Usai Data Inflasi, Pasar Tunggu Risalah FOMC

Kamis, 13 April 2023 | 04:00 WIB
Usai Data Inflasi, Pasar Tunggu Risalah FOMC
[]
Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali menguat tipis di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Pergerakan rupiah selanjutnya akan terpengaruh rilis data inflasi AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, dollar AS cenderung melemah terhadap sebagian besar mata uang G-10. Inflasi AS yang lebih dari proyeksi konsensus analis bakal semakin menekan dollar AS. Tingkat inflasi AS naik 0,1% secara bulanan dari sebelumnya naik 0,4%.

Secara tahunan, inflasi AS di 5% dari bulan sebelumnya di 6% Sedangkan inflasi inti AS naik 5,6% dari bulan Februari di 5,5%. Usai laporan inflasi, pasar menantikan notulensi rapat FOMC Maret yang berpotensi mempengaruhi pergerakan mata uang Asia pada hari ini. 

Baca Juga: Mata Uang Pilihan Saat Pamor Dolar AS Turun

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut, risalah pertemuan Fed dapat mengungkap pemikiran para pembuat kebijakan saat mereka menaikkan suku bunga 25 bps bulan lalu di tengah krisis perbankan. Dari domestik, kinerja penjualan eceran meningkat 0,6% dari minus 0,6%. Peningkatan penjualan eceran terjadi pada seluruh kelompok. "Peningkatan penjualan seiring periode Ramadan pada tahun ini," kata Ibrahim. 

Josua memperkirakan, rupiah akan bergerak di Rp 14.825-Rp 14.925 per dolar AS pada Kamis (13/4). Proyeksi Ibrahim, rupiah menguat di rentang Rp 14.840 - Rp.14.890. 
Kemarin, Rabu (12/4) rupiah di pasar spot menguat 0,04% ke Rp 14.880. Kurs Jisdor menguat 0,15% ke Rp 14.866.

Baca Juga: Simak Proyeksi Rupiah untuk Perdagangan Kamis (13/4)

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun
| Senin, 03 November 2025 | 15:49 WIB

Inflasi Tahunan Tertinggi Dalam 17 Bulan, Inflasi Bulanan Tertinggi Dalam 5 Tahun

BPS melaporkan inflasi Oktober 2025 capai 0,28% (MtM) dan 2,86% (YoY), tertinggi dalam 5 tahun. Emas perhiasan jadi pemicu utama. Simak detailnya!

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut
| Senin, 03 November 2025 | 15:15 WIB

Neraca Dagang Indonesia Surplus 65 Bulan, September 2025 Menciut

BPS merilis data neraca dagang Indonesia September 2025. Surplus neraca dagang mencapai US$ 4,34 miliar, turun dari bulan sebelumnya.

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama
| Senin, 03 November 2025 | 12:47 WIB

Inflasi Oktober 2025 Mencapai 2,86% dan Tertinggi Sejak 2021, Emas Jadi Pemicu Utama

Inflasi Indonesia Oktober 2025 mencapai 0,28% MtM (2,86% YoY). BPS sebut emas perhiasan pemicu. Pahami dampak dan data provinsinya.

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno
| Senin, 03 November 2025 | 12:45 WIB

Kontroversi Pajak Kekayaan, Itu Eksesif, Picik dan Kuno

Tak masuk akal, wajib pajak menjual atau melikuidasi sebagian harta mereka, hanya karena tidak memiliki aset likuid untuk membayar pajak ini. 

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini
| Senin, 03 November 2025 | 12:22 WIB

Indonesia Surplus Neraca Dagang 65 Bulan Berturut-Turut, Tapi Surplus Makin Mini

BPS mengumumkan neraca perdagangan September 2025 mengalami surplus US$ 4,34 miliar, ditopang non-migas. 

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia
| Senin, 03 November 2025 | 12:05 WIB

PMI Manufaktur Oktober Melesat, Sinyal Awal Pemulihan Ekonomi Indonesia

PMI manufaktur Indonesia naik jadi 51,2 di Oktober 2025, didorong permintaan domestik dan belanja masyarakat.

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan
| Senin, 03 November 2025 | 08:07 WIB

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan

Meski belakangan tengah mengalami koreksi, sepanjang 2025 berjalan saham BTPS sudah mencetak kenaikan harga 46,52%.

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan
| Senin, 03 November 2025 | 07:46 WIB

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan

Setiap kenaikan kapasitas 50 juta bcm membutuhkan investasi Rp 3,4 hingga Rp 4 triliun untuk pembelian alat berat dan peralatan pendukung.

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT
| Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT

IKI Oktober menujukkan 22 subsektor masih ekspansi, hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat tekanan pasar

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi
| Senin, 03 November 2025 | 07:22 WIB

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi

Sampai 30 September 2025, laba bersih PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melejit 216,06% secara tahunan (yoy) jadi Rp 257,60 miliar.

INDEKS BERITA

Terpopuler