Tantangan Kabinet Prabowo saat Geopolitik Memanas

Kamis, 03 Oktober 2024 | 05:19 WIB
Tantangan Kabinet Prabowo saat Geopolitik Memanas
[ILUSTRASI. TAJUK - Syamsul Ashar]
Syamsul Ashar | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Genderang perang antara Iran dengan Israel kembali bertalu. Iran merespon provokasi Israel, dengan meluncurkan ratusan roket ke Tel Aviv.

Tindakan ini sebagai aksi balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Abdel Salam Haniyeh di Tehran akhir Juli 2024 lalu, juga serangan ke Lebanon yang menewaskan pemimpin Hisbullah Hassan Nasrallah pekan lalu.

Memanasnya konflik Timur Tengah menjadi keprihatinan kita. Saat persoalan kemanusiaan rakyat Gaza Palestina akibat ulah Israel belum selesai, kini muncul persoalan baru, perang Hisbullah - Israel, dan kini mulai merembet ke Iran.

Kekhawatiran kita semua, konflik geopolitik bakal makin meluas karena setiap negara di kawasan ini ingin menggunakan hak untuk membela diri dari ancaman Israel atau sebaliknya Iran. Apalagi pejuang Houthi di Yaman kembali melancarkan serangan kepada kapal-kapal Barat yang melintas di Laut Merah. Tak pelak armada laut dan kapal induk penuh senjata pemusnah massal milik AS dan sekutunya mulai merapat di Laut Mediterania Laut Merah, dan mendekati Teluk Persia.

Perang Israel melawan negara-negara Timur Tengah berpotensi berubah menjadi perang antara Iran, -- bersama kekuatan proksi di Timur Tengah, seperti Houthi, Hisbullah, juga Hamas -- melawan AS dan sekutunya berdalih membela Israel. Jika kekhawatiran konflik geopolitik ini meluas, tentu berdampak buruk bagi semua negara.

Kita ingat saat kapal-kapal dagang yang melintas di Laut Merah mendapat gangguan, memaksa mereka memutar lewat Tanjung Harapan Afrika. Walhasil ongkos kargo makin mahal sehingga mengerek harga jual barang secara global. Atau saat misil Ukraina dan Rusia sekitar dua tahun silam berebut sasaran menghancurkan kapal-kapal gandum dan biji-bijian yang hendak diekspor. Dampaknya terasa langsung mengerek harga komoditas pangan global.

Kini serangan Iran ke Tel Aviv telah direspons dengan kenaikan harga minyak mentah hingga 3% dalam sehari. Ketidakpastian global juga menyulut kekhawatiran investor sehingga mereka beralih ke investasi berbasis dollar AS. Dampaknya kurs rupiah tertekan lagi.

Kalau berlanjut terus, tentu tekanan rupiah dan harga minyak akan mendorong biaya subsidi bahan bakar minyak. Potensi inflasi juga melambung tinggi dari kurs dan harga pangan. Ongkos mencetak utang pun bakal merangkak naik saat pasar penuh dengan ketidakpastian. Semoga kabinet baru siap menghadapi ketidaknormalan global ini.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kendati Menurun, Kinerja Bank Tetap Dinilai Positif
| Kamis, 23 Januari 2025 | 03:25 WIB

Kendati Menurun, Kinerja Bank Tetap Dinilai Positif

Di kuartal IV-2024, laba BNI hanya Rp 5,15 triliun, turun 8,23% dari kuartal sebelumnya. Nilai tersebut juga di bawah ekspektasi analis Bloomberg

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:48 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru

Emiten pengelola gerai Mitra10, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mendirikan entitas usaha baru, yakni PT Kairos Indah Sejahtera (KIS)..

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:43 WIB

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2

Melalui aksi stock split, nilai nominal saham SAMF akan berubah dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham setelah stock split.​

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:39 WIB

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025

Sederet emiten rumah sakit merencanakan berbagai aksi korporasi strategis pada tahun 2025. Mulai dari penerbitan obligasi hingga ekspansi.

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:38 WIB

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru

Sejumlah saham yang baru mencatatkan sahamnya di BEI (IPO) masuk UMA dan sempat digembok bursa/suspensi 

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:33 WIB

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal terlibat langsung dalam program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. 

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:18 WIB

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan

Kebijakan Trump diproyeksi bakal berdampak ke ekonomi global. Terutama negara-negara yang menjadi target Trump. 

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:07 WIB

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing

Tren pelemahan mata uang utama diperkirakan berlanjut karena kebijakan penerapan tarif masih tetap membayangi pasar.

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik

Derasnya arus net sell selama dua hari terakhir menjadi sinyal waspada bagi para investor di bursa saham. 

Masa Suram Saham Gudang Garam
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Masa Suram Saham Gudang Garam

Mencermati prospek kinerja dan harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun ini yang masih terus melemah 

INDEKS BERITA

Terpopuler