Tetap Selektif Memilih Saham Emiten Kabel

Selasa, 14 Mei 2019 | 07:18 WIB
Tetap Selektif Memilih Saham Emiten Kabel
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kabel mencatat kinerja positif selama kuartal I-2019. Namun, hanya beberapa emiten yang cukup menarik bagi investor.

Ambil contoh PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI). Perusahaan ini mencatat pertumbuhan pendapatan 15,5% menjadi Rp 1,02 triliun. Labanya juga melonjak 199,5% menjadi Rp 114,98 miliar.

Sedangkan PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk (SCCO) mencatat pertumbuhan pendapatan 17,29% menjadi Rp 1,37 triliun. Labanya naik 10,43% menjadi Rp 92,90 miliar.

Lonjakan kinerja fantastis juga dicatatkan PT Voksel Electric Tbk (VOKS). Laba VOKS naik 407,5% menjadi Rp 78,36 miliar.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menyebutkan, kinerja emiten kabel sudah sesuai dengan ekspektasi pasar. "Pertumbuhan rasio return on equity (ROE) dan net profit margin (NPM) emiten kabel masing-masing sebesar 12,97% dan 6,88%. Angka tersebut cukup menunjukkan kinerja yang baik," kata Sukarno, Senin (13/5).

Tapi, kenaikan kinerja bukan modal satu-satunya agar saham diminati investor. Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana melihat, kapitalisasi pasar emiten kabel tidak besar, serta valuasi saham emiten terlampau tinggi. Transaksi harian pun tak terlalu ramai.

KBLI tercatat menjadi emiten yang paling banyak diperdagangkan. Kemarin, volume yang diperdagangkan 112 juta, sebanyak 4.688 kali. Sedangkan SCCO diperdagangkan 12 kali saja, dengan volume perdagangan 8.700 unit saham.

"Dengan faktor-faktor tersebut, saham kabel tidak feasible, terutama untuk para fund manager yang memiliki dana besar," kata Wawan.

Senada, Sukarno melihat, tak semua saham kabel layak diburu. Rekomendasinya untuk KBLI dan VOKS lantaran rasio profitabilitasnya tinggi. KBLI juga dia nilai memiliki price to earning ratio (PER) cukup murah di 6,24 kali.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menekankan kinerja emiten kabel masih bergantung pada proyek PLN. Menurut dia, saham kabel menarik dalam jangka waktu pendek hingga menengah, seiring dengan proyek listrik yang masih gencar digarap.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler