Tumbal Proyek 35 MW

Selasa, 27 September 2022 | 08:00 WIB
Tumbal Proyek 35 MW
[]
Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana konversi kompor LPG menjadi kompor listrik induksi menuai kontra.

Konversi kali ini, bertujuan mengatasi kelebihan pasokan listrik PLN. Pembangkit setrum batubara dalam mega proyek 35 gigawatt (GW) 2015-2019, terus bertambah di tengah konsumsi yang seret.

Penolakan dari sejumlah pihak antara lain terkait dengan pertimbangan daya listrik besar pada kompor listrik induksi. Belum lagi peralatan memasak khusus yang diperlukan dan peluang mobilitasnya jika digunakan oleh para pedagang makanan keliling.

Melihat berbagai respon publik, pekan lalu pemerintah menyatakan program konversi belum akan diberlakukan tahun 2022. Sejauh ini, program kompor listrik induksi masih berupa uji coba 2.000 unit dari rencana 300.000 unit di Bali dan Solo, Jawa Tengah.

Dalam sebuah perjumpaan dengan KONTAN Juli lalu, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan program kompor listrik induksi merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kelebihan listrik PLN di tengah konsumsi yang menurun sejak pandemi Covid-19.

Sementara sejumlah PLTU batubara baru yang sudah diteken dalam proyek 35 GW, tidak bisa dibatalkan menurut kesepakatan bisnis.

Tiga solusi lain pemerintah yaitu renegosiasi ulang skema bisnis take or pay antara PLN dan penyedia listrik swasta (IPP).

Kesepakatan take or pay, mewajibkan PLN untuk membayar produksi listrik baik dipakai maupun tidak. Pemerintah juga akan menginisiasi skema pensiun dini untuk PLTU berusia lebih dari 10 tahun dan menerapkan pajak karbon.

Proyek prestisius 35 GW sejak awal memang tampak blunder.  Sementara program kompor listrik induksi semacam "tumbal" dari kesalahan itu.

Alih-alih menetapkan proyek visioner jangka panjang, pemerintah justru berkutat pada gaya lama pemenuhan sumber energi dengan mengandalkan komoditas fosil yang tak berkelanjutan.

Padahal komoditas energi seperti batubara serta minyak dan gas (migas), senantiasa fluktuatif karena mengikuti harga dunia. Risiko harga tak cuma dipengaruhi faktor permintaan dan penawaran tetapi juga kondisi geopolitik dunia.

Andai saja Perjanjian Paris tahun 2015 lalu dibaca lebih serius oleh pemerintah sebagai sinyal tren energi ke depan, proyek setrum batubara tidak akan jor-joran diteken.

Namun tentu lain cerita jika ada patgulipat di belakangnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Mayoritas PMI ASEAN Melemah di Juni 2025, Indonesia Paling Bontot
| Rabu, 02 Juli 2025 | 16:07 WIB

Mayoritas PMI ASEAN Melemah di Juni 2025, Indonesia Paling Bontot

Kinerja industri manufaktur mayoritas negara-negara ASEAN masih melempem di penghujung semester I-2025.

Korupsi Proyek Mesin EDC Rp 2,1 Triliun, Hingga Akhir 2024 BRI Miliki 776.000 Unit
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:30 WIB

Korupsi Proyek Mesin EDC Rp 2,1 Triliun, Hingga Akhir 2024 BRI Miliki 776.000 Unit

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Budi Prasetyo menuturkan bahwa nilai proyek pengadaan EDC di BRI mencapai Rp 2,1 triliun.

Pemerintah Akan Kembali Revisi Aturan PLTS Atap, Ini Bocorannya
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:11 WIB

Pemerintah Akan Kembali Revisi Aturan PLTS Atap, Ini Bocorannya

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana kembali merevisi aturan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).​

Ramai IPO Hari Ini (2/7), Intip Harga Penawaran Perdana Delapan Calon Emiten
| Rabu, 02 Juli 2025 | 15:03 WIB

Ramai IPO Hari Ini (2/7), Intip Harga Penawaran Perdana Delapan Calon Emiten

Menurut laman resmi e-IPO, delapan calon emiten ini menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2 Juli 2025.

Inflasi Juni Capai 0,19%, Dipicu Harga Beras
| Rabu, 02 Juli 2025 | 09:20 WIB

Inflasi Juni Capai 0,19%, Dipicu Harga Beras

Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 1,87%, naik dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,6%

Aset Negara per Akhir 2024 Rp 13.600 Triliun
| Rabu, 02 Juli 2025 | 09:03 WIB

Aset Negara per Akhir 2024 Rp 13.600 Triliun

Aset negara mencapai Rp 13.692,4 triliun per 31 Desember 2024, naik dibanding 2023 yang sebesar Rp 13.072,8 triliun

Profit 28,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melompat Lagi (2 Juli 2025)
| Rabu, 02 Juli 2025 | 08:30 WIB

Profit 28,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melompat Lagi (2 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (2 Juli 2025) Rp 1.913.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,44% jika menjual hari ini.

Surplus Dagang Naik Pasca Perang Mereda
| Rabu, 02 Juli 2025 | 08:08 WIB

Surplus Dagang Naik Pasca Perang Mereda

Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2025 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,3 miliar, jauh lebih besar dari bulan sebelumnya

Defisit Anggaran 2025 Melebar dari Target
| Rabu, 02 Juli 2025 | 07:47 WIB

Defisit Anggaran 2025 Melebar dari Target

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, jika tidak dilakukan efisiensi anggaran, defisit bisa lebih lebar lagi

Sektor Manufaktur Kian Loyo, Laju Ekonomi Masih Lesu
| Rabu, 02 Juli 2025 | 07:35 WIB

Sektor Manufaktur Kian Loyo, Laju Ekonomi Masih Lesu

PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Juni merupakan terendah sejak April 2025 dan sejak Agustus 2021 lalu

INDEKS BERITA

Terpopuler