Terimbas Pelambatan Global, Performa Emiten Tambang Mulai Melambat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal turunnya performa sektor batubara kian terlihat. Kinerja keuangan emiten di sektor tersebut mulai melambat.
PT Indika Energy Tbk (INDY) misalnya. Perusahaan ini mencatat penurunan laba bersih sebesar 61% menjadi US$ 40,5 juta kuartal I lalu. Padahal, periode yang sama tahun 2018, laba bersih INDY tercatat US$ 103,8 juta.
Penurunan tersebut terjadi seiring dengan penurunan pendapatan mencapai 22,3% menjadi US$ 409,9 juta. Penurunan ini tak lepas dari penurunan harga batubara. "Akibatnya harga jual rata-rata turun 19% menjadi US$ 45,7 per ton," ujar Direktur INDY, Azis Armand, Kamis (25/4).
Tekanan pada kinerja kian membesar setelah volume penjualan INDY turut mengalami penurunan sebesar 4,2% menjadi 9 juta ton.
Hal serupa juga dialami emiten pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Rata-rata harga jual batubara di kuartal pertama tahun ini turun 13% secara tahunan menjadi US$ 772.044 ton.
Akibatnya, pendapatan di periode tersebut turun 7% menjadi Rp 5,34 triliun. Bahkan, laba bersih PTBA turun 21% menjadi Rp 1,14 triliun.
Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su mengatakan, secara sektoral saat ini sektor tambang kurang menarik. Ini karena tengah terjadi perlambatan ekonomi secara global.
Setali tiga uang, Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, pelemahan ekonomi global berimbas pada turunnya permintaan komoditas. Alhasil, suplai berlebih di pasaran membuat harganya tertekan. "Kami sarankan wait and see dahulu," ujar Hans.
Sementara, Robertus Yanuar Hardy, analis Kresna Sekuritas, melihat, perang dagang memang menjadi kunci. Jika negosiasi antara Amerika Serikat (AS) dan China berjalan lancar, harga bakal segera membaik, bahkan di periode kuartal kedua.
Dia masih merekomendasikan mengakumulasi saham PTBA dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Target harga keduanya masing-masing di Rp 4.600 dan Rp 32.000 per saham.