Warisan Jokowi

Selasa, 21 Oktober 2025 | 06:10 WIB
Warisan Jokowi
[ILUSTRASI. Havid Febri]
Havid Vebri | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Genap setahun Presiden Prabowo Subianto menjalankan pemerintahannya sejak dilantik pada 20 Oktober 2024. Kendati jalannya pemerintahan ini masih baru, tapi Prabowo tidak memulainya dari kertas putih yang masih kosong.

Pemerintahan ini mewarisi beban struktural yang ditinggalkan oleh rezim sebelumnya, seperti utang, proyek mangkrak, hingga merajalelanya kasus korupsi. Kompleksnya warisan yang ditinggalkan pendahulunya itu membuat transisi pemerintahan tidak berjalan mudah. 

Prabowo bahkan harus memulai kepemimpinannya dengan melakukan pemotongan anggaran besar-besaran di berbagai sektor demi menjalankan programnya. Kebijakan itu berdampak lesunya aktivitas bisnis dan perekonomian yang berujung makin melemahnya daya beli masyarakat.

Bisa dikatakan, mesin pemerintahan Prabowo di tahun pertamanya tak bisa melaju kencang karena beratnya beban warisan yang harus dipikul. Memang bukan perkara mudah bagi Prabowo untuk memulai program baru, sembari memperbaiki warisan lama yang bobrok.

Warisan utang itu sebagian besar lahir dari masifnya pembangunan infrasuktur di era Jokowi. Hingga akhir masa jabatan Jokowi, total utang pemerintah telah mencapai angka yang mengkhawatirkan, dengan rasio utang terhadap PDB yang terus meningkat.

Hutang yang menggunung membuat ruang fiskal pemerintahan Prabowo menyempit. Anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk program-program kesejahteraan rakyat terpaksa dialihkan untuk membayar cicilan utang dan bunga pinjaman. Tak pelak, program-program populis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) berjalan di bawah tekanan fiskal yang berat. 

Selain utang yang tinggi, masalah korupsi juga menjadi penyakit kronis yang diwariskan kepada pemerintahan baru. Berbagai kasus korupsi besar mencuat selama kepemimpinan Jokowi. Maraknya praktik korupsi yang melibatkan pejabat tinggi telah menguras anggaran negara dan merusak tatanan ekonomi.

Dalam kondisi seperti ini, Prabowo harus bekerja keras untuk membersihkan sistem pemerintahan yang sudah terlanjur rusak. Namun, langkah itu tidaklah mudah, karena banyak pihak berkepentingan yang masih ingin mempertahankan status quo. Terlebih pengaruh Jokowi masih kuat di tubuh birokrasi dan pemerintahan saat ini.

Selanjutnya: Saham Konglomerasi Sudah Naik Tinggi, Saatnya Beralih ke Saham Keping Biru

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Belajar dari Aster, Mengidentifikasi Wash Trading yang Bikin Investor Kripto Merugi
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:39 WIB

Belajar dari Aster, Mengidentifikasi Wash Trading yang Bikin Investor Kripto Merugi

Kewaspadaan dan literasi analisis tetap menjadi kunci utama untuk bertahan dan meraih keuntungan yang berkelanjutan di kripto.

Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:06 WIB

Merger BUMN Karya, Ini Efeknya ke Saham ADHI dan PTPP

Proses merger akan berlanjut pada penggabungan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT PP Tbk (PTPP) yang diharapkan bisa selesai di 2026.

Menakar Prospek Kinerja dan Saham UNTR, Tertolong Emas tapi Masih Tertekan Batubara
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 08:08 WIB

Menakar Prospek Kinerja dan Saham UNTR, Tertolong Emas tapi Masih Tertekan Batubara

Harga emas yang lebih tinggi mendorong revisi naik estimasi laba bersih UNTR untuk tahun 2025–2027 sebesar 5%–7%.

IHSG Naik Kencang Setelah Mengalami Tekanan Pekan Lalu, Sinyal Pemulihan?
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:52 WIB

IHSG Naik Kencang Setelah Mengalami Tekanan Pekan Lalu, Sinyal Pemulihan?

Sejumlah faktor, yakni kondisi fiskal, daya beli, dan kinerja laba korporasi yang masih lesu menjadi perhatian investor institusi.

KAI dan PLN Menggarap Elektrifikasi Jalur Kereta
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:47 WIB

KAI dan PLN Menggarap Elektrifikasi Jalur Kereta

Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyebutkan elektrifikasi menjadi bagian dari upaya modernisasi perkeretaapian nasional.

Negosiasi Pertamina dan  SPBU Swasta Belum Tuntas
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:44 WIB

Negosiasi Pertamina dan SPBU Swasta Belum Tuntas

Negosiasi ini menggantikan mekanisme lelang yang semula digunakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan BBM di SPBU swasta.

Hilirisasi Energi Jangan Setengah Hati dan Berhenti di Peta Jalan
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:38 WIB

Hilirisasi Energi Jangan Setengah Hati dan Berhenti di Peta Jalan

Selama puluhan tahun Indonesia terjebak dalam lingkaran "kutukan SDA". Kekayaan alam melimpah ruah, tetapi miskin nilai tambah dan  teknologi.

Babak Baru Diplomasi Ekonomi  di Tengah Kecamuk Perang Dagang
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:31 WIB

Babak Baru Diplomasi Ekonomi di Tengah Kecamuk Perang Dagang

Pemerintah Indonesia kembali aktif dalam pergaulan internasional, termasuk negosiasi dagang dengan sejumlah negara

Setahun Pemerintahan Prabowo, Bisnis Tambang Bakrie dan Djokosoetono Gencar Ekspansi
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:15 WIB

Setahun Pemerintahan Prabowo, Bisnis Tambang Bakrie dan Djokosoetono Gencar Ekspansi

Di masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) 2024 lalu, Aburizal Bakri duduk dalam jajaran Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo - Gibran.

Ekonomi Global Tak Pasti, Harga Emas dan Aset Kripto Mendaki
| Selasa, 21 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Ekonomi Global Tak Pasti, Harga Emas dan Aset Kripto Mendaki

Dalam satu tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran, harga komoditas seperti emas dan aset kripto melambung.

INDEKS BERITA

Terpopuler