Waduh, Harga Emas Hari Ini Merosot dan Dekati Level Terendah

Senin, 18 November 2019 | 18:30 WIB
Waduh, Harga Emas Hari Ini Merosot dan Dekati Level Terendah
[ILUSTRASI. Emas batangan dan coin diletakkan di ruangan safe deposit boxes di Pro Aurum di Munich, Jerman, 14 Agustus 2019.]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini melorot ke bawah US$ 1.460 karena optimisme tumbuh terhadap kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China, menyusul laporan soal pembicaraan yang konstruktif selama akhir pekan.

Mengacu Bloomberg pukul 18.15 WIB, harga emas hari ini di pasar spot merosot 0,63% menjadi US$ 1.459,11 per ons troi. Harga emas hari ini mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir di posisi 1.455,86 yang tercipta pada 11 November lalu.

Media pemerintah China, Xinhua, melaporkan, Washington dan Beijing melakukan pembicara tingkat tinggi melalui telepon pada Sabtu (16/11). Kedua belah pihak membahas masalah inti masing-masing untuk tahap pertama perjanjian perdagangan.

Baca Juga: Jelang sore, harga emas spot semakin merosot menjadi US$ 1.463,69 per ons troi

"Fase pertama dari kesepakatan ini sangat penting bagi investor karena akan menentukan nada untuk fase selanjutnya," kata Hareesh V, Head of Commodity Research Geojit Financial Services, kepada Reuters.

Selain itu, bursa saham Asia menguat pasca Beijing mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga utama untuk pertama kali sejak 2015 lalu. Ini memicu spekulasi: bakal ada lebih banyak stimulus dari China.

"Pemulihan dalam sentimen risiko di seluruh Asia dan investor dengan hati-hati optimistis tentang kesepakatan perdagangan fase satu yang harus dilalui sebelum Natal, membebani emas," ujar Margaret Yang Yan, Analis Pasar CMC Markets, kepada Reuters.

Baca Juga: Harga emas di awal pekan masih tertekan, gara-gara apa?

Untungnya, dolar AS yang melemah membatasi penurunan harga emas. Mengawali pekan ketiga November, dolar negeri uak Sam sedikit lebih lemah dibanding mata uang utama dunia lainnya.

"Dalam semua kemungkinan, gangguan dalam pembicaraan perdagangan tetap menjadi satu-satunya skenario untuk menghidupkan kembali harga emas saat ini," sebut Jeffrey Halley, Analis Pasar Senior OANDA dalam sebuah catatan.

Investor juga terus mengawasi perkembangan di Hong Kong, dengan polisi pada Senin (18/11) menjebak ratusan pengunjuk rasa di dalam sebuah universitas besar dan demonstran mengamuk di distrik wisata.

Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 748.000

Pelaku pasar sekarang menunggu risalah dari pertemuan kebijakan terakhirbanks entral AS  Federal Reserve (The Fed), yang dijadwalkan pada Rabu (20/11) mendatang, untuk petunjuk tentang lintasan suku bunga di masa depan.

Maklum, harga emas sangat sensitif terhadap suku bunga. Soalnya, bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang logam mulia yang tidak menghasilkan.

Di sisi teknikal, harga emas spot terlihat netral dalam kisaran sempit US$ 1.462-US$ 1.472 per ons troi. Tetapi, menurut Analis Teknikal Reuters Wang Tao, bila tembus di atas US$ 1.472 bisa menyebabkan kenaikan terbatas pada kisaran US$ 1.480.

Baca Juga: Sempat mendaki, harga emas spot kembali tergelincir menjadi US$ 1.465,32 per ons troi

Bagikan

Berita Terbaru

Defisit Anggaran Rendah Tak Lantas Jadi Berkah
| Senin, 17 November 2025 | 04:35 WIB

Defisit Anggaran Rendah Tak Lantas Jadi Berkah

Defisit yang rendah ini bukan karena penerimaan yang kuat, melainkan belanja yang tertahan. Apabila belanja publik tertunda, 

Pembiayaan Koperasi Merah Putih Tetap Berisiko Meski Ada Jaminan Negara
| Senin, 17 November 2025 | 04:30 WIB

Pembiayaan Koperasi Merah Putih Tetap Berisiko Meski Ada Jaminan Negara

Sejumlah ekonom menilai, meski pemerintah menjamin penuh risiko pembiayaan Himbara bagi program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) melalui dana desa

Paylater Perbankan Tumbuh Melambat Efek Lemahnya Daya Beli
| Senin, 17 November 2025 | 04:25 WIB

Paylater Perbankan Tumbuh Melambat Efek Lemahnya Daya Beli

 Tingkat daya beli saat ini membuat masyarakat lebih memilih menahan diri untuk belanja ketimbang menambah pinjaman.

Diversifikasi Produk Menjadi Pendorong Kinerja TSPC
| Senin, 17 November 2025 | 04:17 WIB

Diversifikasi Produk Menjadi Pendorong Kinerja TSPC

PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) mengantongi laba bersih Rp 1,14 triliun, atau naik 4,95% year-on-year (yoy). 

Klaim Asuransi Umum Melandai Saat Ekonomi Volatil
| Senin, 17 November 2025 | 04:15 WIB

Klaim Asuransi Umum Melandai Saat Ekonomi Volatil

Sejumlah perusahaan asuransi umum berhasil menjinakkan beban klaim yang ditanggung perusahaan pada tahun ini.

Emiten Batubara Terbebani Ancaman Penurunan Produksi
| Senin, 17 November 2025 | 04:12 WIB

Emiten Batubara Terbebani Ancaman Penurunan Produksi

Tantangan yang dihadapi emiten-emiten produsen batubara diperkirakan masih berlanjut hingga tahun 2026. 

Pandemi Tak Pernah Dimulai dari Virus
| Senin, 17 November 2025 | 04:10 WIB

Pandemi Tak Pernah Dimulai dari Virus

Jika kita ingin membangun bangsa yang sehat, maka jangan biarkan penyangkalan menjadi infeksi pertama.

Didorong Aksi Korporasi, Saham Teknologi Masih Unjuk Gigi
| Senin, 17 November 2025 | 04:10 WIB

Didorong Aksi Korporasi, Saham Teknologi Masih Unjuk Gigi

Beberapa saham sektor teknologi diterpa rumor rencana aksi korporasi yang memicu penguatan harga sahamnya. 

Duit Asing Kembali Parkir di Bursa Saham
| Senin, 17 November 2025 | 04:07 WIB

Duit Asing Kembali Parkir di Bursa Saham

Pergerakan dana asing di bursa saham berbanding terbalik dengan arah di pasar SBN yang cenderung net sell

Euforia Saham BUMI Efek Akuisisi Bukan Tanpa Konsekuensi, Beban Utang Kembali Bengkak
| Minggu, 16 November 2025 | 15:05 WIB

Euforia Saham BUMI Efek Akuisisi Bukan Tanpa Konsekuensi, Beban Utang Kembali Bengkak

Utang baru yang digali BUMI bisa menimbulkan risiko jika harga batubara tetap lemah dan aset baru belum berproduksi.

INDEKS BERITA