Wah, Tahun ini BALI Akan Bangun Ratusan Menara

Sabtu, 22 Juni 2019 | 07:30 WIB
Wah, Tahun ini BALI Akan Bangun Ratusan Menara
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID JAKARTA. PT Bali Towerindo Setra Tbk (BALI) berencana membangun sebanyak 500 menara micro cell pole (MCP) hingga akhir tahun 2019. Pembangunan ini akan memakan separuh dari alokasi belanja modal tahun ini.

Tahun ini, total capital expenditure (capex) Bali Towerindo kurang lebih Rp 500 miliar. Menurut Wakil Direktur PT Bali Towerindo Sentra Tbk Lily Hidayat, setidaknya alokasi dana Rp 250 miliar akan dimanfaatkan untuk pembangunan pemancar MCP, khususnya pada pos pengeluaran teknis dan pemasaran. Lili bilang, pendanaan berasal dari internal perusahaan dan pinjaman.

Direktur PT Bali Towerindo Sentra Tbk Robby Hermanto menjelaskan, menara MCP akan dibangun di Jabodetabek, Surabaya, dan Bali. Pemilihan lokasi ini mempertimbangkan produk domestik bruto (PDB), kepadatan dan pengembangan usaha di daerah itu. Namun tidak menutup kemungkinan BALI akan merambah ke wilayah lainnya.

Pada tahun ini, emiten telekomunikasi ini memang akan lebih fokus membangun menara MCP. Mereka melihat untuk saat ini pasar lebih membutuhkan menara MCP dibandingkan menara makro.

Robby memaparkan, kebutuhan pasar akan menara makro kini mulai jarang, tidak seperti sekitar tahun 2010 lalu. "Investasinya lebih besar, sementara kebutuhannya tidak ada, ya, untuk apa," terang Robby.

Hingga kuartal I-2019, BALI tercatat memiliki sebanyak 1.636 unit menara. Adapun sepanjang tahun 2018 perusahaan ini memiliki 1.589 menara, yang sebagian besar merupakan menara MCP.

Menambah bandwidth

Seiring dengan penambahan jumlah menara pemancar, tahun ini BALI memproyeksikan perluasan produk fiber to the X (FTTX) dua kali lipat dibanding capaian tahun lalu. Jaringan home passed berbasis serat optik melayani kebutuhan akses internet ke rumah-rumah. Lewat merek Balifiber ini, Bali Towerindo menargetkan 80.000 home passed hingga akhir tahun.

Hingga kuartal I-2019, BALI baru memiliki 66.105 unit home passed. Jumlahnya bertambah dari realisasi sepanjang tahun 2018 yang tercatat sebanyak 42.947 unit home passed.

Untuk pengembangan Balifiber terutama penambahan bandwidth, perusahaan ini mengalokasikan 50% dari total belanja modal 2019 sebesar Rp 500 miliar. "50% untuk menara MPC, sisanya untuk Balifiber," ujar Lili.

Sejauh ini pelanggan Balifiber adalah residensial dan perusahaan. Adapun jumlah pelanggan residensial meningkat menjadi 18.925 pada kuartal I-2019 dari 2018 yang hanya sebanyak 11.269 pelanggan. Peningkatan juga terjadi pada pelanggan perusahaan yang tahun lalu berjumlah 288 pelanggan, menjadi 303 pelanggan pada kuartal I-2019.

Ke depan, BALI akan terus memaksimalkan usaha ini karena dinilai memiliki peluang. "Ini terlihat dari peningkatannya yang cukup signifikan," kata Deputi CEO PT Bali Towerindo Sentra Tbk Joseph Lembayung.

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:50 WIB

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 7 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.901.000 per gram.

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:06 WIB

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik

Proses revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2017 diharapkan bisa rampung pada September 2025.

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:24 WIB

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?

Selain JP Morgan, akumulasi saham GOTO di awal Juli 2025 juga dilakoni Credit Agricole Group dan State Street Corp..

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:07 WIB

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa

 Dominasi saham-saham perbankan di daftar 10 besar kapitalisasi pasar (market capitalization) mulai memudar.

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:02 WIB

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui

Perang dagang, tensi geopolitik, dan kondisi ekonomi domestik RI kurang mendukung pasar saham Indonesia. 

Kinerja Perbankan Digital Tampil Lebih Menarik
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:30 WIB

Kinerja Perbankan Digital Tampil Lebih Menarik

Di saat bank-bank konvensional perlu memutar otak menjaga profitabilitas, bank digital justru lebih tenang dengan pertumbuhan laba tinggi. ​

Tantangan Emiten Nikel Semakin Berat
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:25 WIB

Tantangan Emiten Nikel Semakin Berat

Di tengah harga komoditas yang cenderung melemah, emiten nikel berpotensi terdampak kebijakan bea masuk antidumping dari China

Bisnis Pengelolaan Kas Masih Tumbuh
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:20 WIB

Bisnis Pengelolaan Kas Masih Tumbuh

Perbankan terus mendorong pertumbuhan usaha pengelolaan kas alias cash management system bagi nasabah bisnis lewat peningkatan layanan. ​

Awal Pekan Bursa, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (7/7) dari Para Analis
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:19 WIB

Awal Pekan Bursa, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (7/7) dari Para Analis

Sepanjang pekan lalu, investor asing mencaratkan asli jual bersih alias net sell sebesar Rp 2,78 triliun. 

Investor Wait and See, Penjualan Kawasan Industri Bisa Melambat
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:18 WIB

Investor Wait and See, Penjualan Kawasan Industri Bisa Melambat

Emiten sektor properti kawasan industri dinilai cukup sensitif terhadap sentimen global yang saat ini masih tertekan

INDEKS BERITA

Terpopuler