Berita Market

Yield Treasury AS Mendaki, Persepsi Risiko Investasi Indonesia Meningkat

Kamis, 14 April 2022 | 03:15 WIB
Yield Treasury AS Mendaki, Persepsi Risiko Investasi Indonesia Meningkat

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi investor atas risiko investasi di Indonesia meningkat dalam sepekan. Hal ini ditandai oleh Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun pada Rabu (13/4) menyentuh level 98,14.

Padahal, pekan lalu CDS tersebut masih di 77,22. Sementara level CDS 10 tahun pada Selasa berada di level 165,38, dibandingkan posisi  seminggu lalu di 147,01.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana menjelaskan, lonjakan CDS ini seiring kenaikan yield US Treasury. Kata Fikri, kenaikan lebih bersifat sementara karena sentimen utamanya lebih diakibatkan isu global. Pada medio Februari ketika CDS naik seiring pecahnya ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Level CDS Indonesia Tinggi, Lelang SUN Sepi Peminat

Sementara dari dalam negeri, Fikri menyebut kondisi fundamental Indonesia tetap solid, mulai dari rilis data ekonomi Indonesia hingga aliran masuk dana asing. "Momen ini justru dimanfaatkan untuk melakukan aksi beli, terlebih investor domestik tahu bagaimana solidnya data ekonomi Indonesia," ujar dia. Level CDS Indonesia akan turun ketika risiko geopolitik konflik Rusia-Ukraina mereda.

Namun, naiknya CDS Indonesia berimbas pada hasil lelang SUN maupun SBSN yang kurang optimal. Selain penawaran masuk yang lebih kecil, pemerintah juga kesulitan menyerap hasil lelang. Alhasil pemerintah harus mengadakan lelang greenshoe option.

Beruntung, penerimaan negara dari pajak dan bea ekspor sedang bagus. Alhasil, pemerintah tak perlu menyerap lelang berlebihan agar yield di pasar sekunder terjaga. "Selama CDS masih tetap tinggi, jumlah penawaran yang masuk pada lelang ke depan masih rendah. Penyerapan kemungkinan masih akan minimal," tutup Fikri. 

Head of Fixed Income BNI Fayadri menilai, pelaksanaan lelang masih sangat diminati investor. Hal ini terlihat dari penawaran yang masuk masih di atas angka 200% dari total target indikatif. "Memang CDS menjadi salah satu pertimbangan investor ketika akan masuk ke pasar obligasi," kata Fayadri. Namun investor tidak perlu khawatir. Dalam waktu dekat ini, persepsi investor masih akan dipengaruhi oleh kebijakan moneter di AS.

Baca Juga: Inflasi AS Bulan Maret Kembali Naik, Rupiah Melemah Tipis

Terbaru