AKR Corporindo (AKRA) Bakal Kantongi Penjualan Lahan 14 Hektare di Kuartal I
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan lahan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) tahun ini sepertinya bakal moncer. Belum sampai kuartal pertama berakhir, perusahaan ini memastikan bakal bisa mengantongi penjualan lahan di Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
Lahan yang berhasil dijajakan ini cukup luas. "Ada satu pembeli besar yang kami yakin akan membukukan penjualan kuartal pertama ini, luasnya 14 hektare (ha)," ujar Suresh Vembu, Direktur Keuangan AKRA kepada KONTAN, Jumat (12/3).
Tahun ini, AKRA menargetkan penjualan lahan seluas 30 ha-35 ha di kawasan industri tersebut. Artiya, AKRA telah mengamankan sekitar 46% dari target penjualan lahan hingga akhir tahun.
Baca Juga: KInerja PTBA Merosot Sepanjang Tahun Lalu
Suresh belum bisa memerinci nilai realisasi penjualan tersebut. "Karena kalau harga tergantung dengan negosiasi," terang dia.
Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) belum lama ini menyetujui pembentukan dua KEK baru. JIIPE termasuk kawasan industri yang mendapat status KEK. Pengukuhan KEK ini tinggal menanti persetujuan dari Presiden Joko Widodo.
Baca Juga: Potret Suram Industri Ritel Masih Terus Membayangi Sebagai Dampak Pandemi Covid-19
Status KEK akan meningkatkan permintaan lahan industri seiring dengan banyaknya insentif dalam kawasan tersebut. Melihat potensi ini, tak menutup kemungkinan penjualan lahan di JIIPE akan melampaui target.
Belum lagi, potensi pendapatan dari bisnis sewa lahan industri membesar. Dalam waktu dekat, AKRA bakal memperoleh sewa lahan dari sebuah perusahaan yang lokasinya tidak jauh dengan smelter tembaga milik Freeport yang tengah dibangun.
Norman Choong, analis CLSA, menghitung, kontribusi bisnis sewa lahan terhadap laba bersih AKRA lumayan besar. "Dari sewa lahan Freeport saja AKRA bisa mendapat Rp 75 miliar per tahun," tulis dia dalam riset.
Seperti diketahui, sejak semester dua 2019 silam, Freeport memasuki perjanjian sewa lahan di JIIPE dengan durasi 20 tahun. Luas lahan yang disewa mencapai 103 ha dengan tarif sewa US$ 7,5 per meter persegi (m2).
Sesuai dengan perjanjian, tarif tersebut tidak akan berubah selama lima tahun. Tapi, mulai Mei 2022, Freeport memiliki opsi untuk membeli lahan tersebut dengan harga US$ 150 per m2.
Norman memperkirakan, pendapatan konsolidasi AKRA tahun ini bisa mencapai Rp 17,11 triliun. Sedang laba bersih emiten ini diperkirakan mencapai Rp 1,06 triliun.
Baca Juga: Geo Dipa Energi Berpeluang jadi Induk Panas Bumi BUMN
Melhat prospek AKRA ke depan, Norman mempertahankan rating outperform saham AKRA. Dia juga menaikkan target harganya menjadi Rp 4.000 per saham dari sebelumnya Rp 3.700 per saham.
Pada penutupan perdagangan sore kemarin, harga saham AKRA ditutup menguat 20 poin atau setara 0,56% ke level Rp 3.590 per saham.
Selanjutnya: Bisnis Laboratorium Ramai, Kinerja Prodia (PRDA) Naik Sepanjang 2020