Tantangan EBT

Selasa, 18 Juli 2023 | 08:00 WIB
Tantangan EBT
[]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, di sela-sela The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023 yang berlangsung di ICE BSD, PT Pertamina meneken sejumlah kerjasama pengembangan bisnis energi baru dan terbarukan (EBT) dengan berbagai mitra strategis.

Bukan cuma Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga melakukan langkah serupa.

Tentu, apa yang Pertamina dan PLN lakukan untuk mempercepat akselerasi pengembangan EBT. Tidak hanya untuk bisnis kedua BUMN tersebut, tapi juga mendongkrak bauran EBT nasional yang baru 14,11% dari target 25% yang pemerintah tetapkan pada 2025.

Apalagi, di acara yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, pemanfaatan EBT masih sangat rendah, baru 0,5% dari total potensi yang ada di Indonesia. Dan, fakta ini memalukan.

Setidaknya ada beberapa tantangan dalam pengembangan EBT di Indonesia. Salah satunya, kelebihan pasokan listrik, terutama di Jawa. Menurut PLN, angka kelebihan pasokan listrik hingga akhir tahun lalu mencapai 6 gigawatt (GW).

Sejatinya, masih banyak daerah di Indonesia yang kekurangan pasokan setrum. Yang menjadi masalah, PLN tidak bisa menyalurkan kelebihan suplai ini ke seluruh penjuru negeri karena infrastruktur transmisi yang belum mendukung.

Tantangan lainnya, investasi pembangkit listrik berbasis EBT tidaklah murah dan mudah. Contoh, untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 1 megawatt (MW) saja, membutuhkan biaya US$ 2 juta. Angka ini dua kali lipat dari investasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). 

Tidak hanya itu, Kalla Group, misalnya, juga menginvestasikan Rp 2 triliun untuk pembangunan transmisi ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah sepanjang 250 kilometer (km). Kemudian, proses konstruksi PLTA Poso memakan waktu 12 tahun dan negosiasi harga jual listrik mencapai lima tahun.

Bukan cuma Kalla Group, proyek PLTA Kayan Cascade berkapasitas 9.000 MW juga menemui berbagai kendala, termasuk proses perizinan.

Pengurusan perizinan PLTA yang sedang dibangun PT Kayan Hydro Energy di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, ini memakan waktu 10 tahun. Sebab, ada 40 izin yang harus mereka ajukan.

Oleh karena itu, penyederhanaan proses perizinan akan memudahkan investor dalam melakukan pembangunan pembangkit EBT. Tentu, butuh juga insentif dari pemerintah biar keekonomian proyek energi bersih ini tetap menarik

Bagikan

Berita Terbaru

Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) Sebar Dividen Rp 67,53 Miliar
| Senin, 19 Mei 2025 | 22:05 WIB

Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) Sebar Dividen Rp 67,53 Miliar

Jumlah dividend payout ratio ini setara 10,81% dari laba bersih PANI tahun buku 2024 sebesar Rp 625,99 miliar.​

Pemerintah Ingin Tekan Impor BBM, Pertamina Dongkrak Kapasitas Kilang
| Senin, 19 Mei 2025 | 19:14 WIB

Pemerintah Ingin Tekan Impor BBM, Pertamina Dongkrak Kapasitas Kilang

Produksi BBM Kilang Pertamina Internasional pada tahun 2024 tercatat mencapai lebih dari 245 juta barel.

 Pemegang Saham CLEO, Bersiap Dapat Saham Bonus dari Keluarga Tanoko
| Senin, 19 Mei 2025 | 18:52 WIB

Pemegang Saham CLEO, Bersiap Dapat Saham Bonus dari Keluarga Tanoko

Manajemen PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) berencana membagikan saham bonus yang berasal dari tambahan modal disetor (agio saham).

Investor Lokal Ambil Alih Gerai GS Supermarket
| Senin, 19 Mei 2025 | 10:55 WIB

Investor Lokal Ambil Alih Gerai GS Supermarket

Produk-produk yang akan dijual pada merek baru ritel GS Supermarket setelah diambil alih akan sama yakni tetap berhubungan Korea Selatan.

ESG SSMS: Menjaga Biaya Sekaligus Menjaga Lingkungan
| Senin, 19 Mei 2025 | 10:26 WIB

ESG SSMS: Menjaga Biaya Sekaligus Menjaga Lingkungan

Strategi PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) untuk mengendalikan cost berlanjut di tahun 2025. Akankah berimbas pada investasi ESG?

ESG TLKM: Semakin Lincah Terapkan ESG dengan Strategi Anyar
| Senin, 19 Mei 2025 | 10:21 WIB

ESG TLKM: Semakin Lincah Terapkan ESG dengan Strategi Anyar

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) lebih lincah menerapkan ESG untuk bisnis berkelanjutan. Simak implementasi brand ESG barunya.

Profit 28,74%  Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (19 Mei 2025)
| Senin, 19 Mei 2025 | 08:59 WIB

Profit 28,74% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik (19 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (19 Mei 2025) 1 gram Rp 1.894.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,74% jika menjual hari ini.

Diversifikasi Bisnis ke Sektor Logam hingga Kuasi Reorganisasi akan Dorong Saham BUMI
| Senin, 19 Mei 2025 | 08:45 WIB

Diversifikasi Bisnis ke Sektor Logam hingga Kuasi Reorganisasi akan Dorong Saham BUMI

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tengah mengincar tambang bauksit dan pabrik alumina di Kalimantan Barat, dan tambang emas di Australia

Usai Bangun Bandara, Gudang Garam (GGRM) Suntik Dana ke Proyek Tol Kediri-Tulungagung
| Senin, 19 Mei 2025 | 08:21 WIB

Usai Bangun Bandara, Gudang Garam (GGRM) Suntik Dana ke Proyek Tol Kediri-Tulungagung

Jalan Tol Kediri-Tulungagung yang dibangun anak usaha GGRM memiliki total panjang 44,17 km dengan masa konsesi 50 tahun.

Kinerja Laba Bersih Emiten di Kuartal I-2025 Bervariasi, Sektor Mana yang Unggul?
| Senin, 19 Mei 2025 | 08:10 WIB

Kinerja Laba Bersih Emiten di Kuartal I-2025 Bervariasi, Sektor Mana yang Unggul?

Tekanan yang mulai berkurang, terutama dari global sebagai efek perang dagang berpotensi membantu kinerja emiten.

INDEKS BERITA

Terpopuler