VIVA Mengundang Investor Baru

Jumat, 26 April 2019 | 07:14 WIB
VIVA Mengundang Investor Baru
[]
Reporter: Kenia Intan, Nur Qolbi | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) berniat menerbitkan saham baru lewat penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMT-HMETD). Anak usaha Grup Bakrie ini menggelar aksi private placement untuk memperkuat struktur modal.

Visi Media akan menerbitkan maksimal sebanyak 1,65 miliar unit saham. Angka ini setara 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perusahaan.

Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk Anindya Novyan Bakrie mengemukakan private placement akan dilaksanakan setelah mendapatkan calon investor yang berminat.

Selanjutnya akan diketahui berapa harga pelaksanaan private placement tersebut. "Saham akan ditawarkan secara terbuka kepada publik, pemegang saham sebelumnya, pemegang saham dari Grup VIVA, maupun berbagai mitra," kata dia, Kamis (25/4).

Kelak, modal yang diraih dari penambahan saham baru tersebut akan ditempatkan dan disetorkan di seri A. Penambahan ini menaikkan 9,09% jumlah modal yang ditempatkan dan disetor seri A, dari semula Rp 1,54 triliun menjadi Rp 1,71 triliun. "Ini awal yang baik, secara umum VIVA Group open for business," ucap Anindya.

VIVA menggelar aksi korporasi ini untuk memperkuat kantong keuangannya. Bersama anak usahanya, ANTV dan TVOne, Grup VIVA melihat saat ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan struktur permodalan.

Grup VIVA memilih strategi memperkuat ekuitas supaya struktur modal menjadi kuat dan sehat. "Dana yang diperoleh bukan pinjaman atau utang, maka penerbitan saham akan memperkuat struktur modal VIVA dan mengurangi beban utang TVOne," ungkap Anindya.

Manajemen VIVA juga optimistis aksi koperasi ini akan berjalan sukses melihat kondisi pasar yang membaik usai masa pemilihan umum. Fundamental bisnis VIVA juga ada tanda-tanda perbaikan di kuartal pertama tahun ini, setelah tahun lalu mencatatkan kinerja negatif. Sepanjang 2018, VIVA menderita kerugian bersih Rp 1,1 triliun. Padahal, pada tahun 2017 mereka masih membukukan laba bersih senilai Rp 151,66 miliar. Pendapatan bersihnya menurun 13% menjadi Rp 2,40 triliun. "Januari hingga Maret tahun ini bisa dibilang bulan yang relatif lebih lambat, namun kami melihat sudah ada perbaikan," kata Anindya.

Anindya memproyeksikan kinerja tahun ini akan lebih baik ketimbang tahun lalu.Katalisnya adalah pendapatan iklan TV One dari ajang pemilu. Porsi iklan pesta politik lima tahunan ini berkontribusi sebesar 30% dari total pendapatan VIVA. "Selain itu menjelang Ramadan, biasanya ANTV akan banyak program reality show yang dapat menambah rating dan pendapatan," kata dia.

Kabar Pieter Tanuri masuk

Sepanjang tahun lalu, VIVA membukukan kerugian senilai sekitar Rp 1,1 triliun. Di sisi lain, anak usaha Grup Bakrie ini memiliki utang US$ 9,4 juta yang akan jatuh tempo pada Oktober 2019.

Sempat beredar kabar pengusaha Pieter Tanuri dan Erick Thohir bakal membeli saham VIVA melalui private placement. Anindya tidak mau berkomentar. "Saya juga dengar rumor itu dari media, tentunya kami tidak berani bicara dulu saat ini. Lebih baik kita tidak bahas dulu di sini," kata dia.

Pieter Tanuri juga irit bicara. "No comment," kata dia. Sebelumnya berembus kabar dua pengusaha itu berencana membeli saham induk bisnis media Grup Bakrie, serta anak usahanya PT Intermedia Capital Tbk (MDIA). Namun belum diketahui mekanisme transaksinya.

Bagikan

Berita Terbaru

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar
| Senin, 24 Februari 2025 | 00:02 WIB

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar

Pameran Trade Expo Indonesia bakal digelar pada 15 Oktober sampai 19 Oktober 2025 di ICE BSD Tangerang.

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO
| Minggu, 23 Februari 2025 | 15:01 WIB

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO

Kabar yang masuk KONTAN, Menteri Investasi dan BKPM Rosan Roslani akan menjadi nakhoda BPI Danantara.

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:12 WIB

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana

Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah menyatakan tidak pernah menggelapkan dana eFishery sepeser pun.

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:00 WIB

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan

Industri otomotif bergerilya tangkap pasar yang besar dari mobil bekas, melalui platform digital mereka tawarakan layanan mobil bekas.

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri
| Minggu, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri

Tren memelihara ayam di rumah kian digemari. Proses pemeliharaan yang mudah membuat banyak orang keranjingan melakukannya.

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:32 WIB

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara

Indonesia segera meluncurkan SWF terbaru dengan aset jumbo yakni Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:31 WIB

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan

Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan skema feed-in tariff agar investasi energi hijau semakin menarik.

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:01 WIB

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025

Direktur dan Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas pada tahun 2025 sebanyak 26,67% YoY.

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:00 WIB

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun

Langsung tancap gas di awal tahun, bank gencar menawarkan promo bunga KPR untuk meningkatkan pembiayaan kredit rumah.

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 09:00 WIB

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana

Tahun 2024, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih rating ESG lebih baik. Namun awal tahun ini, PGN terseret kasus dugaan korupsi. 

 
INDEKS BERITA

Terpopuler