Waspadai lonjakan harga pangan impor

Rabu, 17 Oktober 2018 | 12:07 WIB
Waspadai lonjakan harga pangan impor
[ILUSTRASI. Penjualan daging sapi]
Reporter: Annisa Maulida, Kiki Safitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga produk pangan impor bakal melambung. Dua penyebabnya berasal dari pelemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) serta kenaikan harga produk di negeri asalnya.

Ambil contoh harga daging sapi impor. Selama ini sebagian besar daging segar dalam negeri, dipasok dari sapi bakalan yang diimpor dari Australia.

Sebelum kurs rupiah tembus Rp 15.200 per dollar AS, harga sapi bakalan sekitar US$ 2,7 per kilogram (kg)- US$ 2,8 per kg. Artinya, bila dijual dalam rupiah, banderol harganya berkisar antara Rp 41.000-Rp 42.000 per kg.

Tapi sekarang harga sapi bakalan sudah mencapai sekitar US$ 3,25 per kg-US$ 4 per kg berat hidup setelah dihitung bea masuk dan biaya transportasi dan biaya kandang. Artinya, saat ini harga daging sapi bakalan sudah di kisaran Rp 50.000 per kg-Rp 53.000 per kg berat hidup jenis simental dan limousin.

"Kalau ini terus dibiarkan, harga daging segar bisa tembus di atas Rp 120.000 per kg, atau bahkan bisa lebih tinggi lagi," ucap Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi.

Selain itu, harga gandum, bungkil kedelai untuk bahan baku pakan ternak, kedelai untuk bahan baku tahu dan tempe juga naik di pasar global. Direktur Eksekutif Asosiasi. Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Lopis mengatakan, pergerakan harga gandum dipengaruhi dua hal. Pertama, pergerakan harga pangan di negara produsen. Kedua, perubahan kurs rupiah teradap dollar AS. Kedua hal tersebut telah terjadi.

Di satu sisi, produksi gandum di Australia tahun ini diprediksi seret, dari sebelumnya mampu memenuhi sekitar 53% dari kebutuhan gandum nasional sebesar 8,4 juta ton. Tahun ini, Aptindo memprediksi pasokan gandum Australia hanya bisa memenuhi 35% saja kebutuhan di Indonesia, karena kemarau panjang tengah melanda Negara Kanguru tersebut.

Kenaikan harga gandum yang diimpor Indonesia tidak bisa dihindari. Meskipun demikian, hingga saat ini Aptindo mencatat permintaan tepung terigu relatif stabil.

Beruntung, sejauh ini kenaikan harga gandum belum terasa pada industri pengguna tepung terigu karena banyak faktor. Salah satunya karena perekonomian Indonesia sedang baik. Apalagi pemerintah juga mengucurkan Dana Desa ke pelosok Tanah Air yang menopang daya beli masyarakat. Sejauh permintaan dalam negeri tetap tinggi, Ratna optimistis kenaikan harga gandum tidak terlalu mempengaruhi permintaan dalam negeri.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat
| Sabtu, 22 November 2025 | 11:00 WIB

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat

Kenaikan harga CPO yang terjadi menjadi katalis positif jangka pendek, sementara area support AALI berada di kisaran Rp 7.600 hingga Rp 7.700.

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga
| Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga

PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) tengah menghadapi masa sulit sepanjang sembilan bulan tahun 2025 ini.

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi

Untuk mengejar target pajak penghambat sitem coretax harus segera dibenahi supaya optimalisasi penerimaan pajak terpenuhi..​

Cetak Pekerja Miskin
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Cetak Pekerja Miskin

Negara dan dunia kerja harus mulai merombak strategi dunia tenaga kerja yang bisa menumbuhkan produktivitas serta gaji yang mumpuni.

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat

Dana yang ia miliki sebagian besar kembali ia putar untuk memperkuat modal usaha, ekspansi di berbagai unit bisnis yang ia kelola. 

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:38 WIB

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar

Gugatan ini bukan kali pertama dilayangkan Bank Mandiri. 1 Agustus lalu, bank dengan logo pita emas ini juga mengajukan gugatan serupa.

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:30 WIB

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa

Volatilitas tinggi di pasar valuta asing memerlukan kehati-hatian dan sesuaikan dengan profil risiko

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:20 WIB

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis

DRMA sedang merampungkan akuisisi PT Mah Sing Indonesia. Akuisisi 82% saham perusahaan komponen plastik tersebut mencatat nilai Rp 41 miliar.

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:17 WIB

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi

Melihat rencana bisnis PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) yang tengah memperkuat portofolio produk berbasis teknologi

Banyak Fraud, Industri Fintech Butuh Penjaminan
| Sabtu, 22 November 2025 | 04:55 WIB

Banyak Fraud, Industri Fintech Butuh Penjaminan

Risiko tinggi bikin asuransi fintech lending sulit dibuat dan butuh persiapan yang sangat matang agar tidak menambah risiko

INDEKS BERITA

Terpopuler