Ada Tiga Indeks Saham Baru Siap Meluncur, Investor Bakal Punya Acuan Baru

Selasa, 11 Juni 2019 | 05:30 WIB
Ada Tiga Indeks Saham Baru Siap Meluncur, Investor Bakal Punya Acuan Baru
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan tiga indeks baru. Dua di antaranya akan dirilis Agustus nanti, yaitu IDXValue30 dan IDXGrowth30.

Direktur Pengembangan Hasan Fawzi menjelaskan, 30 konstituen di setiap indeks akan dipilih dari anggota IDX80 yang sudah tersaring dari sisi kapitalisasi pasar dan likuiditas.

Saham anggota indeks dipilih berdasarkan price to book value (PBV) dan price to earning ratio (PER), dari yang tinggi dan rendah "Sehingga akan terlihat mana yang termurah dan termahal," jelas dia kepada KONTAN.

IDXValue30 akan memasukkan saham dengan PBV dan PER rendah. BEI juga sudah memasukkan bobot free float  100% sehingga terlihat saham-saham yang likuid.

Dengan begitu, IDXValue30  akan mewadahi saham-saham yang murah tetapi berfundamental baik. Hasan mengklaim, BEI telah melakukan riset fundamental emiten IDX80 selama lima tahun ke belakang.

Sedang anggota indeks IDXGrowth30 merupakan saham dengan PER di atas rata-rata. “Artinya, konstituen di indeks IDXGrowth30 yang termahal dan likuiditasnya baik,” ujar Hasan.

Hasan menyebut, IDXGrowth30 bisa memberi gambaran bagi investor di antara 80 saham IDX80 yang valuasinya terlalu tinggi. Selain itu, juga memberikan batasan bagi ruang bertumbuhnya saham-saham tersebut.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengaku, dua indeks baru rancangan BEI ini menarik karena memasukkan bobot PER dan PBV. "Kedua indeks ini menarik bagi investor yang ingin mencari saham murah dengan tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar yang bagus juga," kata dia, kemarin.

Senada, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, dua indeks baru ini menarik untuk dijadikan acuan portofolio. “Value stock dan growth stock selalu dicari oleh investor, indeks tersebut akan sangat membantu investor dalam melakukan screening saham,” jelas dia.

Indeks baru lainnya yang disiapkan BEI untuk dirilis tahun ini adalah Indeks Hijau (Green Index). BEI akan memilih saham konstituen bersama dengan Yayasan Keaneka Ragaman Hayati Indonesia (Kehati). Rencananya, indeks saham ramah lingkungan ini diluncurkan akhir tahun ini.

Lewat indeks ini, BEI akan memberi opsi alternatif investasi yang lebih peduli terhadap lingkungan. Indeks ini tidak bakal banyak berbeda dengan indeks yang sudah dikeluarkan Kehati, SRI-KEHATI.

Bedanya, BEI memberikan label green pada emiten yang memenuhi standar environmental, social and governance (ESG). Green index bisa menjadi alternatif investasi terhadap pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG).

Menurut Hasan, sampai saat ini Indonesia belum memiliki indeks gabungan berbasis lingkungan alias green composite. "Jadi, kami coba buat untuk menjadi pedoman khusus bagi masyarakat yang mau transaksi di saham tertentu, khususnya yang berbasis SDG,” ujar dia.

BEI akan menyaring konstituen dari sisi fundamental dan likuiditas perusahaan. Komite khusus dari Yayasan Kehati akan menyaring lebih lanjut sesuai dengan standar ESG.

Wawan juga mengakui, indeks hijau ini terbilang menarik. Pasalnya, kinerja Indeks SRI-KEHATI pun gemilang. "Sri-Kehati berisi 25 saham yang kapitalisasinya besar dan blue chip. Kinerjanya juga lebih baik daripada," kata dia.

Menurut Wawan, label berstandar ESG juga bermanfaat bagi investor. Sebab, green company umumnya adalah perusahaan yang sudah mapan dan stabil, sehingga membuat kinerjanya relatif baik.

Analis Ayers Asia Asset Management Ivan H. Likumahuwa melihat, masyarakat Indonesia sudah mulai selektif memilih emiten yang berbasis lingkungan. Kesadaran akan lingkungan membaik dibanding 5 tahun-10 tahun lalu.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler