Tingkatkan Taruhannya di Metaverse, Microsoft Akuisisi Pembuat Game Call of Duty

Rabu, 19 Januari 2022 | 11:59 WIB
Tingkatkan Taruhannya di Metaverse, Microsoft Akuisisi Pembuat Game Call of Duty
[ILUSTRASI. call of duty]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Rekor nilai akuisisi di industri game kembali diperbarui. Tidak mau kalah langkah dalam mengantisipasi perkembangan bisnis virtual di masa mendatang, Microsoft Corp membeli Activision Blizzard seharga $68,7 miliar, atau setara Rp 988,2 triliun lebih.

Akuisisi yang diumumkan Microsoft pada Selasa (18/1) merupakan  kesepakatan all cash dengan nilai terbesar sepanjang sejarah. Pengambilalihan pembuat game ngetop Call of Duty itu meningkatkan amunisi Microsoft untuk bersaing di pasar videogaming yang sedang booming, yang kini dipimpin Tencent dan Sony.

Transaksi ini juga mencerminkan kiprah perusahaan multinasional Amerika Serikat itu pada metaverse, seperti yang sudah dilakukan oleh banyak pesaing terbesarnya. Istilah metaverse merujuk ke dunia online virtual di mana orang dapat bekerja, bermain, dan bersosialisasi,

“Game adalah kategori hiburan paling dinamis dan menarik di semua platform saat ini dan akan memainkan peran kunci dalam pengembangan platform metaverse,” kata Kepala Eksekutif Microsoft Satya Nadella.

 Baca Juga: Tips Jual NFT di OpenSea atau Marketplace Lain Cepat Laku, Penuhi 3 Syarat Ini

Microsoft menawar US$ 95 untuk tiap saham Activision, yang mencerminkan premi sebesar 45% dari harga penutupan Activision pada perdagangan Jumat lalu.

Saham Activision pada perdagangan Selasa, terakhir naik 26% menjadi US$ 82,10. Harga itu masih di bawah harga penawaran Microsoft, mencerminkan kekhawatiran pasar bahwa kesepakatan itu bisa nyangkut di tangan regulator.

Microsoft sejauh ini terhindar dari upaya pemantauan ketat, seperti yang dihadapi raksasa teknologi Google dan Facebook. Namun pembelian Activision akan menjadikannya sebagai perusahaan game terbesar ketiga di dunia.

Posisi itu akan menempatkan pembuat konsol gim Xbox di radar anggota parlemen, kata Andre Barlow dari firma hukum Doyle, Barlow & PLC Mazard. “Microsoft sudah besar dalam game,” kata Barlow.

 Baca Juga: Reli Harga Minyak Berlanjut di Pagi Ini (19/1), WTI Sentuh Level US$ 86,94 Per Barel

Sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan Microsoft harus menanggung semacam pinalti pembatalan hingga US$ 3 miliar ke Activision, jika gagal menuntaskan kesepakatan. Klausul semacam itu menunjukkan optimisme Microsoft untuk mendapatkan persetujuan antimonopoli.

Harga saham perusahaan yang kini mengandalkan platform komputasi awan Azure dan waralaba Outlook itu, terakhir turun 1,9%.

Kesepakatan itu terjadi di saat saham pembuat game "Overwatch" dan "Candy Crush” itu sedang lesu. Sebelum kesepakatan diumumkan, sahamnya telah merosot lebih dari 37% sejak mencapai rekor tertingginya tahun lalu. Penurunan harga saham itu membuntuti tuduhan pelecehan seksual terhadap karyawan dan perilaku tidak senonoh oleh beberapa manajer puncak perusahaan. 

Activision masih menangani tuduhan tersebut dan mengatakan pada hari Senin telah memecat, dan menawarkan pemberhentian dini ke lebih dari tiga lusin karyawan. Sejak Juli, Activision menyatakan telah mendisiplinkan 40 orang karyawan.

CEO Bobby Kotick, yang mengatakan Microsoft mendekatinya tentang kemungkinan buyout, akan melanjutkan sebagai CEO Activision setelah kesepakatan. Namun begitu akuisisi tuntas, Kotick diperkirakan akan hengkang dari Activision, demikian penuturan sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Dalam panggilan konferensi dengan para analis, bos Microsoft Nadella menyinggung pentingnya budaya di sebuah perusahaan, tanpa merujuk secara langsung ke skandal yang membayangi Activision.

"Sangat penting bagi Activision Blizzard untuk mendorong komitmen budaya yang diperbarui," kata dia. Ia menambahkan "keberhasilan akuisisi ini akan bergantung padanya."

Perusahaan analitik data Newzoo memperkirakan pendapatan pasar game global mencapai US$ 180,3 miliar sepanjang 2021, dan meningkat menjadi US$ 218,8 miliar pada 2024.

Baca Juga: Perusahaan Game Metaverse, Animoca Brands Meraup Pendanaan Baru Senilai US$ 360 Juta

Microsoft sudah memiliki tempat berpijak yang signifikan di sektor ini sebagai salah satu dari tiga besar pembuat gim konsol. Perusahaan itu telah melakukan sejumlah investasi selama beberapa tahun terakhir, termasuk mengakuisisi pembuat "Minecraft," Mojang Studios dan Zenimax dalam kesepakatan bernilai miliaran dolar.

Microsoft juga telah meluncurkan layanan game cloud populer, yang memiliki lebih dari 25 juta pelanggan.

Menurut Newzoo, pangsa pasar game Microsoft adalah 6,5% pada tahun 2020, dan akan meningkat menjadi 10,7% setelah akuisisi Activision tuntas.

Para eksekutif menyebut 400 juta pengguna aktif bulanan Activision sebagai salah satu daya tarik utama kesepakatan, dan betapa pentingnya komunitas ini dapat bermain dalam berbagai permainan metaverse yang disiapkan Microsoft.

Pustaka game Activision dapat memberi platform game Xbox Microsoft keunggulan dibandingkan Playstation Sony, yang selama bertahun-tahun menikmati aliran game eksklusif yang lebih stabil.

"Orang-orang seperti Netflix telah mengatakan bahwa mereka ingin terjun ke dunia game sendiri. Tetapi Microsoft telah keluar dengan tawaran yang agak murah hati hari ini," kata Sophie Lund-Yates, analis ekuitas di Hargreaves Lansdown.

Penawaran Microsoft setara dengan 18 kali laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Activision di tahun 2021. Sebagai pembanding, raksasa game console Take Two Interactive, pekan lalu, mengakuisisi spesialis pembuat game mobile Zynga, dengan valuasi EBITDA sebesar 16 kali lipat.

Menurut data Refinitiv, kesepakatan Microsoft-Activision akan menjadi akuisisi tunai terbesar dalam catatan, mengalahkan tawaran Bayer sebesar US$ 63,9 miliar untuk Monsanto pada 2016 dan US$ 60,4 miliar yang ditawarkan InBev untuk Anheuser-Busch pada 2008.

Baca Juga: Aset Kripto GameFi Booming, Sebaiknya Pelajari Dahulu

Perusahaan teknologi dari Microsoft hingga Nvidia berlomba memasang taruhan bisnis bernilai besar pada apa yang disebut metaverse. Hype metaverse kian berkobar, setelah Facebook mengubah namanya menjadi Meta Platform, untuk mencerminkan fokusnya pada bisnis realitas virtualnya.

"Ini adalah kesepakatan yang signifikan untuk sisi konsumen bisnis dan yang lebih penting, Microsoft mengakuisisi Activision benar-benar memulai perlombaan senjata metaverse," kata David Wagner, analis ekuitas dan manajer portofolio di Aptus Capital Advisors.

Wagner optimistis akuisisi ini akan berlangsung mulus. “Namun kesepakatan ini pasti mengundang perhatian para regulator,” ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 12:57 WIB

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan

Jika harga ANTM ditarik hingga tiga bulan terakhir maka sudah ada penurunan sebesar 16,38%. Selain itu, ada juga ekspektasi penurunan suku bunga.

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 10:27 WIB

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun

Di periode ini, ARCI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$ 70,47 juta.

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:46 WIB

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%

Inflasi yang masih rendah membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia ke depan      

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:43 WIB

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal

BEI memastikan, pesanan IPO RLCO masih sesuai jadwal prospektus, yaitu 4 Desember 2025 pukul 12:00 WIB.

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

INDEKS BERITA

Terpopuler