Wake Up Call: Belajar Empat Jurus Bisnis dari TP Rachmat

Senin, 21 November 2022 | 12:19 WIB
Wake Up Call: Belajar Empat Jurus Bisnis dari TP Rachmat
[ILUSTRASI. Pembantu Ketua Bidang Akademik STIE Prasetya Mulya, Lukas Setia Atmadja/Pho KONTAN/carolus Agus Waluyo/25/03/2013.]
Lukas Setia Atmaja | HungryStock Community

KONTAN.CO.ID - Salah satu tokoh bisnis yang saya kagumi adalah Theodore Permadi Rachmat yang sering dipanggil Teddy Rachmat atau TP Rachmat. Beliau seorang profesional dan pebisnis sukses yang ikut membesarkan PT Astra Internasional Tbk (ASII).

TP Rachmat memulai kariernya di tahun 1968 sebagai sales alat berat di Grup Astra. Saat itu, ia membantu pamannya, William Soerjadjaja, pendiri Grup Astra. Pada 1998, Teddy Rachmat memilih pensiun dari Grup Astra setelah 14 tahun memimpin Grup Astra sebagai Direktur Utama. 

Sejak itu, Teddy Rachmat membangun bisnisnya sendiri. Pada Oktober 1998, TP Rachmat mendirikan Triputra Group. Saat ini, Triputra Group memiliki lima perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Triputra Agropersada Tbk (TAPG), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dan PT Kirana Megatara Tbk (KMTR). TP Rachmat tercatat sebagai orang terkaya nomor sembilan di Indonesia versi Forbes dengan harta sebesar  Rp 49,7 triliun.

Baca Juga: Taipan Terkaya Hartono Bersaudara Makin Tajir Meski Ada Sahamnya yang Masih Boncos

Minggu lalu, saya mendapat kesempatan menjadi moderator dalam sebuah talkshow bersama TP Rachmat. Meskipun TP Rachmat bicara dalam konteks mengelola bisnis, saya merasa wisdom dan strategi yang disampaikan bisa diterapkan untuk berinvestasi saham. Bukankah membeli saham adalah membeli bisnis? Dengan memahami kunci sukses berbisnis, kita bisa memilih saham perusahaan yang bagus. 

Menurut TP Rachmat, ada empat hal untuk sukses berbisnis. Pertama, pilihlah bisnis yang bagus. Ibaratnya, jika ingin memancing, carilah kolam yang banyak ikannya. Bila ingin main layangan, carilah lokasi yang kencang anginnya. Beliau memberikan contoh mengapa ia memilih bisnis minyak kelapa sawit.  “Minyak goreng sangat diperlukan masyarakat,” jawabnya singkat. 

Doing the right thing atau memilih bisnis yang benar adalah kunci sukses berbisnis. Sekali salah memilih bisnis, sulit untuk berhasil. Bagi investor saham, memilih saham yang benar merupakan kunci sukses berinvestasi. 

TP Rachmat mengajarkan untuk memilih satu kisah sukses dari sebuah bisnis utnuk kemudian direplikasi. Misalnya, Mc Donald's yang sukses dari satu kios kemudian direplikasi menjadi banyak cabang hingga ke seluruh dunia. 

TP Rachmat menekankan pentingnya memiliki keunikan atau diferensiasi dalam menjalankan bisnis karena adanya kompetisi yang tinggi. Bagi seorang investor saham, pilihlah saham perusahaan yang produk atau jasanya dibutuhkan banyak orang dalam jangka waktu yang panjang, serta memiliki keunikan (keunggulan bersaing).

Baca Juga: Otak-atik Portofolio Saham ala Saratoga (SRTG), Perusahaan Milik Edwin dan Sandiaga

Kedua, mencari orang-orang terbaik untuk menjalankan bisnis (membangun winning team). Yang dimaksud orang terbaik adalah mereka  para profesional yang berintegritas, punya passion tinggi, serta kompeten atau berpengalaman. 

TP Rachmat sangat menekankan aspek kejujuran. Dia bisa memaafkan profesional yang membuat keputusan salah yang merugikan perusahaan namun tidak akan memaafkan profesional yang bertindak tidak jujur untuk memperkaya diri. 

Bagi investor saham, pelajaran yang bisa dipetik adalah memilih saham yang pendiri atau pemegang saham pengendali serta manajemennya punya reputasi yang baik, jujur serta kompeten. Caranya? Lihat rekam jejaknya.

Ketiga, milikilah proses bisnis yang benar. TP Rachmat sangat memperhatikan peningkatan yang terus-menerus (continuous improvement) dari sebuah proses operasional perusahaan. Orang Jepang menyebutnya kaizen yang artinya perbaikan, perubahan menjadi lebih baik, atau perbaikan berkelanjutan. 

“Enjoy the process. Do not enjoy the result,” katanya. Maksudnya, jika kita melakukan bisnis dengan proses yang baik, maka hasilnya juga baik dan bisa langgeng (sustainable) serta bisa direplikasi alias bisa diperbanyak atau diulang-ulang. 

Begitu juga dalam berinvestasi saham, nikmatilah prosesnya. Pelajari bagaimana cara memilih saham yang baik. Jika kita sudah menguasai proses atau caranya dengan baik, kita bisa mereplikasi dengan berbagai saham. Pepatah China mengatakan, “Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.” 

Baca Juga: Kabar TP Rachmat & Boy Thohir Akuisisi CARS, Manajemen: Ada Non Disclosure Agreement

Ambil contoh, investor sukses Lo Kheng Hong yang menerapkan value investing ala Warren Buffett saat membeli saham PT United Tractors Tbk (UNTR) pada tahun 1998. Setelah sukses meraup cuan besar untuk pertama kalinya dari saham UNTR, yakni sekitar Rp90 miliar, Lo Kheng Hong menguasai proses atau cara value investing. Ia kemudian mereplikasi proses tersebut ke berbagai saham lain dan menghasilan cuan yang lebih besar lagi. 

Tercatat, misalnya, ia meraup cuan jumbo dari investasi di saham PT Multibreeder Adirama Tbk (MBAI), PT Panin Financial Tbk (PNLF), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP). Semuanya dengan cara atau proses yang sama: beli Mercy seharga bajaj, lalu tidur sampai harganya kembali ke Mercy.

Terakhir, milikilah value (nilai) perusahaan yang benar untuk menjadi unggul. “Value yang benar membuat perusahaan jadi bagus,” tegas TP Rachmat. Ia menekankan pentingnya memiliki reputasi yang baik dalam berbisnis. 

Reputasi yang baik sebagai seorang profesional menjadi modal utama ketika TP Rachmat memulai perjalanan bisnisnya bersama Triputra Group. Sekali reputasi rusak, sulit untuk diperbaiki. Ibarat gelas kaca yang pecah, sulit untuk diperbaiki lagi. Anda akan kehilangan kepercayaan dari orang lain. 

Buat investor saham, carilah perusahaan yang punya reputasi dan value yang baik. Cermati reputasi atau rekam jejak pemegang saham pengendali dan manajemennya. 

Baca Juga: Kekayaan TP Rachmat Turun, Berikut 10 Harta Konglomerat Indonesia Pekan Ini   

Bagikan

Berita Terbaru

Tak Cuma Gross Split, Aturan Lingkungan Juga Direvisi Demi Menarik Investasi Migas
| Jumat, 23 Mei 2025 | 11:02 WIB

Tak Cuma Gross Split, Aturan Lingkungan Juga Direvisi Demi Menarik Investasi Migas

Kementerian Lingkungan Hidup sedang dalam proses revisi beberapa aturan untuk bisa mempercepat perizinan.

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 09:21 WIB

Perkara Korupsi Digelar, Aset Sritex Bakal Jadi Rebutan

Kapsupenkum Kejaksaan Agung menyatakan, negara harus mendapat prioritas atas pengembalian kerugian negara dari aset Sritex​.

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:55 WIB

Daya Beli Domestik Melemah, Pasar Ekspor bisa Jadi Kunci Kinerja MYOR di 2025

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih menduduki menjadi penguasa pasar produk biskuit dengan pangsa pasar 37% dan sereal dengan pangsa pasar 69%.​

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:43 WIB

Profit 30,41% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun (23 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (23 Mei 2025) 1 gram Rp 1.910.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,41% jika menjual hari ini.

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:37 WIB

Target Pendapatan Negara Lebih Moderat

Rasio pendapatan negara terhadap PDB diperkirakan ada di kisaran 11,71%–12,22%, lebih rendah dibanding target APBN 2025 sebesar 12,36%.

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:31 WIB

Menakar Risiko Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan

Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan atau CAD untuk kuartal I-2025 sebesar US$ 177 juta

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:27 WIB

Profil Utang SRIL dari Bank Swasta Lokal Hingga Asing, Terbesar Bank BCA

Tim Penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus kredit Sritex.

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:22 WIB

Sejumlah Saham Gocap Naik di Bulan Mei, Cermati Kinerja dan Volume Transaksinya

Investor perlu hati-hati lantaran lonjakan harga saham gocap tak selalu sejalan dengan perbaikan di sisi kinerja keuangan.

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:06 WIB

Membedah Profil Bisnis Chandra Daya Investasi (CDI), Anak Usaha TPIA yang Segera IPO

Laba tahun berjalan PT Chandra Daya Investasi (CDI) melambung 271,86% menjadi sebesar US$ 30,23 juta pada kuartal I-2025.

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana
| Jumat, 23 Mei 2025 | 08:05 WIB

Bukan Rupiah yang Perkasa, Tapi Indeks Dolar AS yang Sedang Merana

Penguatan rupiah ini masih didorong  pelemahan dolar AS.  “Pasar bersikap hati-hati. Jumat pagi (23/5), indeks dolar melemah 0,16% ke 99,69.

INDEKS BERITA

Terpopuler