Wapres AS Ajak Dunia Patungan untuk Mengantisipasi Ancaman Pandemi di Masa Depan

Kamis, 23 September 2021 | 12:42 WIB
Wapres AS Ajak Dunia Patungan untuk Mengantisipasi Ancaman Pandemi di Masa Depan
[ILUSTRASI. Wakil Presiden AS Kamala Harris mengadakan konferensi pers sebelum meninggalkan Vietnam ke Amerika Serikat setelah kunjungan resmi pertamanya ke Asia, di Hanoi, Vietnam, Kamis (26/8/2021). REUTERS/Evelyn Hockstein/Pool]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, Rabu (22/9), meminta negara-negara dan korporasi di seluruh dunia menciptakan dana kesehatan global, sebagai persiapan menghadapi pandemi di masa depan. Harris akan mengumumkan kontribusi dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 250 juta untuk menggulirkan dana yang ditargetkan akan bersenilai US$ 10 miliar itu, kata seorang pejabat Gedung Putih.

Harris akan membuat pengumuman tentang rencana pembentukan dana dalam pertemuan puncak Covid-19 secara virtual yang diadakan di sela-sela Sidang Umum PBB. Pemanfaatan dana tersebut dalam waktu dekat adalah meningkatkan vaksinasi di seluruh dunia, agar pandemi Covid-19 dapat usai di akhir tahun 2022.

Harris akan memimpin sesi pencegahan pandemi di masa depan, kata seorang pejabat senior pemerintah.

Baca Juga: COVID-19 semakin mengamuk, Singapura catat rekor kasus tertinggi sejak pandemi

Satu hari sebelumnya, Pemerintah AS berjanji untuk membeli 500 juta lebih dosis vaksin Covid-19, untuk disumbangkan ke negara lain. Langkah ini menanggapi permintaan yang datang dari berbagai penjuru dunia, agar AS berbagi pasokan vaksinya dengan negara-negara lain.

AS juga menuai kritik karena merencanakan pemberian suntikan penguat alias booster vaksin Covid-19 untuk warganya, di saat puluh jutaan orang di seluruh dunia belum memiliki akses ke vaksin yang menyelamatkan jiwa. Tidak cuma AS, negara-negara barat lain, seperti Inggris dan Israel, telah memulai kampanye penyuntikan penguat vaksin.

Global Health Security Financial Intermediary Fund akan dibentuk di Bank Dunia untuk menggabungkan sumber daya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dunia terhadap pandemi, kata pejabat Gedung Putih.

Pemerintahan Biden juga akan meminta tambahan alokasi anggaran senilai US$ 850 juta dari kongres AS untuk pembentukan dana tersebut. Dalam anggaran AS untuk tahun fiskal 2021, kongres telah menyetujui alokasi dana senilai US$ 630 juta bagi dana tersebut.

Selanjutnya: Makin Banyak Penentu Kebijakan Moneter di AS yang Ingin Menaikkan Bunga di 2022

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

INDEKS BERITA

Terpopuler