Tak Ingin Hanya Bergantung Pada Batubara, Indika Mendiversifikasi Bisnis

Selasa, 09 April 2019 | 08:16 WIB
Tak Ingin Hanya Bergantung Pada Batubara, Indika Mendiversifikasi Bisnis
[]
Reporter: Pratama Guitarra, Titis Nurdiana | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bergantung hanya pada satu bisnis memang kerap menimbulkan masalah. Apalagi, jika bisnis yang dimaksud kerap terombang-ambing oleh harga jual yang berfluktuasi, seperti batubara.

Dus, PT Indika Energy Tbk (INDY) pun merintis upaya mendiversifikasi bisnisnya. Targetnya, lima tahun ke depan, bisnis di luar batubara bisa menyumbang benefit bagi bagi emiten anggota indeks Kompas100 ini, sampai 25%, dari saat ini yang 20%.

Managing Director and Chief Executive Officer (CEO) INDY Azis Armand mengatakan, diversifikasi bisnis itu, satu masuk ke Pembangkit Tenaga Listrik Uap atau PLTU Cirebon unit II lewat anak usaha, PT Cirebon Electric Power. "Saat ini dalam tahap financial closed," ujar Azis kepada media, kemarin (8/4).

PLTU Cirebon ekspansi II berkapasitas 1.000 megawatt ini ditargetkan rampung 2022 dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pembeli Tanjung Jati A ini seharga harga 5,5 sen dollar per kWh.

Kedua, membangun tangki penampung minyak alias fuel storage. Pembangunan tangki berkapasitas 100 juta liter ini memakan dana investasi sebesar US$ 108 juta. Financial close (dengan kreditur) sudah terjadi akhir 2018 lalu, tepatnya 31 Desember 2018, tandas Azis.

Pada tanggal itu, Indika Energy meneken kesepakatan fasilitas pinjaman US$ 75 juta dengan PT Bank Mandiri Tbk, MUFG Bank, LTd, ICICI Bank Limited untuk biaya pembangunan tangki penampungan minyak tersebut.

Fasilitas penampung minyak yang berlokasi di Kariangau, Kalimantan Timur itu akan digunakan oleh PT ExxonMobil Lubricant Indonesia, dengan kontrak selama 20 tahun serta opsi perpanjangan 10 tahun.

Targetnya, tangki I ini akan rampung dibangun kuartal II tahun 2020. Harapan kami, ke depan, ini akan menjadi pendapatan berulang atau recurring imcome bagi perusahaan karena ini sektor yang lebih stabil, ujar Azis. Oleh karena itu, tak menutup kemungkinan, INDY akan memperbesar kapasitas tangki jika ada kontrak dengan perusahaan minyak dan gas lain yang berminat.

Ketiga, masuk sektor tambang lain yakni emas. Catatan KONTAN, lewat mekanisme private placement, Indika mengakuisisi 19,9% saham perusahaan tambang asal Australia yakni Nusantara Resources akhir tahun 2018.

Cadangan tambang emas perusahaan ini mencapai 1,2 juta ounce emas. Mulai berproduksi tahun 2021, tambang emas ini ditargetkan mampu produksi 100.000 ounce emas setahun. Jika target itu tercapai, ini artinya, Indika punya waktu 10 tahun ini untuk mengeduk emas dari ladang Awak Emas, bersama Nusantara Resources.

Penjualan mini

Dari tiga diversifikasi bisnis tersebut di atas, INDY nampaknya baru akan mengeduk tambahan pendapatan lebih besar mulai tahun 2020. Meski begitu, Indika berharap kinerja perusahaan tahun ini bakal bertumbuh lebih baik.

Indikasinya, sampai kuartal I 2019, produksi batubara perusahaan ini masih sesuai target yakni 9 juta ton per kuartal. Meski begitu, penjualan batubara pada kuartal I 2019 di bawah periode yang sama 2018. Kuartal 1 2018, ada carry over dari tahun 2017 sebanyak 500.000 ton, jelasnya. Ini mengakibatkan penjualan pada kuartal 1 2019 nampak lebih rendah ketimbang periode sama 2018.

Tak menyebut angka pendapatan perusahaan ini, Azis hanya menyebutkan, produksi batubara Indika Energy tahun ini kurang lebih sama dengan sepanjang tahun 2018 yakni 34 juta -36 juta ton.

Bagikan

Berita Terbaru

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler