Tekanan Menguat, Investor Terbesar Lego Puluhan Juta Saham Emiten Nikel Ini

Senin, 16 September 2019 | 08:57 WIB
Tekanan Menguat, Investor Terbesar Lego Puluhan Juta Saham Emiten Nikel Ini
[ILUSTRASI. PT Central Omega Resources Tbk DKFT]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadap harga saham PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) makin menguat.

Ini seiring aksi jual saham yang dilakukan investor terbesar di emiten nikel tersebut.

Pada 12 September 2019, berdasar laporan kepemilikan efek 5% atau lebih, PT Jinsheng Mining menjual 20 juta saham DKFT. 

Usai transaksi tersebut, kepemilikan Jinsheng Mining di DKFT sebesar 77,61%, turun dari 77,97% dari posisi sehari sebelumnnya.

Transaksi tersebut sepertinya berlangsung di pasar reguler. 

Baca Juga: Central Omega (DKFT) Siapkan Strategi Hadapi Larangan Ekspor NIkel

Sebab, berdasar penelusuran KONTAN pada 12 September 2019, tidak ada transaksi yang berlangsung di pasar negosiasi.

Hari itu, Korea Investment & Sekuritas Indonesia menjadi penjual terbanyak saham DKFT.

Yakni sebanyak 34,235 juta saham senilai total Rp 8,8 miliar, dengan harga jual rata-rata Rp 255 per saham.

Baru mengukir rekor tertinggi

Saham DKFT sempat menggapai rekor harga tertinggi sepanjang tahun ini di Rp 308 per saham pada 14 Agustus 2019.

Namun, alih-alih melanjutkan pola uptrend, hari-hari berikutnya saham emiten ini malah langsung terkoreksi.

Nah, aksi jual yang dilakukan Jinsheng Mining pun menambah tekanan terhadap harga saham DKFT.

Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (13/09) saham DKFT longsor 4% ke Rp 240 per saham.

Dus, dihitung dari rekor harga tertinggi di Rp 308 per saham, DKFT sudah terkoreksi 22,08%.

Dari sisi fundamental, DKFT terpapar larangan ekspor bijih nikel mulai 1 Januari 2020 mendatang.

DKFT mulai masuk ke industri pertambangan bijih nikel sejak 2008 dan mengekspor komoditas tersebut sejak 2011.

Baca Juga: Larangan ekspor nikel dipercepat, Pefindo naikkan peringkat Aneka Tambang (ANTM)

Pada 2018, DKFT menjual 231.769 ton bijih nikel ke pembeli domestik. 

Sementara penjualan ekspor tercatat sebesar 165.465 ton.

Nah, menyusul larangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kontribusi ekspor bijih nikel ke kinerja DKFT bakal hilang.

Kabar baiknya, Central Omega telah memiliki dan mengoperasikan smelter feronikel. 

Tahun lalu perusahaan itu memproduksi  46.841 ton feronikel dengan penjualan sebanyak 43.797 ton.

Saat ini perusahaan tersebut menggadang rencana pembangunan smelter feronikel tahap dua.

Pembangunan fasilitas pengolahan berkapasitas 200.000 metrik ton tersebut saat ini sedang berada dalam tahap studi kelayakan.

Oh ya, sampai sekarang DKFT belum menyampaikan laporan keuangan per 30 Juni 2019.

Alasannya, laporan keuangan tersebut tengah diaudit dan baru akan disampaikan paling lambat 30 September 2019.

Bagikan

Berita Terbaru

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?
| Kamis, 20 November 2025 | 08:15 WIB

Agresif Menambah Armada, Seberapa Menarik Saham MBSS Untuk Dilirik?

Kinerja MBSS diprediksi membaik dengan penambahan kapal. Diversifikasi ke nikel dan utilisasi armada jadi sorotan.

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik
| Kamis, 20 November 2025 | 07:50 WIB

Ekspansi RAJA Kian Agresif di Bisnis Energi, Lewat Jalur Organik dan Non-Organik

Seiring rencana akuisisi dan pendirian anak usaha, ekspektasi terhadap saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tetap terjaga. 

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham
| Kamis, 20 November 2025 | 07:34 WIB

BEI Mengkaji Penyesuaian Efek Redenominasi Rupiah Ke Pasar Saham

Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji dampak penerapan redenominasi rupiah terhadap perdagangan saham.

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat
| Kamis, 20 November 2025 | 07:33 WIB

Menakar Prospek Saham BNGA Seiring Kinerja Keuangan yang Diprediksi Makin Sehat

Mulai tahun buku 2024, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA( telah menaikkan dividend payout ratio (DPR) menjadi 60%.

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium
| Kamis, 20 November 2025 | 07:32 WIB

ADMR Ekspansi Smelter Aluminium

PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) akan mengoperasikan smelter aluminium fase pertama berkapasitas 500.000 ton per tahun

Setoran PNBP TINS Meningkat di Kuartal III
| Kamis, 20 November 2025 | 07:25 WIB

Setoran PNBP TINS Meningkat di Kuartal III

TINS tidak hanya menjalankan peran sebagai penghasil produk mineral strategis, tetapi juga memastikan  dampak nyata bagi negara.

DEPO Siapkan Strategi Bisnis di Tahun 2026
| Kamis, 20 November 2025 | 07:22 WIB

DEPO Siapkan Strategi Bisnis di Tahun 2026

Perseroan melihat momentum ini sebagai peluang untuk meningkatkan penjualan ritel bahan bangunan, sekaligus memperluas basis pelanggan.

Ubah Skema Pembayaran, Angkat Beban Pertamina & PLN
| Kamis, 20 November 2025 | 07:16 WIB

Ubah Skema Pembayaran, Angkat Beban Pertamina & PLN

Kebijakan ini barang tentu bisa memperbaiki arus kas Pertamina dan PLN, sekaligus mengurangi beban pembiayaan jangka pendek.

Bisnis Banyak Tantangan, United Tractors Tbk (UNTR) Revisi Target Penjualan
| Kamis, 20 November 2025 | 07:13 WIB

Bisnis Banyak Tantangan, United Tractors Tbk (UNTR) Revisi Target Penjualan

Ekspansi pada sektor pertambangan emas dan nikel maupun EBT akan jadi fokus UNTR ke depan lantaran memberikan ketahanan terhadap siklus batubara.

Saham Legendaris Masih Laris Manis
| Kamis, 20 November 2025 | 07:06 WIB

Saham Legendaris Masih Laris Manis

Dalam sebulan terakhir, saham-saham legendaris yang dulu jadi primadona di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbang tinggi.

INDEKS BERITA

Terpopuler