Tambah Kapal, Pelita Samudera Shipping Incar Volume Kargo Hingga 2,2 Metrik Ton

Rabu, 30 Januari 2019 | 08:35 WIB
Tambah Kapal, Pelita Samudera Shipping Incar Volume Kargo Hingga 2,2 Metrik Ton
[]
Reporter: Anastasia Lilin Y, Ika Puspitasari | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambahan kapal kembali menjadi agenda bisnis PT Pelita Samudera Shipping Tbk pada tahun ini. Selain membeli, mereka menambah armada kapal dengan cara menyewa.

Pada 25 Januari lalu, Pelita Samudera membeli satu kapal general cargo bernama MV. Maritime Newanda dari Newanda Navigation Company Incorporated of Panama senilai US$ 10,5 juta. Kapal buatan tahun 2005 itu, berupa bulk carrier dengan bobot 30.822 gross tonnage (gt) dan 18.103 net tonnage (nt).

Termin pembayaran pertama dalam tiga hari sejak perjanjian jual-beli diteken dengan besaran 10% dari total harga. Pembayaran 90% harga berikutnya pada saat serah-terima kapal. Seluruh anggaran berasal dari kas internal. "Tujuan pembelian kapal general cargo untuk meningkatkan kinerja dan menambah pendapatan usaha perusahaan," kata Imelda Agustina Kiagoes, Sekretaris Perusahaan PT Pelita Samudera Shipping Tbk, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/1).

Sementara kapal sewaan baru Pelita Samudera berupa kapal induk kelas handysize. Kapal bernama Dewi Ambarwati tersebut, memiliki kapasitas 32.000 deadweight tonnage (dwt) atau bobot mati. Sejak minggu pertama bulan ini, mereka memanfaatkannya untuk mengangkut batubara di Desa Bunati, Kalimantan Selatan.

Dengan bertambahnya kapal sewa tersebut, Pelita Samudera kini memiliki total armada kapal sebanyak 80 unit. Perinciannya, 38 kapal tunda, 37 kapal tongkang, tiga floating loading facilities (FLF) atau fasilitas muatan apung dan dua unit kapal induk kelas handysize. Sebagai perbandingan, tahun lalu mereka mengoperasikan total 77 unit kapal.

Pelita Samudera berharap bisa semakin mudah merealisasikan target volume kargo sekitar 1,8 juta metrik ton (mt) hingga 2,2 juta mt. Sebagai informasi, perusahaan berkode saham PSSI di BEI tersebut mendikasikan diri para pengangkutan batubara. Makanya, klien bisnis mereka adalah perusahaan batubara.

 

Capex lebih besar

Bukan tak mungkin jumlah kapal Pelita Samudera tadi masih akan bertambah. Pasalnya, tahun ini mereka menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 50 juta. Capex itu antara lain untuk membeli kapal tunda, kapal tongkang dan kapal induk.

Alokasi capex 2019 lebih besar ketimbang realisasi belanja tahun 2018. "Serapan belanja modal pada tahun lalu sebesar US$ 21 juta," ujar Imelda, dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Selasa (29/1).

Sejalan dengan itu, pada 25 Januari 2019 Pelita Samudera memperoleh pinjaman dari Citibank, N. A Cabang Jakarta senilai US$ 12 juta. Sebanyak US$ 10 juta merupakan revolving loan alias fasilitas pinjaman jangka pendek dengan jangka waktu 12 bulan. Utang itu untuk mendukung pendanaan jangka pendek.

Sementara pinjaman US$ 2 juta merupakan fasilitas pinjaman kontijensi dengan tenor 12 bulan. Pinjaman tersebut untuk fasilitas Letter of Credit (L/C), Standby Letter of Credit dan Guarantee.

Manajemen Pelita Samudera memastikan transaksi tersebut sudah memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 5 Desember 2018. "(Akan) berdampak positif demi kelangsungan usaha perusahaan," tutur Imelda dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (29/1)

Sepanjang sembilan bulan tahun lalu, Pelita Samudera mengantongi pendapatan dari enam lini usaha. Kontributor terbesar adalah muatan apung dan pengangkutan.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Investor Domestik Tambah Posisi di Sejumlah Sektor Saham pada Mei 2025
| Minggu, 08 Juni 2025 | 21:00 WIB

Investor Domestik Tambah Posisi di Sejumlah Sektor Saham pada Mei 2025

BRI Danareksa Sekuritas mencermati penambahan posisi investor domestik pada sejumlah sektor, terutama logam, otomotif, dan retail pada Mei 2025.

Berusaha Membuai Pasar dengan Pinjaman Tunai
| Minggu, 08 Juni 2025 | 20:05 WIB

Berusaha Membuai Pasar dengan Pinjaman Tunai

Bank digital berusaha menjaring debitur dengan cash loan.                                                    

Prospek Cerah dari Manfaat Teknologi Data Spasial
| Minggu, 08 Juni 2025 | 20:01 WIB

Prospek Cerah dari Manfaat Teknologi Data Spasial

Berbagai sektor industri termasuk institusi pemerintah bakal makin membutuhkan data spasial.                

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

INDEKS BERITA

Terpopuler