Wah, Investor Jepang Makin Agresif Memburu Bank di Indonesia
KONTAN.CO.ID - Dominasi investor Asia Timur semakin mencengkeram perbankan Indonesia.
Paling tidak ada tiga negara yang agresif berinvestasi di perbankan tanah air, yakni Jepang, Korea Selatan dan China.
Tapi di antara tiga negara Asia Timur tersebut, Jepang paling agresif.
Terbaru, lembaga keuangan asal Jepang yaitu Mizuho Financial Group dan Sumitomo Mitsui Finansial Group dikabarkan berminat mengakuisisi Bank Permata.
Hasil uji tuntas atau due dilligence Bank Permata sendiri menurut rencana diumumkan akhir Agustus mendatang.
Sumber KONTAN membisikkan, Sumitomo membidik 44,56% saham Permata yang masing-masing dimiliki PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank.
Sementara Mizuho hanya mengambil saham Standard Chartered.
Sekadar mengingatkan, Astra memegang sejumlah merek mobil Jepang. Jika akuisisi ini terjadi, Jepang akan menguasai jalur keuangan dan sektor riil di Astra.
Sayang, Direktur Astra Suparno Djasmin dan Direktur Bank Permata Lea Setianti Kusumawijaya tak membalas pertanyaan KONTAN melalui pesan singkat.
"Jawaban saya tidak berubah, no comment," kata Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti kepada KONTAN.
Maraknya investor asing tak lepas dari rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melonggarkan aturan kepemilikan bank alias single presence policy (SPP).
Revisi SPP memungkinkan pemegang saham pengendali memiliki lebih dari satu bank dalam grup.
Yang menarik, jika Mizuho atau Sumitomo menjadi pemegang saham Permata, artinya investor Jepang semakin mendominasi bisnis perbankan tanah air.
Sebelumnya Mizuho Financial Group melalui Mizuho Bank Ltd memiliki 99% saham Bank Mizuho Indonesia. Sisanya Bank BNI.
Sementara Sumitomo Mitsui Financial Group melalui Sumitomo Mitsui Banking Corporation memiliki Bank BTPN hingga 97,34%.
Ada lagi, Mitsubishis UFJ Financial Group (MUFG) memiliki 94,1% saham Bank Danamon.
Jangan lupa, J Trust Co. Ltd memiliki 96,17% saham Bank J Trust Indonesia.
Agresifnya ekspansi investor Jepang tak lepas dari kondisi dalam negeri.
Januari 2016, Bank of Japan (BoJ) memperkenalkan suku bunga negatif bagi duit bank yang parkir di bank sentral.
Saat bersamaan, BoJ menentukan suku bunga yang telah 10 tahun dijaga di 0%.
Perbankan dipaksa menjadikan dana menganggur mereka bekerja. Dana itu terkena biaya bila hanya menyimpan di BoJ.
Walhasil, bank di Jepang sulit mendapatkan margin.
Hasilnya langsung terasa. Tahun 2017 Dana Moneter Internasional (IMF) membuat daftar sembilan bank global yang diperkirakan sulit membuat profit.
Di daftar itu tercantum nama bank Jepang, yakni Mizuho, Mitsubishi UFJ, dan Sumitomo Mitsui,
Pertumbuhan sektor kredit melambat dan inflasi rendah mendorong bank asal Jepang berekspansi ke negara lain.
Indonesia menjadi salah satu negara tujuan perbankan Jepang.
Bak gayung bersambut, "Otoritas menyukai investor asal Jepang," kata sumber KONTAN.