Transparansi BI & OJK

Rabu, 10 September 2025 | 06:10 WIB
Transparansi BI & OJK
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Asnil Bambani Amri. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Asnil Bambani | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang protes atas gaya hidup pejabat negara belum juga reda. Dari pamer kemewahan hingga ucapan yang meremehkan konstituen telah disuguhi kepada publik. Kita menyaksikan potret mental pejabat yang lupa diri. Padahal mereka digaji dari hasil keringat rakyat, dari pekerja kelas menengah yang tiap bulan gajinya dipotong untuk bayar pajak penghasilan (PPh). Kelompok ini bahkan menyumbang lebih dari separuh penerimaan negara ini. 

Namun kontribusi mereka terhadap keuangan negara rupanya tak sebanding dengan sikap sebagian pejabat yang masih merasa perlu dilayani, alih-alih melayani. Budaya elitis ini semakin nyata ketika muncul kabar duka dari Wina, Austria. Seorang mahasiswa Indonesia wafat setelah mendampingi rombongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pejabat Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut PPI Belanda,  hasil otopsi forensik, almarhum kemungkinan besar alami heatstroke yang juga kelelahan yang mengakibatkan electrolyte imbalances (ketidakseimbangan elektrolit) dan hypoglycemia (kadar gula darah turun di bawah kadar normal) hingga berujung stroke.

Sorotan lain dari PPI Belanda adalah, adanya indikasi penutupan keterangan kegiatan apa dan siapa yang dipandu almarhum di Wina. Kini, publik tidak  tahu siapa pejabat negara itu. Publik hanya bisa menebak-nebak, sementara pejabat di institusi yang digaji dari pajak rakyat itu diam seribu bahasa. 

Apakah publik yang harus mencari sendiri maksud kunjungan ke kota layak huni sedunia tersebut?

Pertanyaan publik juga makin tajam, saat PPI Belanda bilang, ada pula pejabat negara yang punya fungsi pengawas (DPR) yang bepergian bersama pejabat OJK dan BI. Kita tahu, BI dan OJK adalah lembaga negara yang juga diawasi oleh DPR. Apakah independensi bisa terjaga bila pengawas dan yang diawasi berada dalam satu rombongan perjalanan ke luar negeri?

Dalam hal ini, transparansi dan etika jelas menjadi pertaruhan.

Dampak sosialnya tentu serius. Publik bisa makin sinis, sementara kepercayaan pada lembaga negara terus terkikis. 

Maka itu, sudah semestinya otoritas terkait menjelaskan terbuka ke publik, urgensi adanya perjalanan ke Austria, apa hasilnya, dan mengapa harus berangkat bersama dengan DPR? 

Tanpa jawaban jernih, marwah pengawasan dan kredibilitas pejabat bisa terjun bebas. 

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD

Nilai tukar rupiah cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, meski menguat tipis di akhir minggu.

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:07 WIB

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai

Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 yang baru diterbitkan Kementerian Keuangan

Mengingat Iklim
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Mengingat Iklim

Pemerintah harusmulai ambil ancang-ancang meneruskan upaya mengejar target emisi nol bersih dan memitigasi perubahan iklim.

Phising, Ancaman Transaksi Digital
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Phising, Ancaman Transaksi Digital

Teknologi yang canggih sekalipun tidak bisa melindungi masyarakat banyak jika kewaspadaan masih lemah.​

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:01 WIB

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar

Jika tak ada aral melintang, instrumen baru BI bernama BI floating rate note (BI-FRN).bakal terbit pada 17 November 2025 mendatang.

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:00 WIB

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri

Kupas strategi dan upaya bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi perusahaan energi bersih 

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:52 WIB

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus

Stimulus ekonomi yang telah digelontorkan pemerintah, dinilai belum cukup mendongrak perekonomian dalam negeri

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:50 WIB

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun

Rumor terkait rencana penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) Super Bank Indonesia (Superbank) semakin menguat. ​

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:39 WIB

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa akhir Oktober sebesar US$ 149,9 miliar               

Risiko di Balik Naiknya Bunga Deposito Dollar
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:30 WIB

Risiko di Balik Naiknya Bunga Deposito Dollar

Beragam kritikan yang muncul tetap tak menghentikan keputusan bank Danantara mengerek bunga deposito  dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 4%.​

INDEKS BERITA

Terpopuler