SWF Sepakbola Qatar

Selasa, 10 Juni 2025 | 08:16 WIB
SWF Sepakbola Qatar
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Wahyu Tri Rahmawati. (Ilustrasi KONTAN/Steve GA)]
Wahyu Tri Rahmawati | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia baru-baru ini lolos ke putaran keempat Piala Dunia 2026. Celakanya, baru-baru ini diumumkan bahwa Qatar dan Arab Saudi akan menjadi penyelenggara pertandingan putaran keempat.

Hal ini bertentangan dengan aturan awal bahwa putaran keempat akan digelar di tempat yang netral. Irak sebagai satu dari enam negara yang masuk putaran keempat telah mengajukan protes mengenai penunjukkan lokasi pertandingan. 

Karena hal ini akan menguntungkan Qatar yang juga akan bertanding dan Arab Saudi jika akhirnya gagal mengalahkan Australia dan harus bertanding di putaran keempat juga. Lalu muncul spekulasi adanya keterlibatan uang dalam penunjukkan lokasi pertandingan yang akan digelar pada Oktober 2025. 

Investasi negara-negara Timur Tengah di dunia olahraga telah muncul sejak krisis finansial 2008. Kala itu, banyak lembaga pengelola aset negara atawa sovereign wealth fund (SWF) dunia yang merugi akibat besarnya penurunan investasi saat krisis finansial yang berpusat di Amerika Serikat (AS).

Diversifikasi aset dari yang mulanya minyak di Timur Tengah, beralih ke aset kertas di pasar keuangan yang juga ternyata perlu didiversifikasi lagi. Salah satu diversifikasi ini adalah investasi olahraga. 

Qatar Investment Authority (QIA) memiliki aset US$ 526,05 miliar untuk diinvestasikan lewat anak usahanya, Qatar Sports Investments (QSI) sehingga sangat gampang untuk mencari peluang. 

Pada tahun 2010, Qatar mengajukan penawaran untuk menjadi negara penyelenggaran Piala Dunia 2022. Bidding ini menuai kontroversi karena berbagai kabar mengenai aliran dana ke FIFA meski kasus ini tidak pernah diangkat.

QSI juga mengakuisisi klub sepakbola Paris Saint-Germain (PSG) pada 2011. Nilai perusahaan PSG kini melonjak 4.300% menjadi sekitar US$ 4,4 miliar sejak akuisisi.

Investasi infrastruktur Piala Dunia di Qatar juga menghasilkan return yang ciamik. Belanja infrastruktur US$ 67 miliar menghasilkan sport tourism US$ 220 miliar setelah Piala Dunia 2022.

Arab Saudi menyusul diversifikasi ke sektor olahraga ini setelah Piala Dunia 2022 lewat SWF Public Investment Fund (PIF). Indonesia kini punya Danantara. Apakah Indonesia bisa diversifikasi ke olahraga? 

Tentu tidak. Karena aset jumbo Danantara tak selikuid QIA atau PIF yang bersumber dari surplus negara. Otoritas sepakbola perlu bernegosiasi dengan bersih agar sepakbola kita melaju dengan sportif. 

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

Penurunan BI Rate Tak Mampu Dongkrak Kredit Multiguna
| Selasa, 18 November 2025 | 07:11 WIB

Penurunan BI Rate Tak Mampu Dongkrak Kredit Multiguna

Pemangkasan suku bunga acuan BI hingga  1,25% sepanjang tahun ini ke level 4,75% tak mampu mendongkrak kredit multiguna

ICBP Diproyeksi Sulit Penuhi Target Pertumbuhan Penjualan
| Selasa, 18 November 2025 | 07:10 WIB

ICBP Diproyeksi Sulit Penuhi Target Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan ICBP pada 2025 kemungkinan tidak mencapai target yang di tetapkan perusahaan, sekitar 7%-9%.

BPD Sudah Antisipasi Lonjakan Belanja Pemda Menjelang Akhir Tahun
| Selasa, 18 November 2025 | 07:05 WIB

BPD Sudah Antisipasi Lonjakan Belanja Pemda Menjelang Akhir Tahun

Bank Pembangunan Daerah (BPD) berpotensi menghadapi tekanan likuiditas menjelang akhir tahun​ seiring kenaikan belanja Pemda

Nilai Tukar Rupiah Masih Akan Tertekan pada Selasa (18/11)
| Selasa, 18 November 2025 | 06:55 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Akan Tertekan pada Selasa (18/11)

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,17% secara harian ke level Rp 16.736 per dolar AS pada Senin (17/11)

INDEKS BERITA

Terpopuler