Tata Niaga Gula

Jumat, 01 November 2024 | 04:06 WIB
Tata Niaga Gula
[ILUSTRASI. Yuwono Triatmodjo]
Yuwono Triatmodjo | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak sedikit komentar miring terhadap aksi Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan dan mengumumkan Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong) sebagai tersangka kasus dugaan korupsi izin impor gula di Kementerian Perdagangan tahun 2015-2016.

Tom Lembong bersama Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) berinisial CS, kini menghuni Rutan Salemba setelah ditetapkan menjadi tersangka pada Selasa (8/10).

Tercatat selama periode tahun 2015 hingga tahun 2024, sudah lima orang menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Jika diukur dari sisi realisasi, periode Tom Lembong yang menjabat pada tahun 2015-2016 (setahun) jumlahnya tercatat hanya sebanyak 5 juta ton.

Dengan periode jabatan yang sama (setahun), jumlah impor gula yang dilakukan oleh Agus Suparmanto Menteri Perdagangan periode 2019-2020 bahkan mencapai angka 9,5 juta ton. Sementara era Enggartiasto Lukita (2016-2019) mengimpor 15 juta ton, Muhammad Luthfi (2020-2022) 13 juta ton, dan Zulkifli Hasan (2022-2024) mengimpor sebanyak  18 juta ton.

Apakah Kejaksaan Agung juga menjadikan keempat mantan Menteri Perdagangan lainnya menjadi target pemeriksaan soal impor gula pada eranya masing-masing?

Hal selanjutnya akan semakin menarik. Sebab, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Abdul Qohar mengatakan, konstruksi perkara kasus Tom Lembong ini karena Tom Lembong meneken izin impor gula kristal mentah sebanyak 105.000 ton kepada PT AP pada tahun 2015.

Bila PT AP yang dimaksud adalah  PT Angels Products, maka hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI atas Kementerian Perdagangan tahun 2017 perlu kita simak.

Dalam dokumen itu dinyatakan bahwa penerbitan izin impor gula kristal mentah (GKM) tahun 2015 terkait dengan Induk Koperasi (Inkop) Kartika. Inkop Kartika adalah koperasi di lingkungan TNI Angkatan Darat.

Berdasarkan pemeriksaan BPK disebutkan bahwa Ketua Umum Inkop Kartika meminta Kemendag agar PT Angel Products dapat diberikan izin impor GKM sebanyak 105.000 ton, sebagai pengganti dari GKM yang telah digunakan dalam operasi pasar. Namun izin impor yang diterbitkan oleh Kemendag adalah sebanyak 100.000 ton.

Pertanyaannya, apakah Kejagung juga telah memeriksa Inkop Kartika seperti tercantum dalam laporan BPK 2017, yang meminta menunjuk PT AP sebagai importir?

Selanjutnya: Perbankan Berlomba Menggenjot Mobile Banking

Bagikan

Berita Terbaru

Daya Beli Lesu dan Kelas Menengah Turun, Kinerja Emiten Moderat, Langkah Bursa Berat
| Jumat, 01 November 2024 | 07:29 WIB

Daya Beli Lesu dan Kelas Menengah Turun, Kinerja Emiten Moderat, Langkah Bursa Berat

Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga komoditas dan penurunan kelas menengah menekan IHSG

Institusi Negara Punya Cara Berbeda Mengelola Dapen
| Jumat, 01 November 2024 | 07:25 WIB

Institusi Negara Punya Cara Berbeda Mengelola Dapen

Sejumlah institusi negara memilih mengelola dana pensiun (dapen) sendiri dengan mendirikan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK). ​

Kinerja Acset Indonusa (ACST) Tertekan Biaya Operasional
| Jumat, 01 November 2024 | 07:15 WIB

Kinerja Acset Indonusa (ACST) Tertekan Biaya Operasional

ACST membukukan kenaikan pendapatan di kuartal III-2024 meski demikian kerugian perusahaan ini membengkak.

Pengusutan Korupsi Dugaan Impor Gula Perlu Diperluas
| Jumat, 01 November 2024 | 07:00 WIB

Pengusutan Korupsi Dugaan Impor Gula Perlu Diperluas

Merunut benag kusut tata niaga dan dugaan korupsi impor gula  yang menjerat Thomas Trikasih Lembong (II/habis).

Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini di Tengah Musim Rilis Laporan Keuangan
| Jumat, 01 November 2024 | 04:32 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini di Tengah Musim Rilis Laporan Keuangan

Di tengah musim rilis kinerja kuartal III-2024, beberapa saham emiten ini dinilai layak koleksi. Berikut beberapa di antaranya:

Pemerintah Memperketat Data Penerima Subsidi
| Jumat, 01 November 2024 | 04:11 WIB

Pemerintah Memperketat Data Penerima Subsidi

Sinkronisasi data untuk penerima subsidi antar instansi terkait akan dipimpin Badan Pusat Statistik (BPS).

Ramai-Ramai Mengawal Ketahanan Pangan
| Jumat, 01 November 2024 | 04:10 WIB

Ramai-Ramai Mengawal Ketahanan Pangan

Pemerintah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan  untuk tahun 2025 yang mencapai Rp 139,4 triliun.

Emas Masih Menjadi Pilihan Teraman nan Menguntungkan
| Jumat, 01 November 2024 | 04:10 WIB

Emas Masih Menjadi Pilihan Teraman nan Menguntungkan

Harga emas spot dan emas batangan mencetak rekor tertinggi berkali-kali di tengah ketidakpastian ekonomi global

Laba Emiten Multifinance Masih Tertekan
| Jumat, 01 November 2024 | 04:06 WIB

Laba Emiten Multifinance Masih Tertekan

Laba mayoritas emiten multifinance menurun hingga kuartal III-2024 karena tertekan kenaikan beban dan efek daya beli.

Tata Niaga Gula
| Jumat, 01 November 2024 | 04:06 WIB

Tata Niaga Gula

Apakah Kejagung juga menjadikan keempat mantan Menteri Perdagangan lainnya menjadi target pemeriksaan soal impor gula pada eranya masing-masing?

INDEKS BERITA

Terpopuler