Tetiba Ekonomi Hijau

Kamis, 04 November 2021 | 09:00 WIB
Tetiba Ekonomi Hijau
[]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lawatan Presiden Joko Widodo ke Roma Italia  berlanjut ke Glasgow Skotlandia  sepekan terakhir  cukup menyita perhatian.

Tidak hanya kita di Indonesia tapi juga perhatian dunia internasional lantaran Indonesia mulai Desember 2021 mendatang resmi menjadi presidensi 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia G20.

Yang menjadi perhatian kita semua tentu bukan keakraban pemimpin dunia dengan Presiden Joko Widodo semata. Lebih dari itu, kita semua berharap Presiden membawa oleh-oleh nyata dari kunjungan kerja ke luar negeri tersebut, yakni kebijakan global yang menguntungkan bagi kepentingan Indonesia.

Sebagai presidensi G20 Indonesia bersama dengan negara-negara pasar dari korporasi digital global punya kepentingan sama untuk bisa memungut pajak penghasilan mereka dari wilayah masing-masing.

Pekerjaan besar ke depan adalah untuk bisa memastikan kesepakatan global pemajakan perusahaan digital ini bisa diimplementasikan.

Sementara dari Konfrensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) yang membahas Perubahan Iklim (COP26), Indonesia mendapatkan puja-puji karena mampu mengerem deforestasi.

Tentu kita masih ingat 12 tahun lalu Indonesia bersemangat menanggapi tawaran Norwegia untuk mendanai program deforestasi dan pengurangan emisi karbon. Tapi sayang janji itu tidak terealisasi sehingga Indonesia membubarkan satuan tugas Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD +) yang bertugas mengawal program ini.

Serasa mengulang 12 tahun lalu, kini Indonesia menyampaikan komitmen untuk mengurangi emisi karbon lebih agresif. Kali ini bukan dari deforestasi dan lahan gambut, melainkan mempercepat pensiun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara.

Ongkos komitmen ini tidak kecil.  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi untuk memensiunkan pembangkit batubara berkapasitas 5,5 megawatt butuh dana  US$ 25 miliar- US$ 30 miliar atau setara Rp 428 triliun.

Hitungan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara butuh dana Rp 3.500 triliun untuk memensiunkan seluruh pebangkit batubara. Padahal Walhi mencatat berdasarkan RUPTL hingga 2030 Indonesia  akan membangun  pembangkit batubara 13,8 gigawatt.

Kita perlu memastikan jangan sampai komitmen pendanaan negara maju, hanya untuk jualan pembangkit energi baru dan terbarukan pengganti PLTU batubara.             

Bagikan

Berita Terbaru

Skandal Laporan Keuangan eFishery Membuka Kesadaran Pentingnya Pengawasan Startup
| Kamis, 30 Januari 2025 | 10:10 WIB

Skandal Laporan Keuangan eFishery Membuka Kesadaran Pentingnya Pengawasan Startup

Indonesia memerlukan lembaga khusus yang fokus dalam mengawal perkembangan serta penerapan tata kelola yang baik di startup.

Menghitung Ulang Dampak Cukai MBDK ke Laba Bersih serta Saham ICBP, CMRY dan MYOR
| Kamis, 30 Januari 2025 | 08:58 WIB

Menghitung Ulang Dampak Cukai MBDK ke Laba Bersih serta Saham ICBP, CMRY dan MYOR

Penerapan cukai MBDK pada semester II 2025 diperkirakan akan memangkas EPS 2025 emiten konsumer sebesar 0,1%-0,7%

Saham BBCA Terkoreksi di Januari 2025, Simak Realisasi Kinerja dan Rekomendasinya
| Kamis, 30 Januari 2025 | 08:25 WIB

Saham BBCA Terkoreksi di Januari 2025, Simak Realisasi Kinerja dan Rekomendasinya

Tekanan yang dihadapi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di awal tahun ini diprediksi hanya berlangsung sementara.

Antisipasi Mudik Lebaran, Perbaikan Jalan Tol Dikebut
| Kamis, 30 Januari 2025 | 07:05 WIB

Antisipasi Mudik Lebaran, Perbaikan Jalan Tol Dikebut

Kementerian Pekerjaan Umum mulai mengerjakan perbaikan kerusakan jalan tol di beberapa ruas di Jawa Barat.

Sektor Otomotif Banyak Insentif, Prospek Astra (ASII) Semakin Positif
| Kamis, 30 Januari 2025 | 07:02 WIB

Sektor Otomotif Banyak Insentif, Prospek Astra (ASII) Semakin Positif

Kinerja penjualan mobil PT Astra International Tbk (ASII) pada tahun ini diprediksi tumbuh dibanding tahun lalu.

Pemerintah Beri Jaminan bagi Proyek Energi Hijau
| Kamis, 30 Januari 2025 | 07:00 WIB

Pemerintah Beri Jaminan bagi Proyek Energi Hijau

Pemberian jaminan oleh pemerintah terhadap proyek energi baru terbarukan tertuang dalam PMK Nomor 5 Tahun 2025.

Laba Bersih Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Turun 24% di 2024
| Kamis, 30 Januari 2025 | 06:48 WIB

Laba Bersih Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) Turun 24% di 2024

Pada 2024, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) membukukan pendapatan Rp 1,26 triliun, turun 0,62% dibanding  tahun 2023 sebesar Rp 1,27 triliun.​

Harga CPO Naik, Prospek Emiten Membaik
| Kamis, 30 Januari 2025 | 06:42 WIB

Harga CPO Naik, Prospek Emiten Membaik

Kinerja emiten minyak kelapa sawit CPO diprediksi bakal membaik pada tahun 2025. Penopangnya, harga CPO yang diprediksi masih dalam tren tinggi.

Ada Ancaman Startup AI Asal China, Begini Prospek Kripto Di Bulan Februari
| Kamis, 30 Januari 2025 | 06:37 WIB

Ada Ancaman Startup AI Asal China, Begini Prospek Kripto Di Bulan Februari

Optimisme kripto tak lepas dari sosok Trump. Pekan lalu presiden AS ke-47 itu menandatangani regulasi penyediaan cadangan aset kripto nasional.

Saham Emiten Pelat Merah Masih Bisa Merekah
| Kamis, 30 Januari 2025 | 06:35 WIB

Saham Emiten Pelat Merah Masih Bisa Merekah

Membedah prospek kinerja saham emiten IDX BUMN20, yang memiliki korelasi sangat erat dengan berbagai sentimen.​

INDEKS BERITA

Terpopuler