Target ORI021 Rp 15 Triliun, Pamornya Hanya Unggul dari Deposito

Selasa, 25 Januari 2022 | 04:50 WIB
Target ORI021 Rp 15 Triliun, Pamornya Hanya Unggul dari Deposito
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mulai kemarin menawarkan obligasi ritel seri ORI021. Pemerintah menargetkan bisa menjual SBN ritel perdana tahun ini hingga Rp 15 triliun. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman yakin, peminat masih cukup besar. Luky menyebut, besaran kupon atau imbal hasil ORI021 sebesar 4,9% dinilai menarik. 

Terlebih minimal pembelian ORI021 adalah Rp 1 juta dan maksimum Rp 2 miliar. "Generasi milenial jadi pembeli paling besar, sekarang 40%, dalam satu instrumen, pernah bahkan 50%," ujar Luky, kemarin. ORI021 ditawarkan hingga 17 Februari 2022.

Baca Juga: ORI021 dan Reksadana, Mana yang Lebih Menarik?

Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengungkapkan, imbal hasil ORI021 menarik jika dibandingkan tabungan atau deposito, yang masing-masing cuma memberi return 1% dan 3%. "Risikonya sama, nyaris nol," kata dia.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi punya pendapat berbeda. Potensi kenaikan suku bunga tahun ini akan membuat harga ORI021 di pasar sekunder menurun. Akibatnya ORI021 tidak menarik. 

Meski begitu, jika dibanding deposito, ORI021 masih lebih menarik lantaran potongan pajak lebih kecil, yakni 10% dibanding deposito 20%. "Dibanding reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, ORI021 kalah karena kedua reksadana tersebut punya tingkat imbal hasil yang lebih besar," imbuh Reza. 

Bila dilihat dari pergerakan Infovesta Fixed Income Fund Index, bisa disimpulkan return rata-rata reksadana pendapatan tetap mencapai 21,56% dalam tiga tahun terakhir. Sementara reksadana pasar uang naik 13,74%.

Tapi return tersebut sudah memperhitungkan pajak. Sedang return bersih ORI021 dalam tiga tahun hanya 14,7%, belum dipotong pajak. 

Baca Juga: ORI021 dan Reksadana, Mana yang Lebih Menarik?

Cuma, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyebut, besaran return reksadana juga akan bergantung pada momen pembelian. "Apakah di harga atas atau bawah," ujar Rudiyanto. 

Hitungan dia, dengan asumsi beli di awal tahun dan jual di akhir tahun, reksadana pendapatan tetap bisa memberi imbal hasil 3%-7% tahun ini. Sedang return reksadana pasar uang 2,5%-3,5%. 

Oleh karena itu, Rudiyanto menilai ORI021 masih bisa digunakan sebagai alternatif diversifikasi jika investor tidak memiliki kebutuhan likuiditas dalam tiga tahun. Risiko instrumen ini juga rendah.

Bagikan

Berita Terbaru

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel
| Rabu, 31 Desember 2025 | 20:14 WIB

Pasar Modal Indonesia 2025 Didominasi Investor Muda dan Ritel

Hingga 24 Desember 2025, KSEI mencatat jumlah investor pasar modal telah menembus 20,32 juta Single Investor Identification (SID).

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 19:01 WIB

Produsen Menahan Diri, Konsumen Mulai Optimistis: Gambaran Ekonomi 2025

Ekonomi Indonesia menunjukkan dua wajah yang berbeda. Produsen mulai bersikap lebih hati-hati saat keyakinan konsumen mulai membaik.

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik
| Rabu, 31 Desember 2025 | 17:27 WIB

IHSG Menguat 22,13%, Asing Net Sell Rp 17,34 Triliun Pada 2025, Prospek 2026 Membaik

IHSG menguat 22,13% di 2025, ditutup 8.646,94, didorong investor lokal. Asing net sell Rp 17,34 triliun.

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan
| Rabu, 31 Desember 2025 | 15:00 WIB

Saham ESSA Terkoreksi ke Area Support, Simak Prospek ke Depan

ESSA mulai menunjukkan sinyal yang semakin konstruktif dan menarik bagi investor dengan profil risiko lebih agresif.

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 14:05 WIB

2025, Kesepakatan Merger Akuisisi Sektor Keuangan Indonesia Capai Rp 9,21 triliun

Kesepakatan merger dan akuisisi di sektor keuangan melesat 56,3% secara tahunan, di saat total aktivitas merger dan akuisisi turun

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:50 WIB

Saham-Saham Paling Cuan dan Paling Jeblok Saat IHSG Naik 22% pada 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 22,13% sepanjang tahun 2025. IHSG ditutup pada level 8.646,94 pada perdagangan terakhir.

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:01 WIB

Nilai Kesepakatan Merger dan Akuisisi di Indonesia Merosot 72,1% di 2025

Nilai kesepakatan merger dan akuisisi yang terjadi sepanjang 2025 mencapai US$ 5,3 miliar, atau setara sekitar Rp 88,46 triliun

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)
| Rabu, 31 Desember 2025 | 13:00 WIB

Berhasil Breakout Resistance, Yuk Intip Prospek Saham Humpuss Maritim (HUMI)

Kombinasi pola pergerakan harga, indikator teknikal, serta strategi manajemen risiko menjadi faktor kunci yang kini diperhatikan pelaku pasar.

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026
| Rabu, 31 Desember 2025 | 11:00 WIB

Pendapatan Ritel Diproyeksi Tumbuh 8,7% di Tahun 2026

Fokus pemerintah pada belanja sosial, program gizi, serta stabilisasi harga kebutuhan pokok diyakini dapat memperbaiki likuiditas masyarakat.

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol
| Rabu, 31 Desember 2025 | 09:01 WIB

Perketat Peredaran Minuman Beralkohol

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2025                   

INDEKS BERITA

Terpopuler