Ada Puluhan Proyek Listrik Energi Baru Terbarukan Mangkrak

Kamis, 21 Maret 2019 | 07:15 WIB
Ada Puluhan Proyek Listrik Energi Baru Terbarukan Mangkrak
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mengakhiri (terminasi) kontrak 24 proyek pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) yang masih mangkrak. Selama dua tahun terakhir, terhitung sejak 2017 hingga awal tahun ini, para pengembang proyek listrik tersebut belum mampu memenuhi komitmen pendanaan (financial close).

Namun PLN memberikan kesempatan kepada pemilik 24 proyek itu untuk mencari pendanaan, paling telat hingga Juni tahun ini.

Direktur Bisnis Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengemukakan, apabila hingga akhir semester pertama tahun ini persyaratan itu (financial close) belum terpenuhi, PLN segera memutus atau melakukan terminasi kontrak 24 proyek listrik EBT.

"Sebelum diterminasi, kami memberikan waktu hingga Juni bagi pengelola 24 proyek listrik tersebut," ungkap dia kepada KONTAN, kemarin.

Sebanyak 24 proyek listrik berbasis energi hijau ini memiliki total kapasitas 324,12 megawatt (MW). Perinciannya, sebanyak 19 proyek adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) berkapasitas total 105,12 MW, satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 200 MW, dan empat Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi dan PLTSa berkapasitas total 19 MW.

Sejatinya, ke-24 proyek itu adalah bagian dari 70 proyek pembangkit EBT yang diteken pada 2017. Kala itu, Kementerian ESDM, PLN dan pengelola proyek menandatangani kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) secara serentak. Hingga kini hanya lima pembangkit berkapasitas total 35 MW yang beroperasi secara komersial atau commercial operation date (COD).

Sementara 29 proyek dengan total kapasitas 780,75 MW memasuki masa konstruksi. Adapun 10 proyek berkapasitas total 68,7 MW sudah menyerahkan jaminan pelaksanaan namun belum financial close. Sedangkan dua proyek pembangkit lainnya dengan total kapasitas 5,6 MW telah diterminasi.

Sebelumnya, Djoko mengatakan proyek listrik yang telah diterminasi akan kembali dilelang. Hanya saja, dia tak menyebutkan kapan waktu pastinya. "Dua proyek tersebut diterminasi karena tidak bisa menunjukkan progres apa pun, tidak ada modal, jaminan pelaksanaan tidak bisa, ya sudah kami tutup," ungkap dia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Sutijastoto meyakini di sisa waktu yang ada, ke-24 proyek EBT yang terancam terminasi dapat melanjutkan tahap pembangunan. Sehingga, bauran energi terbarukan bisa tetap terjaga.

Ketua Asosiasi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Riza Husni menilai, pengembang proyek EBT kesulitan mencari pendanaan kepada perbankan. "Itu karena pemerintah tidak friendly terhadap pembangkit EBT, khususnya yang berkenaan dengan aturan," ungkap dia kepada KONTAN, kemarin.

Dia meyakini, proyek EBT akan menarik jika pemerintah merevisi Peraturan Menteri Nomor 50/2017, khususnya skema build, own, operate, and transfer (BOOT) yang dinilai menghambat pendanaan proyek.

Bagikan

Berita Terbaru

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:45 WIB

Timah (TINS) Memacu Produksi Bijih Timah

TINS berhasil memproduksi bijih timah sebesar 15.189 ton hingga kuartal III-2024 atau naik 36% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:40 WIB

Total Bangun Persada (TOTL) Menembus Target Kontrak Baru

TOTL menerima nilai kontrak baru senilai Rp4,4 triliun per Oktober 2024. Perolehan ini melampaui target awal TOTL sebesar Rp 3,5 triliun.

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:30 WIB

Mobil Baru Siap Meluncur Menjelang Akhir Tahun

Keberadaan pameran otomotif diharapkan mampu mendorong penjualan mobil baru menjelang akhir tahun ini.

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:25 WIB

Lion Air Group Mendominasi Pasar Penerbangan di Indonesia

Menurut INACA, Lion Air Group menguasai 62% pasar penerbangan domestik di Indonesia, khususunya segmen LCC.

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:20 WIB

Produk Terstruktur BEI Sepi Peminat

Masalah likuiditas membuat produk terstruktur kurang diminati. Berdasarkan data KSEI, AUM ETF sebesar Rp 14,46 triliun hingga Oktober 2024.

Mempertahankan dan Perebutan Kekuasaan
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:15 WIB

Mempertahankan dan Perebutan Kekuasaan

Rakyat harus cerdas dan kritis dalam membaca peta pertarungan politik di ajang pilkada pada saat ini.

Darurat Judi Online
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:10 WIB

Darurat Judi Online

Pemerintah harus berupaya keras menumpas judi online lewat beragam aspek tidak hanya pemblokiran semata.

Oleh-Oleh Janji Investasi Miliaran Dolar
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:05 WIB

Oleh-Oleh Janji Investasi Miliaran Dolar

Hasil lawatan Presiden Prabowo Subianto menjaring komitmen investasi jumbo dari China dan Inggris senilai US$ 18,5 miliar.

Hingga Oktober 2024, Pembiayaan Multiguna Tumbuh Pesat
| Sabtu, 23 November 2024 | 03:00 WIB

Hingga Oktober 2024, Pembiayaan Multiguna Tumbuh Pesat

Pertumbuhan permintaan pembiayaan multifinance di segmen multiguna masih akan berlanjut hingga tahun depan

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%
| Jumat, 22 November 2024 | 23:44 WIB

Serapan Belanja Modal Siber Perbankan Capai 50%

Bank Tabungan Negara (BTN) misalnya, telah menyerap 60% capex untuk teknologo informasi (TI) yang dianggarkan mencapai Rp 790 miliar di 2024

INDEKS BERITA

Terpopuler