Tahun Ini, Kinerja Reksadana Campuran Berpotensi Tumbuh 7%

Selasa, 08 Januari 2019 | 08:30 WIB
Tahun Ini, Kinerja Reksadana Campuran Berpotensi Tumbuh 7%
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana campuran bakal lebih baik di tahun 2019 ini. Harga obligasi dan saham yang berpeluang naik membuat kinerja reksadana campuran diprediksi bisa tumbuh sekitar 6%-7% di tahun ini. Padahal tahun lalu, kinerja reksadana campuran terpuruk di tengah gejolak pasar saham dan obligasi domestik.

Mengutip Infovesta Utama, sepanjang tahun lalu, kinerja rata-rata reksadana campuran minus 2,09%, sebagaimana tergambar pada pergerakan Infovesta Balance Fund Index.

Direktur Utama Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan, penurunan kinerja reksadana campuran tahun lalu terjadi lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kerap terkoreksi. Ditambah lagi, harga obligasi juga masuk tren penurunan, di tengah kenaikan suku bunga acuan yang cukup agresif.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, sebenarnya kinerja reksadana campuran sudah menunjukkan perbaikan di dua bulan terakhir. Buktinya, kinerja rata-rata reksadana campuran secara bulanan selalu positif.

Di November, rata-rata return reksadana campuran sekitar 2,52%. Sedang rata-rata return di Desember 1,17%.
Perbaikan kinerja ini didominasi oleh aksi window dressing di pasar saham akhir tahun lalu. Mengingat, sebagian besar produk reksadana campuran yang beredar memiliki porsi efek berupa saham dalam jumlah besar.
 
Pasar bullish
 
Kinerja reksadana ini juga membaik akibat berkurangnya tekanan kenaikan suku bunga acuan. Dengan begitu, sebagian surat utang, terutama obligasi pemerintah, mulai mengalami kenaikan harga. Apalagi, di periode yang sama, kurs rupiah juga stabil. Hal ini ikut memberi sentimen positif ke pasar obligasi.

Kinerja reksadana campuran masih berpotensi meningkat di 2019 ini. Analis meyakini, tahun ini banyak sentimen positif yang menopang pasar saham dan obligasi Indonesia. IHSG berpeluang bullish sepanjang tahun ini berkat katalis dari pemilu 2019.

Harga obligasi juga berpeluang naik, lantaran kenaikan suku bunga acuan tak lagi agresif. Bahkan, The Federal Reserves sudah mengonfirmasi bahwa pihaknya bakal lebih berhati-hati dalam menjalankan kebijakan suku bunga acuan di tahun ini.

"Dengan sentimen-sentimen yang ada, kami percaya kinerja rata-rata reksadana campuran minimal bisa tumbuh di kisaran 6%–7% di tahun ini," ujar Wawan.

Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim pun optimistis kinerja reksadana campuran akan cemerlang pada tahun ini. Tetapi, menurut dia, adanya proyeksi perlambatan ekonomi global diprediksi dapat menghambat kinerja industri reksadana. Mengingat, hal tersebut bakal menekan kinerja emiten-emiten di sektor tertentu.

Maka dari itu, Markam menilai, manajer investasi dituntut lebih cermat dalam mengelola portofolionya. "Kami coba manfaatkan lebih banyak saham sektor keuangan dan melakukan diversifikasi obligasi ke berbagai tenor," ungkap dia.

Jemmy menyebut, Sucorinvest akan berusaha memaksimalkan saham-saham berkapitalisasi besar. Hal ini diyakini dapat mendongkrak kinerja reksadana campuran yang dikelolanya.

Sebab, pertumbuhan IHSG diyakini akan lebih tinggi ketimbang indeks obligasi pada tahun ini. "Saham-saham blue chip umumnya naik cukup pesat ketika indeks dalam tren bullish," ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks
| Senin, 29 Desember 2025 | 13:14 WIB

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks

Prospek minyak sawit 2026 tetap atraktif dengan harga US$1.050-1.150/ton didukung biodiesel B50 & permintaan global, meski regulasi kompleks.

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 10:19 WIB

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026

Saham grup Happy Hapsoro reli agresif 2025 didorong politik & korporasi. Prospek 2026 atraktif tapi rawan koreksi spekulasi.

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:30 WIB

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi

Nilai outstanding kredit UMKM perbankan masih terus menurun, sementara tingkat kredit bermasalah juga masih naik

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:16 WIB

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau

Permintaan aset safe have terus mendaki di sepanjang tahun 2025. Dalam sebulan terakhir, mayoritas harga saham emiten emas melonjak tinggi.

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:09 WIB

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar

Penyetoran modal ini berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PUT IV HMETD).​

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:05 WIB

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi

 Pada tahun 2030, emiten pengelola jaringan restoran KFC Indonesia itu menargetkan bisa memiliki 1.000 gerai. ​

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri
| Senin, 29 Desember 2025 | 08:57 WIB

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri

Konsumsi domestik Indonesia berpeluang pulih bertahap pada tahun depan, setelah sempat melemah dalam beberapa kuartal terakhir. 

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

INDEKS BERITA

Terpopuler