Ada Tiga Indeks Saham Baru Siap Meluncur, Investor Bakal Punya Acuan Baru
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan tiga indeks baru. Dua di antaranya akan dirilis Agustus nanti, yaitu IDXValue30 dan IDXGrowth30.
Direktur Pengembangan Hasan Fawzi menjelaskan, 30 konstituen di setiap indeks akan dipilih dari anggota IDX80 yang sudah tersaring dari sisi kapitalisasi pasar dan likuiditas.
Saham anggota indeks dipilih berdasarkan price to book value (PBV) dan price to earning ratio (PER), dari yang tinggi dan rendah "Sehingga akan terlihat mana yang termurah dan termahal," jelas dia kepada KONTAN.
IDXValue30 akan memasukkan saham dengan PBV dan PER rendah. BEI juga sudah memasukkan bobot free float 100% sehingga terlihat saham-saham yang likuid.
Dengan begitu, IDXValue30 akan mewadahi saham-saham yang murah tetapi berfundamental baik. Hasan mengklaim, BEI telah melakukan riset fundamental emiten IDX80 selama lima tahun ke belakang.
Sedang anggota indeks IDXGrowth30 merupakan saham dengan PER di atas rata-rata. “Artinya, konstituen di indeks IDXGrowth30 yang termahal dan likuiditasnya baik,” ujar Hasan.
Hasan menyebut, IDXGrowth30 bisa memberi gambaran bagi investor di antara 80 saham IDX80 yang valuasinya terlalu tinggi. Selain itu, juga memberikan batasan bagi ruang bertumbuhnya saham-saham tersebut.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengaku, dua indeks baru rancangan BEI ini menarik karena memasukkan bobot PER dan PBV. "Kedua indeks ini menarik bagi investor yang ingin mencari saham murah dengan tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar yang bagus juga," kata dia, kemarin.
Senada, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, dua indeks baru ini menarik untuk dijadikan acuan portofolio. “Value stock dan growth stock selalu dicari oleh investor, indeks tersebut akan sangat membantu investor dalam melakukan screening saham,” jelas dia.
Indeks baru lainnya yang disiapkan BEI untuk dirilis tahun ini adalah Indeks Hijau (Green Index). BEI akan memilih saham konstituen bersama dengan Yayasan Keaneka Ragaman Hayati Indonesia (Kehati). Rencananya, indeks saham ramah lingkungan ini diluncurkan akhir tahun ini.
Lewat indeks ini, BEI akan memberi opsi alternatif investasi yang lebih peduli terhadap lingkungan. Indeks ini tidak bakal banyak berbeda dengan indeks yang sudah dikeluarkan Kehati, SRI-KEHATI.
Bedanya, BEI memberikan label green pada emiten yang memenuhi standar environmental, social and governance (ESG). Green index bisa menjadi alternatif investasi terhadap pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG).
Menurut Hasan, sampai saat ini Indonesia belum memiliki indeks gabungan berbasis lingkungan alias green composite. "Jadi, kami coba buat untuk menjadi pedoman khusus bagi masyarakat yang mau transaksi di saham tertentu, khususnya yang berbasis SDG,” ujar dia.
BEI akan menyaring konstituen dari sisi fundamental dan likuiditas perusahaan. Komite khusus dari Yayasan Kehati akan menyaring lebih lanjut sesuai dengan standar ESG.
Wawan juga mengakui, indeks hijau ini terbilang menarik. Pasalnya, kinerja Indeks SRI-KEHATI pun gemilang. "Sri-Kehati berisi 25 saham yang kapitalisasinya besar dan blue chip. Kinerjanya juga lebih baik daripada," kata dia.
Menurut Wawan, label berstandar ESG juga bermanfaat bagi investor. Sebab, green company umumnya adalah perusahaan yang sudah mapan dan stabil, sehingga membuat kinerjanya relatif baik.
Analis Ayers Asia Asset Management Ivan H. Likumahuwa melihat, masyarakat Indonesia sudah mulai selektif memilih emiten yang berbasis lingkungan. Kesadaran akan lingkungan membaik dibanding 5 tahun-10 tahun lalu.