Tekanan Eksternal Hingga Inflasi Domestik Kerek Risiko Investasi

Kamis, 25 Agustus 2022 | 04:25 WIB
Tekanan Eksternal Hingga Inflasi Domestik Kerek Risiko Investasi
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi investor terhadap risiko berinvestasi di Indonesia cenderung meningkat. Ini terlihat dari pergerakan credit default swap (CDS) dalam negeri. 

Kemarin, CDS tenor lima tahun memang turun 2,37% dari hari sebelumnya, jadi 108,64. Tapi sebelumnya, di Senin (22/4), CDS tenor lima tahun sempat berada di 113,97, level tertinggi dalam kurun sekitar tiga pekan. 

CDS tenor 10 tahun pada Selasa (23/8) juga mulai turun 3,12% ke 188,11. Tapi sehari sebelumnya, CDS tenor 10 tahun ini ada di level 194,19, tertinggi tiga pekan.

Baca Juga: CDS Naik, Begini Prospek Pasar Obligasi Indonesia

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki menilai kondisi fundamental Indonesia dan dukungan investor lokal yang cukup kuat membuat CDS kembali menurun. Tapi, dalam sepekan tren CDS memang masih naik. 

Menurut Gama, kenaikan CDS terjadi karena kekhawatiran investor asing yang membuat capital outflow selama seminggu terakhir. "Tapi pasar cukup terjaga," ujar dia, Rabu (24/8). 

Gama menilai, kenaikan CDS yang terjadi cuma bersifat sementara, karena investor cenderung berjaga-jaga dan khawatir dengan kondisi perekonomian ke depan. "CDS masih ada kemungkinan tertekan tetapi dukungan dari lokal masih akan cukup kuat," papar Gama.

Fixed Income Analyst Mirae Asset Sekuritas Dhian Karyantono mengatakan, kenaikan CDS Indonesia juga terjadi seiring kenaikan US Treasury tenor 10 tahun dan indeks dollar Amerika Serikat (AS). Yield US treasury tenor 10 tahun kemarin berada di level 3,09%. 

Ini level tertinggi dalam enam tahun terakhir. Begitu pula indeks dollar AS yang berada di 109,08. Ini adalah level tertinggi indeks dollar AS sejak 20 tahun terakhir. 

Kenaikan CDS juga merupakan bentuk antisipasi pelaku pasar jelang simposium ekonomi Jackson Hole. Dalam gelaran ini, Gubernur The Fed diperkirakan mempertahankan nada hawkish terkait tren kenaikan bunga acuan AS. 

Sementara itu, di dalam negeri juga ada tekanan atas potensi kenaikan harga BBM. Kondisi ini bisa meningkatkan inflasi dalam negeri. 

Tapi keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek bunga acuan menjadi 3,75% dianggap positif. Menurut Dhian, selain mampu meredam inflasi, kenaikan bunga juga mampu menjaga volatilitas rupiah. 
Dhina memperkirakan, CDS masih akan tertekan hingga November 2022. CDS 5 tahun akan berada di area 90-130. 

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan juga menyebut jika CDS akan kembali bergerak stabil jika inflasi mulai melandai. Dia menyarankan investor mulai masuk ke instrumen pasar uang, yang menikmati sentimen positif bunga tinggi. 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang
| Rabu, 31 Desember 2025 | 08:45 WIB

Akses Mineral Kritis untuk AS Belum Imbang

AS bakal mendapatkan keuntungan strategis sementara RI hanya mendapat pembebasan tarif              

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:48 WIB

Bangun Kosambi (CBDK) Suntik Modal Dua Anak Usaha Rp 2,79 Triliun

PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mengumumkan dua transaksi afiliasi dengan nilai total Rp 2,79 triliun.

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:45 WIB

Hari Terakhir Tahun 2025, Mayoritas Bursa Asia Diprediksi Bergerak Mendatar

Pergerakan pasar dipengaruhi kombinasi profit taking akhir tahun.Kewaspadaan jelang rilis PMI China, serta risiko geopolitik.

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:44 WIB

Darma Henwa (DEWA) Raih Kredit Jumbo Rp 5 Triliun Dari BBCA dan BMRI

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 5 triliun. 

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:39 WIB

Genjot Laba 2026, Aracord Nusantara (RONY) Siap Transformasi Bisnis

Transformasi mencakup penguatan bisnis energi dan logistik, khususnya yang berkaitan dengan elektrifikasi alat angkut di sektor pertambangan. ​

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:32 WIB

BLT Cuma Pendongkrak Daya Beli, Efeknya Ke Emiten Konsumer dan Ritel Masih Mini

Emiten konsumer dan ritel tak bisa berharap banyak pada dampak bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 900.000 yang dikucurkan pemerintah. 

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:15 WIB

Prospek Perbankan 2026: Masih Sulit Lepas dari Bayang-Bayang Perlambatan Ekonomi

Ekonom memprediksi penyaluran kredit di tahun 2026 berpotensi tumbuh 9%, di atas proyeksi target tahun ini

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mengebut Pembangunan Huntara di Sumatra

Hingga akhir Desember 2025, tercatat sebanyak 47.149 unit rumah mengalami rusak berat akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, dan Sumatra

Pro Kontra Aturan Kawasan Tanpa Rokok
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:05 WIB

Pro Kontra Aturan Kawasan Tanpa Rokok

Sektor perhotelan dan restoran merupakan sektor strategis dan padat karya di Jakarta sehingga kebijakan KTR perlu dirancang secara realistis

Penerbangan  ke Bali Menanjak
| Rabu, 31 Desember 2025 | 07:01 WIB

Penerbangan ke Bali Menanjak

Pergerakan pesawat harian mencapai 467 penerbangan, atau meningkat 10,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

INDEKS BERITA

Terpopuler