Tambah Modal, Bumi Serpong Damai (BSDE) Gelar Private Placement

Kamis, 11 Juni 2020 | 12:02 WIB
Tambah Modal, Bumi Serpong Damai (BSDE) Gelar Private Placement
[ILUSTRASI. Penjualan Rumah BSD: Pembangunan perumahan di BSD City, Tangerang Selatan, Rabu (5/2). Bumi Serpong Damai mencatat penjualan rumah sebanyak 1.803 unit atau senilai Rp3 triliun di tahun 2019. KONTAN/Baihaki/5/2/2020]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan properti milik Grup Sinarmas,  PT Bumi Serpong damai Tbk (BSDE) akan menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). BSDE berencana menerbitkan saham baru dari sisa simpanan (portepel) maksimal sebesar 1,92 miliar saham. 

Nilai penerbitan saham itu setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor dengan nominal saham Rp 100. Harga pelaksanaan aksi private placement ini belum ditetapkan. 

Baca Juga: Catatkan net buy Rp 176 miliar, IHSG menguat ke 5.081 pada akhir perdagangan sesi I

Namun, sesuai ketentuan, harga pelaksanaan paling sedikit 90% dari rata-rata harga penutupan saham dalam kurun waktu 25 hari bursa sebelum tanggal pencatatan saham. 

Dari informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (11/6), aksi korporasi ini akan dilaksanakan pada 18 Juni 2020 mendatang dan pencatatan di BEI pada 26 Juni 2020. Setelah penambahan modal, jumlah saham perusahaan akan meningkat menjadi 21,171 miliar saham, dari sebelumnya 19,246 miliar saham. 

Baca Juga: IHSG melemah 0,42% ke 4.896 pada akhir perdagangan sesi I hari ini

Melihat data RTI, jelang penutupan IHSG sesi pertama, Selasa saham BSDE masih turun 1,32% ke harga Rp 745 per saham. Saham BSDE cenderung melemah sepanjang tahun ini dengan penurunan 40,64%. Harga rata-rata saham BSDE dalam tiga bulan terakhir berada di level Rp 718 per saham. 

Sepanjang tahun ini, investor asing cenderung keluar dari saham BSDE. Total net sell investor asing di seluruh pasar mencapai Rp 610,65 miliar secara year to date (ytd). 

Di kuartal I 2020, kinerja BSDE masih tertekan. Laba bersih BSDE tercatat turun 58% menjadi sebesar Rp 259,65 miliar. Sementara penurunan pendapatan emiten properti ini mencapai 8,21% menjadi sebesar Rp 1,49 triliun.

Direktur BSDE Hermawan Wijaya menjelaskan, selain karena penurunan pendapatan, laba bersih BSDE susut karena naiknya beban operasional dan bunga serta adanya penyesuaian atas penerapan PSAK 71, 72 dan 73.

Baca Juga: Saham Penghuni Baru Indeks MSCI Berpotensi Menguat

Penerapan PSAK 72 terlihat pada pencatatan pendapatan produk komersial, yakni apartemen dan ruko yang turun 46,8% secara tahunan menjadi Rp 315 miliar di kuartal I-2020.

Sementara, penjualan produk residensial meningkat 29%.dari sebelumnya Rp 677 miliar pada kuartal I-2019. Hal ini karena pembelian rumah yang sudah dibayarkan secara penuh dan diserahterimakan kepada pembeli. 

Sementara itu, aset BSDE naik 10% dari Rp 5,66 triliun menjadi sebesar Rp 60,11 triliun. Kenaikan jumlah aset tersebut dikontribusikan dari akun kas dan setara kas sebesar Rp 10,42 triliun, atau naik 52% dibanding akhir 2019.

Bagikan

Berita Terbaru

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 12:24 WIB

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun

Kabar mengenai Patriot Bond Danantara pertama kali terungkap lewat akun instagram pribadi Tantowi Yahya (@tantowiyahyaofficial) tanggal 23 Agustus

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:47 WIB

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)

Penjualan nikel saprolit akan memberikan tambahan pendapatan potensial sekitar US$ 56 juta di paruh kedua 2025.

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:41 WIB

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025

Industri bank kustodian di Indonesia dapat belajar dari negara yang lebih maju seperti India dan Vietnam. 

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:43 WIB

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole

Berdasar rata-rata target harga berdasarkan konsensus analis, potensi kenaikan harga saham TLKM sudah terbatas.

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:12 WIB

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?

Masuknya Grup Djarum membuka peluang bagi RS Hermina (HEAL) untuk menggarap ratusan ribu karyawan yang berada di bawah konglomerasi tersebut.

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:54 WIB

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap

Anggaran tahun depan dipatok Rp 525 triliun, naik signifikan 46,65% dibanding 2025 yang sebesar Rp 358 triliun.

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:42 WIB

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan

Sepanjang Agustus 2025 berjalan, investor asing institusi lebih banyak menjual saham EMTK ketimbang akumulasi.

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan

Meski belanja perpajakan digelontorkan, kinerja industri pengolahan justru semakin menunjukkan tanda-tanda kelesuan. 

Upaya Jaring Pemasukan dari Kadar Gula Minuman
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:23 WIB

Upaya Jaring Pemasukan dari Kadar Gula Minuman

Pemerintah dan DPR sepakat menerapkan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada tahun 2026 

Kereta Khusus Petani-Pedagang Bakal Berefek Positif
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:10 WIB

Kereta Khusus Petani-Pedagang Bakal Berefek Positif

Kereta Petani-Pedagang dengan tujuan mengangkut hasil pertanian dan barang dagangan dari daerah pedesaan ke wilayah perkotaan.

INDEKS BERITA

Terpopuler