Telkomsel dan Smartfren Resmi Menggelar Jaringan di Jalur MRT

Selasa, 02 April 2019 | 08:25 WIB
Telkomsel dan Smartfren Resmi Menggelar Jaringan di Jalur MRT
[]
Reporter: Ahmad Ghifari, Filemon Agung , Harry Muthahhari | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan moda transportasi Moda Raya Terpadu (MRT) resmi beroperasi secara komersial kemarin. (1/4). Hanya, masih banyak pengguna transporasi ini mengeluh kesulitan mengakses jaringan telekomunikasi, terutama saat melewati terowongan bawah tanah.

Hanya sebagian pengguna MRT mengaku jaringan telekomunikasinya lancar. Utamanya pelanggan dua operator, yakni PT Telkomsel dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Kedua operator itu telah memperkuat sinyal di sepanjang jalur tersebut.

Mereka nampaknya berhasil bernegosiasi atas tarif sewa dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang ditunjuk menjadi perusahaan yang menyediakan infrastruktur jaringan telekomunikasi di sepanjang rute MRT Jakarta.

Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk Helmy Yusman Santoso mengatakan, saat ini Telkomsel dan Smartfren sudah masuk menjadi operator yang menyediakan layanan komunikasi di jalur MRT Jakarta. "Kami juga sedang berdiskusi dengan operator lain secara business ton business (B2B)," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (1/4).

Helmy tidak bisa mengungkapkan nilai kontrak yang diperoleh dari jasa sewa jaringan kepada Telkomsel dan Smartfren. Ini menyangkut non-disclosure agreement. Satu hal yang pasti, Tower Bersama menawarkan paket-paket tertentu ke operator pada jaringan di sepanjang MRT Jakarta. Namun harga sewa tak jauh beda dengan tarif yang dikenakan di beberapa bandara besar di Indonesia.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh KONTAN, TBIG menawarkan harga sewa perangkat pasif berkapasitas 600 Mbps sebesar Rp 3,5 miliar hingga Rp 4 miliar per operator per tahun. Ini berlaku selama dua tahun pertama di enam stasiun bawah tanah MRT.

Demi memudahkan akses komunikasi para pengguna MRT, Telkomsel telah memasang 48 base transceiver station (BTS) di jalur angkutan massal berbasis kereta ini. Anak usaha PT Telekomunikasi Tbk (TLKM) ini juga menyiapkan infrastruktur jaringan di seluruh stasiun.

Manager Media Relation Telkomsel Singue Kilatmaka bilang, kehadiran layanan Telkomsel diharapkan mampu mempermudah akses komunikasi masyarakat agar tetap produktif melakukan berbagai aktivitas maupun keperluan komunikasi lainnya.

"Jaringan Telkomsel telah hadir di semua stasiun dan sepanjang jalur MRT dengan teknologi paling lengkap seperti 2G, 3G, 4G dan 4,5G (carrier agregation)," jelas Singue ketika dihubungi KONTAN, kemarin.

Dia menambahkan, masyarakat sudah dapat menikmati layanan Telkomsel di sepanjang jalur MRT, termasuk sejak masa uji coba beberapa hari yang lalu. Telkomsel berkomitmen terus meningkatkan layanan teknologinya demi kenyamanan komunikasi pelanggan.

Meski tidak merinci strategi ke depan, Singue bilang Telkomsel berusaha meningkatkan customer experience serta layanan dan produk digital yang merupakan salah satu prioritas Telkomsel. Namun dia tak menyebutkan nilai sewa sewa perangkat pasif dari TBIG.

Operator lainnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga berniat meningkatkan kualitas jaringan di sepanjang jalur MRT Jakarta. Saat ini, manajemen EXCL masih terus melakukan negosiasi tarif sewa dengan Tower Bersama.

"Kami berharap akan ada penyelesaian yang baik bagi semua pihak, termasuk para pelanggan seluler yang menggunakan MRT," ungkap Direktur Utama XL Axiata, Dian Siswarini, kepada KONTAN, Senin (1/4).

Mengenai tarif sewa perangkat di jalur MRT dan harga yang tepat, XL Axiata enggan menjelaskan secara terperinci. Namun hingga kini mereka belum sepakat dengan tarif sewa yang ditawarkan lantaran masih terlalu tinggi.

Negosiasi juga dilakukan bersama operator lain yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI). Sebelumnya President Director & CEO PT Indosat Tbk (ISAT) Chris Kanter menyebutkan, TBIG menawarkan harga sewa perangkat pasif di jalur MRT sebesar Rp 600 juta per bulan.

ATSI masih keberatan dengan penawaran tersebut dengan memaparkan sejumlah alasan. Pertama, tidak ada pertumbuhan trafik signifikan. Sebab, penumpang hanya berpindah dari moda lain ke MRT. Kedua, para operator telekomunikasi belum dapat memperhitungkan perubahan pola perilaku konsumen pengguna MRT.

Ketiga, ada potensi revenue lost akibat fasilitas Wi-Fi yang bakal disediakan dan dikelola penyedia infrastruktur MRT. Operator mengusulkan tarif sewa Rp 1 miliar per tahun.

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 16:39 WIB

Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi

Transformasi ini dilakukan PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) usai diakuisisi PT Aurora Dhana Nusantara alias Ardhantara ada 9 September 2025. ​

Harga Emas Cetak Rekor Sepanjang Masa, Begini Pendapat Para Pakar
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 10:06 WIB

Harga Emas Cetak Rekor Sepanjang Masa, Begini Pendapat Para Pakar

Ray Dalio menuturkan emas merupakan diversifikasi aset yang baik, investor sebaiknya menaruh 15% portofolio di emas

Patriotisme Tanpa Prospektus
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:32 WIB

Patriotisme Tanpa Prospektus

Keterbukaan bukan sekadar soal informasi yang dibagikan, tetapi juga soal konsistensi antara niat dan pelaksanaan, satunya kata dengan perbuatan.

Uang Kripto
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:13 WIB

Uang Kripto

Inovasi harus dikawal regulasi dan kebebasan harus tetap tunduk pada stabilitas. Karena uang bukan hanya alat tukar, tapi juga cermin kepercayaan.

Usai Private Placement Rp 30,5 T Beban Utang Menciut, Kinerja GIAA bisa Terbang Lagi?
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 09:05 WIB

Usai Private Placement Rp 30,5 T Beban Utang Menciut, Kinerja GIAA bisa Terbang Lagi?

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)  secara bertahap merealisasikan rencana penambahan armada dan rute baru.

Minat Investor Asing di Saham Grup Barito Beragam, Namun Prospek Cenderung Seragam
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:43 WIB

Minat Investor Asing di Saham Grup Barito Beragam, Namun Prospek Cenderung Seragam

Kenaikan harga saham-saham Grup Barito didorong oleh kombinasi faktor fundamental dan sentimen pasar. 

Bukan Blackrock tapi State Street yang Konsisten Borong Saham BBCA, BMRI, BBRI & BBNI
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:29 WIB

Bukan Blackrock tapi State Street yang Konsisten Borong Saham BBCA, BMRI, BBRI & BBNI

Ada potensi pemulihan minat asing di saham bank, walaupun secara akumulatif sepanjang 2025 masih akan tetap mencatatkan posisi net foreign sell.

Ada Kebijakan Koboi, Keyakinan Konsumen Malah Melemah, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 08:13 WIB

Ada Kebijakan Koboi, Keyakinan Konsumen Malah Melemah, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini

Keyakinan konsumen ini tercatat turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 117,2. IKK ini menyentuh level terendah sejak Mei 2022. ​

Viral Menu Pangsit Goreng di Program Makan Bergizi
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 07:52 WIB

Viral Menu Pangsit Goreng di Program Makan Bergizi

Kepala SPPG Mampang 1 Depok Mustika Fie beralasan memilih pangsit di menu MBG untuk menghindari food waste.

Bank Daerah Lain Minta Kucuran Dana Pemerintah
| Kamis, 09 Oktober 2025 | 07:51 WIB

Bank Daerah Lain Minta Kucuran Dana Pemerintah

Bank Jakarta dan Bank Jatim siap menyalurkan dana dari pemerintah ke sektor produktif terutama UMKM. 

INDEKS BERITA

Terpopuler