lama dari krisis.

Baca Juga: Di tengah pandemi, nasabah Asuransi BRI Life masih tumbuh 9%

McKinsey menyebut ada dua kelompok konsumen yang perilakunya akan memiliki dampak sangat besar terhadap fungsi ekonomi setelah pandemi. Kelompok pertama adalah wanita paruh baya yang berpenghasilan tinggi, yang selama setahun terakhir memiliki tanggung jawab di kantor juga rumah tangga. Kelompok kedua adalah konsumen yang usianya lebih muda, yang memiliki penghasilan tinggi, dan telah mengakumulasi tabungan bernilai signifikan, namun menahan pengeluaran sampai prospek ekonomi lebih pasti.

“Kami tidak hanya akan mengamati apa yang diinginkan konsumen, tetapi juga apa yang ditawarkan perusahaan dan apa yang akan dilakukan pemerintah di sekitar pilihan tersebut,” kata Jaana Remes, partner di McKinsey Global Institute.

Berikut beberapa tren utama yang menjadi sorotan dalam laporan tersebut:

Baca Juga: Kemenkop UKM angkat bicara soal skema komisi baru bagi mitra GoFood

Perawatan Kesehatan Virtual

Selama pandemi, kunjungan konsumen ke layanan perawatan kesehatan virtual meningkat di berbagai negara. Di Jerman kenaikannya mencapai 10 kali lipat. Peningkatan di Amerika Serikat dan Prancis lebih tinggi lagi,masing-masing secara berurutan adalah 25 kali lipat dan 50 kali lipat.

Keberlanjutan tren semacam itu akan bergantung pada sejauh mana regulator dan industri asuransi di masing-masing negara siap untuk membuat kebijakan pelonggaran yang diambil di masa pandemi menjadi permanen, demikian penilaian McKinsey.

Para dokter yang melihat peningkatan investasi dan permintaan untuk layanan telehealth, menciptakan infrastruktur agar sektor tersebut bertahan seusai pandemi. Viraj Lakdawala, Direktur Medis Perawatan Mendesak Virtual di NYU Langone Health, menuturkan, janji temu virtual untuk kasus non-Covid melonjak hingga 200% pada tahun lalu. Ia mengharapkan tren itu terus berlanjut.

"Pandemi menyalakan api di bawah momentum dan mendorong orang untuk mencoba sesuatu yang belum pernah mereka coba sebelumnya karena mereka tidak punya pilihan," ujar Lakdawala.

Belanja Online

Pangsa pasar belanja online dari total belanja bahan makanan meningkat hingga dua kali lipat di beberapa negara selama setahun terakhir.  Di Amerika Serikat dan Inggris, belanja online kini memiliki pangsa pasar sebesar 10%, demikian keterangan dalam laporan tersebut.

“Kami yakin bahwa kami telah melihat perubahan mendasar yang tidak dapat diubah dalam cara konsumen berbelanja makanan,” kata Dominik Richter, pendiri dan CEO HelloFresh, perusahaan perlengkapan makan di Jerman.

Konsumen yang berusia lebih tua, yang meragukan belanja online, terpaksa mengikuti tren yang terjadi di masa pandemi. Laporan itu memprediksikan, konsumen semacam itu cenderung berbelanja online setelah masa pandemi.

“Ini adalah segmen yang dapat menjalani sisa hidup mereka tanpa menggunakan berbagai alat digital,” kata Remes. “Ini adalah dorongan yang sangat kuat bagi mereka untuk melakukannya - dan kebanyakan dari mereka sangat menyukai layanan tersebut.”

Baca Juga: Selain kebijakan suku bunga acuan, ini 9 langkah kebijakan lanjutan Bank Indonesia

Hiburan di Rumah

Lebih dari 60% konsumen di lima negara menyatakan niat untuk mempertahankan layanan hiburan di rumah yang telah mereka miliki.  Rencana ini menyiratkan penurunan permintaan terhadap bioskop dan teater dalam jangka panjang.

Bonnie Comley, produser pemenang Tony Award dan seorang pendiri layanan streaming teater BroadwayHD, berharap layanan langganan digitalnya tetap populer setelah pandemi, terutama untuk mereka yang tidak mampu membayar tiket pertunjukan secara langsung.

“Saya yakin teater dan berbagia pertunjukan secara langsung akan hidup kembali. Tetapi saya pikir itu tidak akan langsung kembali seperti sedia kala,” ujar Comley ke Reuters.

Perjalanan

Dari lima orang konsumen yang disurvei McKinsey, sedikitnya seorang konsumen menyatakan perjalanan rekreasi merupakan salah satu aktivitas yang akan mereka segera lakukan setelah pandemi usai. Namun mereka tidak yakin apakah rute dan harga yang berlaku di masa lalu, akan tetap tersedia.

McKinsey memperkirakan perjalanan bisnis turun 20% setelah pandemi. Jika prediksi ini terjadi, maka akan menyulitkan maskapai penerbangan, yang biasanya mensubsidi biaya untuk kelas leisure dengan keuntungan dari kursi bisnis. Di era sebelum pandemi, 10% dari kapasitas kursi yang tersedia berkontribusi hingga 55%-75% dari keuntungan di tiap penerbangan, kata McKinsey.  Namun mengingat pebisnis sudah terbiasa dengan konferensi video dan kerja dari jarak jauh, permintaan terhadap kursi kelas bisnis diperkirakan akan berkurang.

Meskipun permintaan perjalanan wisata tidak akan turun, maskapai penerbangan mungkin terpaksa menawarkan rute yang memutar dan menaikkan harga untuk menutup kekurangan tersebut.

Baca Juga: Luncurkan air freighter, J&T yakin bisnis dapat tumbuh hingga 70% di tahun ini

“Banyak bisnis mencari cara untuk mengurangi perjalanan, baik karena biaya maupun karena iklim yang berubah. Sungguh pengalaman yang membuka mata betapa banyak yang bisa mereka lakukan tanpa bepergian,” tutur Remes.

Pendidikan dari jarak jauh

Pembelajaran online merupakan solusi sementara bagi 1,6 miliar anak di dunia yang kegiatan pendidikannya terganggu di masa pandemi.  Namun tren belajar dari jarak jauh diperkirakan tidak akan bertahan karena banyak anak-anak dan guru yang tidak menikmatinya. Apalagi, ada kesenjangan di antara anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan tinggi dalam menikmati pendidikan jarak jauh.

Selanjutnya: Seusai Pertemuan Fed Kecemasan di Pasar Baru Mereda, Namun Tidak Lenyap

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Wintermar (WINS) Berharap Cuan Angkutan Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 08:25 WIB

Wintermar (WINS) Berharap Cuan Angkutan Migas

Manajemen WINS masih optimistis masih mampu menutup kinerja 2025 dengan positif, hal ini dipicu  kenaikan harga sewa kapal.

Pendapatan Berulang Dari Bisnis Hotel SMRA Diprediksi Terus Tumbuh Hingga 2027
| Jumat, 26 Desember 2025 | 08:05 WIB

Pendapatan Berulang Dari Bisnis Hotel SMRA Diprediksi Terus Tumbuh Hingga 2027

Kawasan penyangga seperti Summarecon Bekasi, Summarecon Serpong, dan Summarecon Tangerang diprediksi tetap menjadi primadona.

Asri Karya Lestari (ASLI) Menggarap Aneka Pryek di 2026
| Jumat, 26 Desember 2025 | 08:05 WIB

Asri Karya Lestari (ASLI) Menggarap Aneka Pryek di 2026

ASLI melakukan penyesuaian dengan memfokuskan diri pada pelanggan existing yang aktivitas proyeknya masih berjalan.

Danantara Fokus Garap Enam Proyek Hilirisasi
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:45 WIB

Danantara Fokus Garap Enam Proyek Hilirisasi

Pada fase pertama atau tahap awal, Danantara akan memulai pembangunan lima hingga enam proyek hilirisasi strategis.

Laju Bisnis Jalan Tol Jasa Marga (JSMR) di Ujung Tahun
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:31 WIB

Laju Bisnis Jalan Tol Jasa Marga (JSMR) di Ujung Tahun

Secara total, volume lalu lintas yang meninggalkan Jabotabek meningkat 12,1% dibandingkan lalu lintas di hari normal.

Bursa Asia Bergerak Terbatas pada Jumat (26/12)
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bursa Asia Bergerak Terbatas pada Jumat (26/12)

Pelaku pasar masih wait and see terhadap dinamika geopolitik global, meski belum memicu volatilitas yang signifikan.

Industri Tekstil Masuk Zona Merah Perbankan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:25 WIB

Industri Tekstil Masuk Zona Merah Perbankan

Akses permodalan atau kredit perbankan menjadi salah satu kendala yang dihadapi pengusaha di industri TPT.

Beban Pencadangan Diperkirakan Bakal Susut Tahun Depan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:20 WIB

Beban Pencadangan Diperkirakan Bakal Susut Tahun Depan

Mayoritas bank beraset besar masih mencatatkan kenaikan beban pencadangan atau biaya provisi hingga November 2025. ​

Penjualan Kendaraan Lesu, Kredit Pembelian Kendaraan Bank Mengempis
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:00 WIB

Penjualan Kendaraan Lesu, Kredit Pembelian Kendaraan Bank Mengempis

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) perbankan kian tertekan. Penyusutan outstanding jenis kredit konsumtif ini semakin dalam hingga November 2025. ​

INET Berpotensi Menggaet  Rp 3,2 Triliun Lewat Rights Issue
| Jumat, 26 Desember 2025 | 07:00 WIB

INET Berpotensi Menggaet Rp 3,2 Triliun Lewat Rights Issue

Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) telah mengantongi restu dari OJK untuk menggelar aksi korporasi rights issue.

INDEKS BERITA

Terpopuler