Tahun 2019 Saraswati Griya Lestari Bidik Pertumbuhan 10%

Kamis, 20 Juni 2019 | 11:42 WIB
Tahun 2019 Saraswati Griya Lestari Bidik Pertumbuhan 10%
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perhotelan PT Saraswati Griya Lestari Tbk membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 10% hingga akhir tahun ini. Adapun pendorong pendapatan akan berasal dari sokongan hotel baru yang mulai beroperasi pada bulan depan.

Direktur PT Saraswati Griya Lestari Tbk, Tubagus Yudi Yuniardi, mengatakan pihaknya saat ini sedang menggarap proyek pembangunan dua hotel baru, yakni Hotel Westin Ubud dan Hotel Luxury Collection Sarasvati Seminyak, yang nantinya akan dikelola oleh Starwood.

"Untuk proyek Hotel Westin Ubud sudah hampir selesai. Satu lagi baru akan dimulai setelah Westin selesai dan kami mengharapkan pembangunannya tuntas dalam dua tahun," kata dia kepada KONTAN, Rabu (19/6).

Untuk penyelesaian Hotel Westin Ubud, emiten berkode saham HOTL di Bursa Efek Indonesia ini mengalokasikan dana belanja atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar. Total belanja modal pada tahun ini sebesar Rp 200 miliar. Manajemen akan menggunakan sisanya Rp 50 miliar untuk renovasi hotel.

Mengenai target bisnis tahun ini, Saraswati Griya membidik pendapatan Rp 136,49 miliar, tumbuh 10% dibandingkan realisasi pendapatan tahun lalu sebesar Rp 124,08 miliar. Yudi optimistis bisa mengejar target tersebut dengan dukungan operasional hotel anyar dan kinerja secara umum yang terus membaik.

Saat ini rata-rata tingkat okupansi tiga hotel milik Saraswati yang telah beroperasi di atas 80%. Ketiga hotel itu adalah Hotel Anantara Uluwatu Resort & Spa, Hotel Best Western Kuta Beach dan Hotel Saraswati Borobudur.

Khusus Hotel Anantara Uluwatu Resort & Spa yang merupakan hotel bintang 5 memiliki tingkat okupansi mencapai 85%. Yudi mengklaim, pencapaian tersebut sangat baik di antara para pesaing. "Karena biasanya hotel bintang 5, bisa 50% saja sudah bagus," ungkap dia.

Di sisi lain, secara umum manajemen HOTL tidak melihat tantangan berarti, termasuk terkait harga tiket pesawat yang belakangan ini menanjak. "Yang bisa menjadi tantangan perusahaan adalah alam, yakni Gunung Agung," sebut Yudi. Satu hal yang pasti, Saraswati Griya memprediksikan kinerja di semester I-2019 cenderung menurun lantaran proses renovasi hotel yang masih berjalan.

Dari siklusnya, tingkat okupansi hotel selama semester satu dari tahun ke tahun memang selalu rendah. Lagi pula, aktivitas bisnis di Bali pada semester satu hanya berkontribusi sekitar 30%–40% karena low season. Setelah itu, baru pada Juli-September akan ramai pengunjung yang berlanjut slowing down di Oktober. Sedangkan November-Desember menjadi puncak pertumbuhan. "Kami optimistis bisa mencatatkan hasil positif, target pertumbuhan 10% bisa tercapai," tukas Yudi.

Hingga kuartal I-2019, HOTL masih mencatatkan rugi bersih tahun berjalan Rp 103,83 juta. Namun nilainya menyusut 95% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 2 miliar.

Bagikan

Berita Terbaru

Sabar, Keputusan UMP 2026 Baru Awal Desember
| Kamis, 20 November 2025 | 05:00 WIB

Sabar, Keputusan UMP 2026 Baru Awal Desember

Diskusi penentuan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2026 antara pemerintah dan pengusaha masih alot.

Pertumbuhan Kredit Industri Bank Masih Jauh dari Target
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

Pertumbuhan Kredit Industri Bank Masih Jauh dari Target

Kredit industri perbankan cuma naik 7,36% di Oktober 2025, lebih rendah dari bulan sebelumnya dan jauh dari target BI di 8%-11%.

QRIS Tap Kian Populer Transaksi Tembus Rp 13,8 Miliar dalam Tujuh Bulan
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

QRIS Tap Kian Populer Transaksi Tembus Rp 13,8 Miliar dalam Tujuh Bulan

Transaksi QRIS Tap melesat Rp 13,8 miliar dalam tujuh bulan, dipakai 1,1 juta merchant. BI enjot perluasan ke sektor ritel dan transportasi.

DSI Minta Waktu Satu Tahun untuk Lunasi Lender
| Kamis, 20 November 2025 | 04:50 WIB

DSI Minta Waktu Satu Tahun untuk Lunasi Lender

Dana Syariah Indonesia dan para pemberi pinjaman mencapai kata sepakat dalam rencana pengembalian dana pinjaman.

Bunga Kredit Tak Kunjung Layu Kendati Sudah Dipacu
| Kamis, 20 November 2025 | 04:45 WIB

Bunga Kredit Tak Kunjung Layu Kendati Sudah Dipacu

Penurunan suku bunga acuan belum berdampak signifikan terhadap tingkat kredit bank dan bunga kredit yang diberikan ke konsumen

Proyeksi IHSG Kamis (20/11): Potensi Sideways Menanti Rilis Data AS
| Kamis, 20 November 2025 | 04:45 WIB

Proyeksi IHSG Kamis (20/11): Potensi Sideways Menanti Rilis Data AS

Meski IHSG naik, analis ingatkan volatilitas jelang data tenaga kerja AS & sinyal The Fed. Pelajari proyeksi pergerakan dan saham pilihan.

CBAM Eropa dan Nilai Ekonomi Karbon
| Kamis, 20 November 2025 | 04:44 WIB

CBAM Eropa dan Nilai Ekonomi Karbon

Negara berkembang termasuk Indonesia pada umumnya memiliki kebijakan iklim yang kurang ambisius dibandingkan negara maju.

Insentif KLM Melonjak Lewati Target Mencapai Rp 404,6 Triliun
| Kamis, 20 November 2025 | 04:25 WIB

Insentif KLM Melonjak Lewati Target Mencapai Rp 404,6 Triliun

Bank Indonesia (BI) tingkatkan insentif likuiditas makroprudensial  Rp 404,6 triliun. Likuiditas perbankan longgar, pembiayaan prioritas naik.

Dapat Dana Rp 9,6 Triliun, LPEI Siap Genjot Kredit Ekspor
| Kamis, 20 November 2025 | 04:15 WIB

Dapat Dana Rp 9,6 Triliun, LPEI Siap Genjot Kredit Ekspor

LPEI mengantongi pinjaman sindikasi valuta asing senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 8,36 triliun dari kreditur asing.

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025
| Rabu, 19 November 2025 | 15:26 WIB

Bank Indonesia Menahan BI Rate di Angka 4,75% pada November 2025

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 4,75% dalam Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2025.

INDEKS BERITA