Tower Bersama (TBIG) Bersiap Merilis Surat Utang Global US$ 850 Juta

Selasa, 16 April 2019 | 05:54 WIB
Tower Bersama (TBIG) Bersiap Merilis Surat Utang Global US$ 850 Juta
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) kembali berencana mencari pendanaan. Perusahaan ini berniat merilis surat utang global atau notes sebanyak-banyaknya US$ 850 juta.

Notes bakal diterbitkan melalui anak usahanya, TBG Global Pte Ltd. Rencananya, TBIG akan menggunakan notes setara sekitar Rp 12 triliun ini untuk pelunasan utang. Notes ini memiliki kupon 8% per tahun dan memiliki tenor hingga 2029.

Per 31 Desember 2018, TBIG memiliki pinjaman total senilai Rp 23 triliun. Nilai ini terdiri dari sejumlah pinjaman, salah satunya pinjaman senilai US$ 1 miliar dari ANZ Bank dan sejumlah lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini diperoleh pada November 2014 dan telah diperbarui dan dinyatakan ulang pada 6 november 2015.

Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan, pihaknya belum memiliki jadwal yang pasti kapan notes tersebut bakal diterbitkan. Adapun keterbukaan informasi terkait notes tersebut hanya untuk mempermudah proses jika notes diterbitkan nanti.

"Sehingga, kalau benar kami terbitkan, maka kami tak perlu gelar RUPS lagi," ujar Helmy kepada KONTAN, Senin (15/4). TBIG bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan aksi korporasi ini pada 21 Mei 2019.

Selain untuk melunasi utang, TBIG juga memiliki opsi lain penggunaan dana notes. Tak menutup kemungkinan, dananya bakal digunakan untuk membiayai ekspansi perusahaan.

Terlebih, TBIG tampaknya tengah mengambil langkah ekspansif. Tahun ini, perusahaan menargetkan penambahan 3.000 tenant. Jumlah ini direvisi dari target sebelumnya sebanyak 2.500 tenant.

Helmy bilang, rencana ekspansi ini akan turut menyertakan dua anak usaha anyar dari TBIG yaitu PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) dan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON). Keduanya secara size, terutama sisi jumlah menara, memang belum terlalu besar.

"Namun, ke depannya bakal bagus untuk membantu kami bertumbuh secara organik," pungkas Helmy.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA