Sejumlah mata uang utama melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah perkembangan situasi ekonomi dan politik.

Langkah tersebut diharapkan mampu memperkuat cadangan devisa, menambah pasokan dolar di bank serta mendukung pembiayaan proyek strategis 

Investor bisa memanfaatkan momentum dengan mengoleksi valuta asing (valas) yang diuntungkan akibat pelemahan rupiah saat ini

Setelah menimbulkan kegaduhan, rencana kenaikan bunga deposito valas dollar AS di Himbara dari level 2% menjadi 4% tampaknya urung dilaksanakan.​

Kenaikan bunga deposito valas demi mendorong minat asing masuk ke bank lokal dan menjaga pergerakan rupiah. 

Investor bisa mempertimbangkan diversifikasi eksposur pada beberapa pasangan mata uang seiring volatilitas yang masih tinggi jelang akhir tahun

Tingkat bunga penjaminan bank umum dalam bentuk simpanan rupiah turun menjadi 3,5% dan dalam bentuk valas turun menjadi 2%

Kondisi likuiditas valuta asing (valas) perbankan terlihat semakin menyempit. Ini sejalan dengan laju pertumbuhan DPK valas yang semakin tertekan

Sejumlah valuta asing (valas) utama menunjukkan penguatan terhadap dolar AS sepanjang tahun 2025 berjalan

Per Juni 2025, kredit valas tumbuh 5,01% secara tahunan, trennya terus melambat dimana pada Januari masih tumbuh 14,52%. ​