Niat Grup Salim dan Medco Mengakuisisi Hyflux Terancam Batal

Selasa, 19 Maret 2019 | 05:45 WIB
Niat Grup Salim dan Medco Mengakuisisi Hyflux Terancam Batal
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Grup Salim dan Grup Medco mengakuisisi perusahaan pengolahan air asal Singapura, Hyflux Ltd, terancam batal.

Melalui SM Investment Pte Ltd, Grup Salim dan Grup Medco mengisyaratkan hak untuk mengakhiri perjanjian restrukturisasi yang telah diteken bersama Hyflux pada 18 Oktober 2018 lalu.

SM Investment akan mengakhiri perjanjian restrukturisasi jika Hyflux tidak mengatasi wanprestasi anak usahanya, Tuaspring Pte Ltd, dalam dua minggu. Jika perjanjian berakhir, itu artinya berakhir pula rencana Grup Salim dan Medco mengakuisisi Hyflux.

Kemarin, Senin (18/3), Hyflux telah menerima pemberitahuan dari SM Investment. Surat tersebut mengacu pada pemberitahuan Public Utilities Board (PUB) kepada Hyflux pada 5 Maret 2018.

Dalam pemberitahuannya, badan pengelola air Singapura itu menegaskan wanprestasi Tuaspring dalam memenuhi perjanjian pembelian air yang telah diteken pada 6 April 2011 silam.

Berdasarkan perjanjian, Tuaspring memiliki waktu 30 hari hingga 6 Maret 2019 untuk berkonsultasi dengan PUB mengenai langkah yang perlu diambil dalam rangka mengurangi konsekuensi maupun memperbaiki segala kelalaian yang terjadi.

Dalam siaran persnya, PUB menyatakan,   ketidakmampuan Tuaspring memenuhi kewajibannya tampaknya tidak akan berubah dalam waktu dekat hingga jangka panjang mengingat posisi keuangannya saat ini.

Nah, jika hingga batas waktu yang ditetapkan Tuaspring gagal memperbaiki wanprestasi, PUB akan menggunakan haknya untuk mengakhiri perjanjian pembelian air dengan Tuaspring. PUB juga akan mengambil alih kendali atas fasilitas Tuaspring.

Surat dari PUB inilah yang membuat SM Investment mengirimkan pemberitahuan kepada Hyflux. Berdasarkan perjanjian restrukturisasi, SM Investment memiliki hak untuk mengakhiri perjanjian jika ada "kejadian yang telah ditentukan" terjadi dan jika kejadian yang dapat diperbaiki tidak diperbaiki dalam dua minggu.

Menurut SM Investment, pemutusan perjanjian pembelian air dan pengambilalihan fasilitas Tuaspring oleh PUB termasuk kejadian yang ditentukan dalam perjanjian restrukturisasi. Karena itu, SM Investment menegaskan bahwa Hyflux memiliki waktu dua minggu untuk memperbaiki hal tersebut.

Jika Hyflux tidak mengatasi persoalan tersebut dalam dua pekan hingga 1 April 2019, SM Investment bisa jadi akan menggunakan haknya untuk mengakhiri perjanjian restrukturisasi.

SM Investment juga menegaskan memiliki hak untuk setiap saat melepaskan kewajiban apa pun di bawah perjanjian restrukturisasi.

Dalam keterbukaan di Singapore Exchange, Sekretaris Perusahaan Hyflux Lim Poh Fong, mengatakan, Hyflux dan Tuaspring sedang mencari nasihat hukum terkait pemberitahuan SM Investment dan tengah berkomunikasi dengan PUB dan SM Investment.

Tuaspring merupakan anak usaha Hyflux yang mengelola Tuaspring Integrated Water and Power Project, fasilitas desalinasi terbesar di Asia Tenggara yang terintegrasi dengan pembangkit listrik.

Aset terbesar milik Hyflux itu memiliki kapasitas pengolahan air sebesar 318.5000 m3 per hari dan kapasitas pembangkit listrik sebesar 411 megawatt (MW).

Harga listrik yang terus melemah di pasar energi Singapura membikin Tuaspring merugi sehingga membebani keuangan Hyflux.

Per Desember 2017 lalu, untuk pertama kalinya Hyflux membukukan rugi bersih. Saat itu, rugi bersih Hyflux mencapai S$ 116,35 juta. Per 30 September 2018, rugi bersih Hyflux membengkak menjadi S$ 1,1 miliar akibat penurunan nilai Tuaspring sebesar S$ 916 juta. 

Pada 22 Mei 2018, Hyflux telah mengajukan perlindungan ke Pengadilan Tinggi Singapura untuk mengatur ulang utang dan bisnisnya. Pada 19 Juni lalu, Pengadilan Tinggi Singapura mengabulkan permohoan Hyflux dan memberikan penangguhan dari kebangkrutan.

Dari situlah, Hylux mulai menjajaki kemungkinan adanya investor baru hingga akhirnya memilih SM Investments sebagai investor strategis.

Berdasarkan perjanjian restrukturisasi, SM Investments akan membeli sejumlah saham yang mewakili 60% kepemilikan saham di Hyflux senilai S$ 400 juta.

SM Investment, sebagai pemegang saham, juga akan memberikan pinjaman sejumlah S$ 130 juta kepada Hyflux di bawah perjanjian pinjaman pemegang saham.

Selain itu, SM Investments juga akan memberikan pinjaman sebesar S$ 30 juta sebagai modal kerja sementara yang dibutuhkan Hyflux hingga transaksi akuisisi selesai.

SM Investment merupakan konsorsium yang beranggotakan Grup Salim dan Grup Medco. Di konsorsium itu, Salim menguasai 60% kepemilikan saham sementara Medco mendekap 40% sisanya.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

INDEKS BERITA

Terpopuler