Tak Ingin Sistim Pembayaran Terbelah, The Fed Bakal Aktif Kembangkan Uang Digital

Senin, 24 Mei 2021 | 23:12 WIB
Tak Ingin Sistim Pembayaran Terbelah, The Fed Bakal Aktif Kembangkan Uang Digital
[ILUSTRASI. Uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Rabu (4/3/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ketersedian beragam uang digital dapat memicu fragmentasi dalam sistem pembayaran, yang memicu munculnya risiko keuangan bagi rumah tangga dan bisnis, demikian sebagian dari isi pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Lael Brainard, Senin (24/5). 

Dalam pernyataannya, Brainard menguraikan garis besar kebijakan utama yang perlu diambil otoritas moneter Amerika Serikat (AS), di saat The Fed mengeksplorasi potensi pengembangan versi digital dolar AS.

Sebagai pemegang valuta yang menjadi cadangan dunia, AS harus sangat terlibat di saat pembayaran digital kian populer dan negara lain mengembangkan mata uang digital yang dapat digunakan untuk mengirim uang melewati batas negara, imbuh Brainard.

Baca Juga: Operator penambangan kripto menangguhkan operasional di China

"Federal Reserve meningkatkan penelitian dan keterlibatan publiknya pada versi digital dolar AS," kata Brainard dalam sambutan yang  disampaikan saat konferensi virtual yang digelar CoinDesk.

Pernyataan Brainard memperjelas rencana The Fed untuk berperan aktif dalam mengembangkan standar di saat banyak negara mulai meneliti dan mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC). 

Ketua Fed Jerome Powell, pekan lalu, mengatakan, Fed akan merilis makalah pada musim panas ini, tentang bagaimana CBDC dapat mempengaruhi pembayaran. Powell juga menekankan bahwa Fed akan bergerak hati-hati dan tindakan kongres mungkin diperlukan sebelum AS mengembangkan dolar AS dalam format digital.

Brainard pada hari Senin memaparkan alasan mengapa penting bagi The Fed untuk terlibat di saat pembayaran digital menjadi tren. "Bank sentral harus mengantisipasi perubahan tren konsumen dan memastikan bahwa orang Amerika memiliki akses ke uang bank sentral yang aman," kata Brainard.

Baca Juga: Korea Selatan bakal memiliki mata uang digital yang didukung oleh bank sentral

Pembuat kebijakan menggarisbawahi risiko yang ditimbulkan oleh pengembangan berbagai stablecoin yang diterbitkan sektor swasta, yang merupakan aset digital yang berkaitan dengan aset penyimpan nilai yang tradisional, seperti mata uang yang dterbitkan pemerintah.

"Jika stablecoin diadopsi secara luas dan berfungsi sebagai dasar sistem pembayaran alternatif yang berorientasi pada bentuk uang pribadi baru, ada risiko nyata munculnya fragmentasi sistem pembayaran," kata Brainard.

Pembuat kebijakan juga perlu mengembangkan mata uang digital yang tidak merugikan bank tradisional, sekaligus mencapai keseimbangan antara menawarkan privasi tanpa mendorong penggunaan ilegal, ujar dia.

"Prinsip panduan untuk setiap inovasi pembayaran adalah bahwa hal itu harus meningkatkan sistem pembayaran yang ada," kata Brainard.

Selanjutnya: Penerbitan produk reksadana baru tahun ini berpotensi turun, simak penyebabnya

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Bahan Pangan Sudah Naik di Awal Ramadan
| Selasa, 04 Maret 2025 | 13:27 WIB

Harga Bahan Pangan Sudah Naik di Awal Ramadan

Memasuki bulan Ramadan, harga beberapa bahan pangan mengalami kenaikan. Dari hasil pantauan, harga-harga ini sudah mulai naik sebelum Ramadan. 

Setelah SRIL Pailit, Kini Giliran Produsen GT Man (RICY) Digugat PKPU Askrindo
| Selasa, 04 Maret 2025 | 12:37 WIB

Setelah SRIL Pailit, Kini Giliran Produsen GT Man (RICY) Digugat PKPU Askrindo

Merujuk laporan keuangan RICY pada sembilan bulan pertama 2024, tercatat perusahaan ini memiliki liabilitas jangka pendek senilai Rp 1,23 triliun.

Awal Tahun Ini PTRO Bidik Rp 1,5 Triliun dari Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Ijarah
| Selasa, 04 Maret 2025 | 12:10 WIB

Awal Tahun Ini PTRO Bidik Rp 1,5 Triliun dari Obligasi Berkelanjutan dan Sukuk Ijarah

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil obligasi dan sukuk ijarah akan digunakan untuk modal kerja proyek PTRO.​

Emiten Telko Berlomba di Lelang Spektrum 1,4 GHz, dari TLKM, ISAT, EXCL Hingga WIFI
| Selasa, 04 Maret 2025 | 11:12 WIB

Emiten Telko Berlomba di Lelang Spektrum 1,4 GHz, dari TLKM, ISAT, EXCL Hingga WIFI

Pemerintah diminta berhati-hati agar lelang tidak hanya menguntungkan segelintir pihak tanpa ada dampak nyata bagi pemerataan akses internet.

Pebisnis Minuman Beralkohol Sulit Dapat Izin Impor
| Selasa, 04 Maret 2025 | 10:15 WIB

Pebisnis Minuman Beralkohol Sulit Dapat Izin Impor

Setiap tahun para pebisnis mesti mengurus izin melalui sistem Inatrade di Kementerian Perdagangan (Kemendag)

Efisiensi Anggaran Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Keberlanjutan Investasi Swasta
| Selasa, 04 Maret 2025 | 10:15 WIB

Efisiensi Anggaran Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Keberlanjutan Investasi Swasta

Sederet perusahaan swasta sudah menyatakan komitmennya untuk terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Reksadana Dolar AS Pendapatan Tetap Menarik Untuk Dilirik
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:20 WIB

Reksadana Dolar AS Pendapatan Tetap Menarik Untuk Dilirik

Performa kinerja reksadana berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) alias offshore diproyeksi akan positif, seiring otot dolar AS yang menguat

Rupiah Punya Potensi Naik Lagi Pada Selasa (4/3)
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:17 WIB

Rupiah Punya Potensi Naik Lagi Pada Selasa (4/3)

Rupiah mengalami rebound terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (3/3), pasca terpuruk di akhir pekan.

Kupon ST014 di Dua Tenor Bisa Berada di Kisaran 6,1%-6,85%
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:13 WIB

Kupon ST014 di Dua Tenor Bisa Berada di Kisaran 6,1%-6,85%

Pemerintah akan kembali meluncurkan obligasi ritel. Adalah Sukuk Tabungan (ST) seri ST014, yang akan dirilis pada 7 Maret 2025. 

Harga Batubara Menekan ADMR, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?
| Selasa, 04 Maret 2025 | 07:10 WIB

Harga Batubara Menekan ADMR, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?

Pelemahan harga batubara berdampak pada kinerja keuangan dan saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) 

INDEKS BERITA

Terpopuler