Tidak Lagi Aman

Sabtu, 20 Mei 2023 | 08:00 WIB
Tidak Lagi Aman
[]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang sejarah modern, aset dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) punya status yang istimewa. Aset dalam dolar AS lazim dipersepsikan sebagai pertaruhan yang aman.

Namun pandangan semacam itu mulai dipertanyakan sejak 2011. Pada tahun itu, Pemerintahan Presiden AS saat itu, Barack Obama harus melalui tawar menawar yang super ketat dengan Kongres untuk menaikkan batas nilai utang publik. 

Sedemikian alotnya perundingan, hingga UU yang memungkinkan batas utang naik, baru diteken Presiden Obama pada 2 Agustus,  beberapa jam saja sebelum negeri itu memasuki fase kehabisan uang. 

Kesepakatan perubahan batas utang yang datang terlambat menjadi alasan S&P, memangkas rating utang AS menjadi AA dari AAA yang merupakan kasta tertinggi. 

Saat itu S&P tidak menutup kemungkinan menurunkan lagi peringkat utang AS dengan memberikan prospek negatif. Meski, S&P tak melakukan pemangkasan lanjutan. 
Sedangkan dua lembaga pemeringkat lain, Fitch dan Moody's tidak mengutak-atik rating treasury, alias surat utang AS, dari AAA.

Keraguan atas status utang AS datang lagi saat ini. Pemicunya datang tak cuma dari ranah politik, tetapi juga dari kebijakan. 

Untuk yang pertama, persoalannya masih sama seperti 12 tahun lalu. Pemerintah AS harus melalui proses tawar menawar yang ketat dengan kongres seputar batas utang publik.

Dalam hitungan Pemerintah AS, utang publik mereka harus naik dari batasan saat ini, yaitu US$ 31,4 triliun, pada 1 Juni. Jika tidak, ada kemungkinan Pemerintah AS kesulitan melunasi tagihan.

Persoalan di ranah politik ini sangat mungkin selesai. Pada satu titik, banyak yang percaya pemerintah AS dan kongres akan mencapai kompromi.

Yang lebih berat adalah ancaman dari sisi ekonomi, terutama kiprah Fed yang agresif menaikkan bunga. Sejak Maret 2022 hingga Mei 2023, bunga acuan di AS, Fed Fund rate telah naik 500 basis poin ke kisaran 5,00%-5,25%.

Saat bunga acuan terungkit, harga treasury yang telah terbit bakal tergerus. Mekanisme koreksi semacam ini yang menjadi awal mula kejatuhan Silicon Valley Bank. Alih-alih  mendapatkan keamanan,  investasi di treasury malah mengikis nilai investasinya. 

SVB pun akan tercatat menjadi bank yang justru terperosok ke persoalan likuiditas gara-gara menimbun dananya di treasury yang selama ini dianggap aman.

Bagikan

Berita Terbaru

Surplus Solar, Produksi Avtur Digenjot
| Rabu, 17 Desember 2025 | 06:23 WIB

Surplus Solar, Produksi Avtur Digenjot

Pemerintah memproyeksikan akan menghentikan impor solar mulai 2026 sejalan dengan penerapan kebijakan B50 dan beroperasinya RDMP Balikpapan

Saham Bank Digital Naik Efek Rotasi Sektor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 06:20 WIB

Saham Bank Digital Naik Efek Rotasi Sektor

Sejumlah saham bank digital menguat dalam sebulan terakhir. Namun, analis menilai kenaikan itu hanya dipicu rotasi sektor di pasar saham,

Nusantara Infrastructure (META) Memanjangkan Ekspansi Bisnis
| Rabu, 17 Desember 2025 | 06:20 WIB

Nusantara Infrastructure (META) Memanjangkan Ekspansi Bisnis

META mengarahkan fokus pada penguatan jalan tol terintegrasi, pengembangan energi baru terbarukan, penyediaan air bersih, serta jasa kepelabuhan.

Saham Bank Kecil Kian Atraktif Bermodal Rencana & Cerita, Ini Risiko dan Peluangnya
| Rabu, 17 Desember 2025 | 06:18 WIB

Saham Bank Kecil Kian Atraktif Bermodal Rencana & Cerita, Ini Risiko dan Peluangnya

Analisis performa DNAR, BBYB, AGRS, BANK, AGRO serta rekomendasi selektif untuk investor emiten bank kecil.

Bank Meramu Berbagai Strategi demi Mengerek Porsi CASA
| Rabu, 17 Desember 2025 | 06:15 WIB

Bank Meramu Berbagai Strategi demi Mengerek Porsi CASA

Perbankan terus berupaya mendorong porsi dana murah sebagai bagian dari strategi memperkuat struktur pendanaan.​

Penambang Nikel Tuntut Keadilan Denda Hutan
| Rabu, 17 Desember 2025 | 06:13 WIB

Penambang Nikel Tuntut Keadilan Denda Hutan

Pebisnis nikel akan menyurati Presiden Prabowo untuk meminta penjelasan perihal denda yang dianggap tidak adil

Penanganan Bencana
| Rabu, 17 Desember 2025 | 06:10 WIB

Penanganan Bencana

Upaya menyelamatkan dan memulihkan kehidupan warga yang terdampak banjir dan longsor Sumatra harus menjadi prioritas.

Pertumbuhan Kinerja Rukun Raharja Tbk (RAJA) dari Ekspansi Bisnis
| Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB

Pertumbuhan Kinerja Rukun Raharja Tbk (RAJA) dari Ekspansi Bisnis

PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menjalankan akuisisi strategis di sektor konstruksi dan logistik migas yang akan meningkatkan kinerja

Upah Minimum 2026 Sudah Final
| Rabu, 17 Desember 2025 | 05:32 WIB

Upah Minimum 2026 Sudah Final

Pemerintah menetapkan indeks tertentu (alfa) upah minimum 2026 di rentang 0,5-0,9 dengan mempertimbangkan putusan MK

Lambannya Pendalaman Instrumen Pembiayaan Bencana
| Rabu, 17 Desember 2025 | 04:54 WIB

Lambannya Pendalaman Instrumen Pembiayaan Bencana

Kita perlu keberanian politik anggaran, karena sesungguhnya bencana alam tidak menunggu kesepakatan politik.

INDEKS BERITA