Ada Harga, Ada Rupa

Kamis, 27 Maret 2025 | 02:30 WIB
Ada Harga, Ada Rupa
[ILUSTRASI. TAJUK - Hasbi Maulana]
Hasbi Maulana | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenyataan ini mungkin terdengar menyebalkan, tapi tak terbantahkan: uang adalah indikator yang jujur. Seperti air sungai yang selalu mengalir ke laut, uang juga selalu mencari tempat yang memudahkan beranak-pinak. Air mungkin bisa dibelokkan untuk mengairi sawah, memenuhi bak mandi, atau mengisi toren rumah tangga; namun pada akhirnya air tetap menuju samudera. 

Begitu pula dengan uang. Uang mungkin bisa digiring menuju aset tertentu, tapi tak bisa diperintah agar diam di sana selamanya. Akhirnya uang akan selalu mencari tempat paling nyaman untuk berbiak.

Siapa saja yang memahami konsep sederhana itu tak akan gagap melihat perubahan arah pergerakan uang. Anjloknya IHSG dan rontoknya nilai tukar rupiah beberapa hari terakhir akan dipandang sebagai fakta bahwa para pemilik uang melihat pasar modal Indonesia kalah menarik ketimbang ladang pembiakan uang negara lain. 

Dengan memegang prinsip itu, para pihak yang berkepentingan di pasar modal Indonesia tidak perlu mencari-cari siapa saja investor yang telah melepas saham dengan harga lebih rendah secara besar-besaran. Tidak perlu pula mereka mencari tahu broker mana saja yang digunakan untuk menjual saham-saham itu. Apalagi, sampai menelisik alasan para analis saham yang mungkin merekomendasikan jual saham-saham tertentu di bursa.

Boleh saja para profesional keuangan pasar modal Indonesia berargumen dengan sederet kalkulasi matematis dan statistik rumit bahwa pasar modal Indonesia sudah "terlalu murah" dibanding pasar modal negara lain. Namun, mungkin mereka lupa, uang tidak selalu mencari harga yang lebih murah. Para pemilik toko kelontong paham benar bahwa sebagian pembeli lebih membutuhkan kepastian mutu ketimbang sekadar harga murah. Ada harga ada rupa, kata mereka.

Nah, kepastian dalam berinvestasi ini ibarat gravitasi yang mengarahkan air menuju laut. Tanpa gravitasi, air cuma akan membentuk genangan yang entah kapan bisa sampai ke laut. Tanpa kepastian, modal investasi juga akan terombang-ambing tak kunjung mendatangkan cuan.

Jadi, kini sudah terang benderang, bukan, kenapa IHSG ambrol dan rupiah rontok? 

Iya, para pemilik uang yang selama ini menyemai modal di Indonesia sedang menghindari ketidakpastian. Ketidakpastian apa gerangan? 

Kalau Anda sedang mencoba menjawabnya, cukup ucapkan saja di dalam hati.

Selanjutnya: Menanti Dana Asing Kembali ke Bursa Saham

Bagikan

Berita Terbaru

Ekspor dan Konsumsi Minyak Sawit Indonesia Menurun pada Januari 2025
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 21:27 WIB

Ekspor dan Konsumsi Minyak Sawit Indonesia Menurun pada Januari 2025

Ekspor minyak sawit pada Januari 2025 tercatat 1,96 juta ton, lebih rendah 100 ribu ton dibandingkan Desember 2024 yang mencapai 2,06 juta ton

Harga Gas Industri Melonjak, Aspebindo Desak Pemerintah Ambil Langkah Konkret
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 20:39 WIB

Harga Gas Industri Melonjak, Aspebindo Desak Pemerintah Ambil Langkah Konkret

Harga gas telah meningkat sejak kuartal pertama 2024, dari sebelumnya US$ 10,2 per MMBTU menjadi US$ 14,27 per MMBTU

Belasan Saham Ini Akan Bagikan Dividen, Yield Tertinggi dari Saham Sektor Keuangan
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 15:26 WIB

Belasan Saham Ini Akan Bagikan Dividen, Yield Tertinggi dari Saham Sektor Keuangan

Masih ada dividen dari beberapa emiten yang telah diumumkan sebelum libur panjang. Dividen besar terutama dibagikan oleh bank-bank BUMN.

Muncul Istilah 1% Saham Seri A Dwiwarna pada UU BUMN 1/2025, Typo Error?
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 13:33 WIB

Muncul Istilah 1% Saham Seri A Dwiwarna pada UU BUMN 1/2025, Typo Error?

Sejumlah kepemilikan negara pada BUMN berupa saham Seri A Diwarna tak melulu berjumlah 1 saham, seperti pada PT Bukit Asam Tbk (PTBA). 

Perdagangan Saham Jelang Lebaran 2025 Turun Dibanding Periode Serupa di 2024
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 12:30 WIB

Perdagangan Saham Jelang Lebaran 2025 Turun Dibanding Periode Serupa di 2024

Secara historis, dibandingkan periode yang sama di 2024, terjadi penurunan transaksi pada hari terakhir perdagangan sebelum libur lebaran 2025.

Margin Agribisnis Naik, Bisnis CBP Masih Berkontribusi Terbesar bagi Indofood (INDF)
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 11:50 WIB

Margin Agribisnis Naik, Bisnis CBP Masih Berkontribusi Terbesar bagi Indofood (INDF)

Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) berhasil mencetak kinerja keuangan yang kuat sepanjang tahun 2024.

Profit 32,67% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (29 Maret 2025)
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 09:38 WIB

Profit 32,67% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (29 Maret 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Maret 2025) ukuran 1 gram Rp 1.792.000. Pembeli setahun lalu bisa untung 32,67% jika menjual hari ini.

Dimensional Fund Berinvestasi di 28 Saham IDX30, Mana yang Paling Banyak?
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 09:17 WIB

Dimensional Fund Berinvestasi di 28 Saham IDX30, Mana yang Paling Banyak?

Dimensional Fund Advisors LP, manajer investasi berbasis di Texas, menyukai saham-saham dengan likuiditas tinggi dan market cap besar.

Saham-Saham Paling Jawara di Kuartal I-2025, Naik Ratusan Persen Saat IHSG Turun
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 06:00 WIB

Saham-Saham Paling Jawara di Kuartal I-2025, Naik Ratusan Persen Saat IHSG Turun

Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 4,03% sepekan terakhir kuartal pertama 2025 tak mampu membalikkan kinerja sejak awal tahun.

Menaguk Cuan Dividen Emiten Bank, Yield Dividen Terbesar Masih dari Bank Pelat Merah
| Sabtu, 29 Maret 2025 | 03:50 WIB

Menaguk Cuan Dividen Emiten Bank, Yield Dividen Terbesar Masih dari Bank Pelat Merah

Dari tujuh emiten perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menjadi emiten yang membagi dividen paling besar.

INDEKS BERITA

Terpopuler