Tahun Politik, Emiten Bersikap Konservatif

Senin, 03 Desember 2018 | 09:44 WIB
Tahun Politik, Emiten Bersikap Konservatif
[ILUSTRASI. Pemintalan benang di Pabrik Sritex]
Reporter: Auriga Agustina | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para emiten memilih memakai strategi konservatif tahun depan. Ini tercermin dari anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) sejumlah emiten kelas kakap, yang rata-rata sama seperti tahun ini.

Tengok saja, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), yang menyiapkan belanja modal di kisaran US$ 30 juta-US$ 40 juta untuk tahun depan. Jumlah itu sama dengan belanja modal tahun ini.
 
Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL, menyatakan, perusahaan ini belum berencana ekspansi agresif. Anggaran tahun depan hanya untuk pemeliharaan mesin, gedung, serta menambah kapasitas di segmen garmen. "Kami belum tahu akan ada ekspansi apa lagi tahun depan," kata Welly, Jumat (30/11).
 
Setali tiga uang, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyiapkan bujet sama seperti tahun ini, Rp 24 triliun. Direktur Keuangan WSKT Haris Gunawan menuturkan, rencana penggunaan capex tidak jauh berbeda dengan 2018. Dana capex 2019 mayoritas untuk investasi proyek jalan tol, infrastruktur, serta investasi alat.
 
PT PP Tbk (PTPP) bahkan mengerem belanja modal menjadi Rp 9 trilliun. Dana itu diambil dari sisa capex tahun ini, sebesar Rp 15 triliun. Capex akan dipakai untuk proyek infrastruktur, power plant dan kawasan.
 
Sektor tambang juga kurang agresif. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menyiapkan bujet US$ 100 juta, sama seperti tahun ini. Sebanyak US$ 15 juta–US $ 20 juta akan dipakai untuk membeli alat, sisanya untuk investasi infrastruktur tambang.
 
Sedang capex PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 100 miliar menjadi Rp 3,4 triliun. Itu pun akan digunakan untuk investasi rutin di unit bisnis operasi dan pengembangan proyek. "Capex hanya naik tipis, sebab beberapa proyek hampir selesai," ujar Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Antam Tbk.
 
Sektor bank
 
Hanya sektor bank dan telekomunikasi yang masih agresif. Bank Central Asia Tbk (BBCA) menganggarkan capex lebih besar, yaitu Rp 5,2 triliun, untuk menggenjot digital banking.
 
Sementara, capex PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) diperkirakan naik menjadi Rp 35 triliun. Mayoritas capex dialokasikan untuk pembangunan BTS 4G dan infrastruktur Indihome
 
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menyebut, jika capex masih sama, tidak menutup kemungkinan kinerja perusahaan sedang melambat, sehingga tidak berani ekspansi secara agresif. Di sektor konstruksi, biasanya mereka menyelesaikan proyek sebelumnya, sehingga menunda ekspansi.
 
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, tahun politik juga jadi alasan emiten menahan ekspansi. Ini untuk mengantisipasi ketidakpastian. "Lagi pula, capex yang lebih kecil tidak berdampak pada harga saham," kata dia.
 
Menurut Hans, tahun depan, sektor yang menarik yaitu konstruksi dan infrastruktur. Sedangkan, sektor komoditas sebaiknya dihindari.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler