Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Turun, Garuda (GIAA) Kurangi Rute Penerbangan

Kamis, 23 Mei 2019 | 07:00 WIB
Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Turun, Garuda (GIAA) Kurangi Rute Penerbangan
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memutuskan menutup sejumlah rute penerbangan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir imbas kebijakan penurunan tarif batas atas tiket pesawat yang diberlakukan pemerintah.

Garuda kembali menutup rute penerbangan Jakarta-London setelah liburan musim panas berakhir. Padahal, rute ini baru dibuka pada akhir tahun lalu.

Garuda juga akan mengurangi frekuensi penerbangan rute Jakarta-Amsterdam, dari enam kali menjadi tiga kali. Pengurangan frekuensi juga dilakukan untuk beberapa rute seperti Morotai, Maumere dan Bima.

Alasannya, beban biaya bahan bakar untuk penerbangan ke daerah terpencil lebih mahal 80% dibandingkan rute favorit. "Langkah ini dilakukan sebagai bentuk penghematan supaya tidak menggerus laba," ujar Pikri Ilham Kurniansyah, Direktur Niaga Garuda kepada KONTAN, Rabu (22/5).

Semakin banyak layanan rute, beban operasional penerbangan tentunya bertambah. Padahal, beban operasional penerbangan merupakan komponen terbesar total beban usaha Garuda.

Dari total beban usaha sebesar US$ 1,05 miliar pada kuartal pertama tahun ini, sebesar 59% atau setara US$ 618,99 juta merupakan beban operasional.

Jika diperinci lebih lanjut, biaya bahan bakar dan sewa pesawat merupakan komponen terbesar beban operasional. Nilainya masing-masing mencapai US$ 286,12 juta dan US$ 267,73 juta.

Melihat komponen beban tersebut, pengurangan atau bahkan penutupan rute diharapkan mampu mengurangi imbas negatif. "Itu pilihan sulit, tapi perlu diambil supaya dapat mencapai target kinerja tahun ini," imbuh Pikri.

Berdasarkan RKAP 2019, Garuda menargetkan pertumbuhan pendapatan 33% menjadi US$ 5,81 miliar. Sementara, laba bersih ditargetkan meroket sebesar 176% menjadi US$ 13,88 miliar.

Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun melihat, dampak penurunan tarif batas atas terhadap GIAA terbatas. Sebab, sebelum kebijakan baru itu muncul, harga tiket tertinggi GIAA selama musim non-puncak sudah lebih rendah 80% dari batas atas.

"Jadi, kebijakan tersebut tidak akan berdampak ke harga tertinggi saat musim non-puncak," tulis Lee dalam risetnya per 22 Mei.

Penurunan batas atas harga tersebut membuat rentang antara harga full service carrier (FSC) dan penerbangan murah atau low cost carrier (LCC) menyempit. "Bagi sebagian penumpang, mereka akan lebih memilih FSC dari LCC karena perbedaan tarif yang tidak terlalu jauh," tambah Lee.

Dia masih mempertahankan rekomendasi buy saham GIAA dengan target harga hingga akhir tahun Rp 690.

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Masih Berpeluang Menguat Terbatas Pekan Ini, Waspadai Potensi Profit Taking
| Minggu, 04 Mei 2025 | 20:07 WIB

IHSG Masih Berpeluang Menguat Terbatas Pekan Ini, Waspadai Potensi Profit Taking

Pelaku pasar tengah menantikan rilis data pertumbuhan PDB kuartal I 2025 Indonesia yang diperkirakan tumbuh melambat. 

Saham BBRI Jadi Penopang IHSG di Tengah Aksi Jual Beli Investor Institusi Asing
| Minggu, 04 Mei 2025 | 16:25 WIB

Saham BBRI Jadi Penopang IHSG di Tengah Aksi Jual Beli Investor Institusi Asing

Mayoritas analis berdasar konsensus Bloomberg masih merekomendasikan beli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Bukan Hanya Terjangkau tapi Solusi Perubahan Iklim
| Minggu, 04 Mei 2025 | 14:00 WIB

Bukan Hanya Terjangkau tapi Solusi Perubahan Iklim

Kesadaran masyarakat menjaga lingkungan, memberi sentimen positif bagi platform jual beli barang bekas. 

Agar Para Pensiunan Bisa Hidup dengan Tenang
| Minggu, 04 Mei 2025 | 13:00 WIB

Agar Para Pensiunan Bisa Hidup dengan Tenang

Pengelola dana pensiun mereka ulang strategi investasi mereka tahun 2025. Tujuannya, agar tetap meraih imbal hasil positif.

Ekonomi Tak Pasti, Bisa Pilih Investasi di Luar Negeri
| Minggu, 04 Mei 2025 | 09:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Bisa Pilih Investasi di Luar Negeri

Ketidakpastian ekonomi di dalam negeri, membuat orang perlu diversifikasi portofolio. Salah satunya, investasi di luar negeri.

Profit 33,36% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (4 Mei 2025)
| Minggu, 04 Mei 2025 | 08:46 WIB

Profit 33,36% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (4 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (4 Mei 2025) 1 gram Rp 1.902.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,36% jika menjual hari ini.

Reksadana Sameday Redemption, Alternatif Parkir Dana yang Fleksibel
| Minggu, 04 Mei 2025 | 08:00 WIB

Reksadana Sameday Redemption, Alternatif Parkir Dana yang Fleksibel

Simak cara mengoptimalkan reksadana pasar uang dengan fasilitas sameday redemption di masa yang tidak menentu.  

Reksadana Sameday Redemption, Alternatif Parkir Dana yang Fleksibel
| Minggu, 04 Mei 2025 | 08:00 WIB

Reksadana Sameday Redemption, Alternatif Parkir Dana yang Fleksibel

Simak cara mengoptimalkan reksadana pasar uang dengan fasilitas sameday redemption di masa yang tidak menentu.  

Ragam Bentuk Berbagi Naik Angkutan Umum Bersama Komunitas
| Minggu, 04 Mei 2025 | 06:10 WIB

Ragam Bentuk Berbagi Naik Angkutan Umum Bersama Komunitas

Keberadaan transportasi umum menjadi pemantik terbentuknya komunitas transportasi. Mereka tidak hanya informasi, komunitas juga melakukan edukasi.

Perubahan Iklim Menambah Cuan Produk Asuransi Keberlanjutan
| Minggu, 04 Mei 2025 | 05:15 WIB

Perubahan Iklim Menambah Cuan Produk Asuransi Keberlanjutan

Perubahan iklim berbuah manis bagi industri asuransi. Kenaikan risiko terhadap lingkungan menambah produk asuransi terkait keberlanjutan.

 
INDEKS BERITA

Terpopuler