Wall Street Melanjutkan Reli Empat Hari Berutur-turut

Kamis, 10 Januari 2019 | 06:20 WIB
Wall Street Melanjutkan Reli Empat Hari Berutur-turut
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - NEWYORK. Wall Street melanjutkan reli untuk hari keempat Rabu (9/1). Harga saham Apple, saham-saham pabrik chip, dan saham yang sensitif isu perdagangan lain naik setelah muncul tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks yang menjadi patokan di Wallstreet, S&P 500, sekarang sedang berada dalam rentetan kenaikan harian terpanjang dalam hampir empat bulan. S&P500 sudah naik sekitar 10% dari level terendah 20 bulan yang disentuh sekitar Natal. 

Harapan pasar bahwa kesepakatan antara dua ekonomi terbesar di dunia bisa tercapai telah meredakan beberapa kekhawatiran atas dampak meludah perdagangan pada pertumbuhan global.

Kegairahan pelaku pasar juga terdorong oleh data pekerjaan AS yang kuat dan indikasi baru-baru ini bahwa Federal Reserve AS tidak terburu-buru menaikkan suku bunga.

China berjanji membeli "sejumlah besar" produk pertanian, energi, dan barang-barang serta jasa-jasa manufaktur dari Amerika Serikat, kata kantor Perwakilan Dagang AS, saat pembicaraan selesai di Beijing.

Indeks teknologi S&P naik 1,50%, dengan Apple Inc naik 1,70% meskipun laporan Nikkei menyebut perusahaan itu telah mengurangi produksi yang direncanakan untuk tiga model iPhone pada Januari-Maret.

Saham Apple jatuh sekitar 10% minggu lalu setelah memperingatkan tentang penjualan kuartal mulsim liburan. Pemasoknya, yang sebagian besar termasuk pembuat chip, turut terpukul pada Selasa setelah Samsung Electronics menandai lemahnya permintaan chip.

Indeks Philadelphia Semiconductor naik 2,52%. Para pembuat chip merupakan perusahaan multinasional AS yang memperoleh pendapatan tertinggi dari China.

"Jika Anda ingin mengukur bagaimana investor melihat pembicaraan perdagangan, perhatikan saja saham teknologi dan semikonduktor pada khususnya," kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Wealth Advisors di Chicago.

Saham Boeing Co, yang juga memiliki eksposur besar ke China, naik 0,97%, dengan indeks industri S&P naik 0,63%.

Indeks energi memimpin sektor-sektor lain dengan lonjakan 1,50%, dibantu oleh harga minyak pada level tertinggi dalam hampir sebulan.

Indeks Volatilitas CBOE, sering disebut sebagai ukuran ketakutan investor, turun setengah poin ke level terendah satu bulan di 19,85.

Dow Jones Industrial Average naik 0,39% lalu berakhir di 23.879,12 poin. S&P 500 naik 0,41% menjadi 2.584,96. Adapun Nasdaq Composite bertambah 0,87% menjadi 6.957,08.

Saham finansial naik 0,52% dengan Citigroup naik 2%.

Mengiringi risalah The Fed yang dirilis pada hari Rabu, pembuat kebijakan moneter AS itu mengatakan bisa menunggu kenaikan suku bunga lebih lanjut sampai mereka memiliki penanganan yang lebih baik apakah risiko yang meningkat akan memotong prospek ekonomi AS yang solid.

"Fed akan mengarah ke pasar yang lebih stabil dari waktu ke waktu," kata Mark Heppenstall, kepala investasi di Penn Mutual Asset Management di Horsham, Pennsylvania.

"Beberapa gerakan tajam di pasar didorong oleh fakta bahwa pengetatan Fed mulai berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kondisi keuangan."

Untuk S&P, kenaikan pada hari Rabu menandai kenaikan indeks terpanjang dari indeks benchmark sejak pertengahan September, tepat sebelum mulai mundur dari rekor tertingginya.

Volume perdagangan mencapai 8,0 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata saham 9,0 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler