Tarif Listrik Flat, PLN Terbebani Naiknya Kebutuhan Batubara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun ini, beban yang dipikul PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bakal semakin berat. Selain tarif listrik yang tidak naik hingga tiga bulan ke depan, kebutuhan bahan batubara batubara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN diproyeksikan naik 5% menjadi 96 juta ton.
Dengan demikian, manajemen PLN akan mengeluarkan tambahan biaya untuk pembelian batubara.
Kepala Divisi Batubara PT PLN, Harlen, mengemukakan penyerapan batubara PLN pada tahun lalu sebesar 91,1 juta ton. Jumlah tersebut lebih rendah dari target yang dipatok sebesar 92 juta ton. Penyerapan batubara ini disesuaikan dengan konsumsi PLTU, sehingga dengan adanya proyeksi penambahan PLTU baru dari proyek 35.000 megawatt (MW) pada tahun ini, maka kebutuhan batubara PLN akan meningkat.
Harlen tidak menerangkan secara mendetail porsi penambahan batubara dari PLTU tersebut. Hanya saja, ia memberikan gambaran, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, rencana pasokan batubara akan ada di angka 23,6 juta ton. "Jadi kebutuhannya sekitar 7,5 juta sampai 8 juta ton per bulan," ungkap Harlen kepada KONTAN, Rabu (16/1).
Pada kuartal ketiga tahun lalu, beban usaha PLN terkait pembelian bahan bakar untuk kebutuhan pembangkit listrik mencapai Rp 101,87 triliun. Jumlah itu menanjak 19,45% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang sebesar Rp 85,28 triliun. Begitu pula beban pembelian tenaga listrik yang meningkat 13,50% year-on-year (yoy) menjadi Rp 60,61 triliun.
Bertambahnya kebutuhan batubara untuk kelistrikan PLN memang sudah diantisipasi oleh pemerintah. Meski belum menetapkan secara final, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah memproyeksikan adanya penambahan pasokan batubara dalam negeri alias domestic market obligation (DMO).
Berdasarkan perhitungan sementara, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, target produksi batubara nasional sepanjang tahun 2019 mencapai 479,83 juta ton.
Patokan DMO
Dari total produksi tersebut, pasokan batubara DMO pada tahun ini berpotensi menyentuh angka 128,08 juta ton. Jumlah itu setara 26,68% dari target produksi nasional. Adapun rencana DMO itu memperhitungkan peningkatan PLTU baru dari proyek listrik 35.000 MW dan peningkatan konsumsi listrik industri.
Menurut catatan KONTAN, di kuartal III 2018, PLN mencatatkan kerugian bersih senilai Rp 18,5 triliun.
Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto bilang, meski rugi, pada kuartal ketiga tahun lalu PLN mampu membukukan laba sebelum selisih kurs senilai Rp 9,6 triliun atau meningkat dibandingkan kuartal III 2017 yang mencapai Rp 8,5 triliun.
Dia bilang, kenaikan laba itu diperoleh atas meningkatnya penjualan. Di mana nilai penjualan tenaga listrik meningkat dari sebelumnya pada kuartal III 2017 mencapai Rp 181 triliun menjadi Rp 194,4 triliun di kuartal III 2018. "Kebijakan patokan DMO batubara cukup membantu peningkatan laba. PLN juga terus melakukan efisiensi," kata dia kepada KONTAN, kemarin.
Namun Sarwono enggan menjelaskan terkait efisiensi yang dilakukan PLN. Satu hal yang pasti, saat ini volume penjualan listrik PLN tumbuh year on year (yoy) dari sebelumnya mencapai 165,1 terra watt hour (TWh) menjadi 173 TWh.