Volatilitas Rupiah Membayangi Rencana Penerbitan Obligasi Global

Jumat, 24 Mei 2019 | 07:00 WIB
 Volatilitas Rupiah Membayangi Rencana Penerbitan Obligasi Global
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan Indonesia berniat mencari pendanaan dengan menerbitkan obligasi global tahun ini. Tapi. volatilitas rupiah yang meningkat di tengah ketidakpastian global menjadi tantangan tersendiri.

Toh, rencana penerbitan global bond sejumlah emiten tetap berjalan. Misalnya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sedang memproses obligasi global berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) pada awal bulan ini. Fitch Ratings telah memberi ekspektasi peringkat obligasi tersebut di level B+ dengan recovery rating RR4.

Ada pula PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang baru-baru ini telah mendapat restu pemegang saham melalui RUPSLB untuk menerbitkan obligasi global senilai US$ 850 juta. Namun, manajemen TBIG belum menetapkan kapan global bond tersebut dapat dirilis. Perusahaan ini mengaku masih mencari momentum yang tepat untuk menerbitkan obligasi korporasi dengan mata uang dollar AS tersebut.

Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah mengatakan, tren pelemahan rupiah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir sebenarnya memberatkan langkah emiten dalam menerbitkan obligasi global. Sebab, beban kewajiban pembayaran pokok dan bunga obligasi global yang ditanggung perusahaan otomatis membengkak.

Belum lagi, situasi global sedang tidak menentu. Ini terjadi seiring memanasnya perang dagang antara AS dan China akhir-akhir ini.

Konflik tersebut membuat para pelaku pasar global cenderung berhati-hati dalam melakukan investasi pada aset-aset yang diterbitkan oleh perusahaan dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini membuat emiten berpotensi kesulitan memenuhi target penerbitan obligasi global yang dicanangkan.

"Namun, seluruh risiko tadi sebenarnya tidak menjadi masalah selama emiten memang membutuhkan pendanaan ekspansi atau refinancing dalam dollar AS," terang Rio, Kamis (23/5).

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya menambahkan, kondisi rupiah yang belum stabil di atas kertas akan membuat emiten berpikir ulang sebelum menerbitkan obligasi global.

"Tetapi perlu di ingat, tren pelemahan rupiah sejatinya bersifat sementara. Jadi penting bagi emiten untuk memiliki analisis yang matang mengenai kondisi rupiah selama obligasi globalnya beredar di pasar," papar Edbert.

Yield US treasury

Meskipun rupiah dalam tren melemah, emiten masih mendapat stimulus dari rendahnya level yield US Treasury. Kamis (23/5), per pukul 18.30 WIB, yield US Treasury tenor 10 tahun berada di level 2,35%. Angka ini turun signifikan dibandingkan posisi di akhir tahun lalu, yakni 2,68%.

Sebagai benchmark berskala global, tren penurunan yield US Treasury tentu membuat beban cost of fund emiten atas obligasi global yang diterbitkannya menjadi lebih ringan. "Emiten tinggal menyesuaikan kupon obligasi global yang pas dengan peringkat utangnya, sehingga investor global tertarik untuk melakukan pembelian," jelas Edbert.

Sama halnya dengan obligasi korporasi lokal, spread antara kupon obligasi global dengan yield US Treasury juga akan semakin melebar apabila emiten mendapat peringkat utang yang rendah. Begitu pun sebaliknya.

Lebih lanjut, Edbert menilai, dalam beberapa waktu ke depan penerbitan obligasi global belum akan marak selama kurs rupiah dalam tren melemah. Kalaupun ada obligasi global yang beredar dalam waktu dekat, itu dilakukan untuk refinancing atau kebutuhan ekspansi yang bersifat mendesak.

Di luar faktor volatilitas rupiah, penerbitan obligasi global diyakini baru benar-benar ramai tatkala penurunan suku bunga acuan AS terealisasi. Pasalnya, pemangkasan Fed fund rate akan memicu penurunan yield US Treasury. Hal ini lagi-lagi akan menguntungkan emiten, karena cost of fund jadi lebih ringan.

Menurut Edbert, potensi penurunan suku bunga acuan AS di tahun ini cukup terbuka. Terlebih jika tensi perang dagang AS dan China tak kunjung mereda. Rio juga berpendapat, penerbitan obligasi global korporasi lebih lancar jika rupiah pulih dan ketidakpastian global mereda.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

INDEKS BERITA

Terpopuler