Aktivitas Produksi Pabrik Secara Global Susut

Rabu, 02 Oktober 2024 | 05:15 WIB
Aktivitas Produksi Pabrik Secara Global Susut
[ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan proses pembuatan suku cadang otomotif pada sebuah pabrik di Bekasi, Jawa Barat (29/9/2023). Industri manufaktur tumbuh positif seiring dengan penguatan level Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia di angka 53,9 pada Agustus 2023. Para pelaku industri manufaktur Tanah Air semakin percaya diri untuk melakukan perluasan usahanya karena didukung permintaan pasar yang meningkat. (KONTAN/Baihaki)]
Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas produksi di beberapa wilayah mengalami penurunan. Penyebabnya adalah ketidakpastian ekonomi global dan permintaan yang melemah. 

Di Jepang, purchasing manager's index (PMI) sektor manufaktur menyusut pada September. Negara yang mengandalkan ekspor ini mengalami kelesuan konsumsi dari dalam dan luar negeri. 

PMI Jepang Jibun Bank turun ke level 49,7 pada bulan September dari 49,8 pada bulan Agustus. Posisi indeks di bawah ambang batas 50 menandakan sektor sedang kontraksi. 

Baca Juga: Masalah Ekonomi Indonesia Sangat Kompleks, Ekonom: Solusinya Ciptakan Lapangan Kerja

Ini artinya, manufaktur Jepang sudah kontraksi tiga bulan berturut-turut. "Survei PMI Jepang menunjukkan tren yang tidak jelas di seluruh industri manufaktur," kata Usamah Bhatti, analis S&P Global Market Intelligence, seperti dikutip Reuters, kemarin. 

Sementara PMI Taiwan di periode yang sama berjalan lebih lambat. PMI Taiwan turun ke 50,8 pada bulan September dari 51,5 pada Agustus. Survei PMI juga memperlihatkan jika aktivitas manufaktur di Vietnam, Malaysia dan Indonesia menurun.

Ekonomi lemah

Sebelumnya, PMI manufaktur Caixin/S&P Global China, yang dirilis Senin (30/9), turun ke level 49,3 di September dari 50,4 pada bulan sebelumnya. Ini adalah data PMI terendah sejak Juli 2023. 

Ini dampak dari permintaan global yang lemah terhadap eksportir Asia. Perlambatan pertumbuhan permintaan terutama terjadi di Amerika Serikat (AS). 

Toh, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, negara di Asia akan menghadapi soft landing karena inflasi yang moderat. Ini memberikan ruang bagi bank sentral melonggarkan kebijakan moneter guna mendukung pertumbuhan. 

IMF memprediksi pertumbuhan di Asia akan melambat dari 5% pada 2023 menjadi 4,5% tahun ini dan 4,3% pada tahun 2025.

Aktivitas manufaktur di seluruh zona euro juga menurun dari laju tercepatnya pada September. PMI sektor manufaktur zona euro HCOB yang disusun oleh S&P Global turun ke level 45 pada September. Angka ini sedikit di atas estimasi analis, yakni 44,8.

Baca Juga: Pasar Elektronik Nasional Terancam Produk Impor, Permendag 8/2024 Harus Direvisi

Produksi industri zona Euro kemungkinan turun 1% pada kuartal ketiga dibandingkan kuartal sebelumnya. "Dengan pesanan masuk anjlok cepat, kami memperkirakan penurunan produksi lagi pada akhir tahun," kata Cyrus de la Rubia, Kepala Ekonom Hamburg Commercial Bank. 

Permintaan di Eropa turun pada tingkat tercepat tahun ini, meski pabrik kembali memangkas harga. Kondisi ini memangkas inflasi Eropa menjadi 1,8% di bulan lalu ke bawah target ECB, 2%.  

Selanjutnya: Diskresi Aturan Perpajakan

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Nama-Nama Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK Mulai Mengerucut
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 07:15 WIB

Nama-Nama Calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK Mulai Mengerucut

Pansel calon pimpinan dan dewan pengawas KPK sudah menetapkan 10 masing-masing calon. 

Pesawat yang Beroperasi  di Bandara-Bandara Semakin Menyusut
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 07:10 WIB

Pesawat yang Beroperasi di Bandara-Bandara Semakin Menyusut

Ada beberapa faktor yang membuat jumlah pesawat berkurang beroperasi di bandara-bandara. 

BIPI Fokus Menjaga Kinerja di Paruh Kedua
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 07:05 WIB

BIPI Fokus Menjaga Kinerja di Paruh Kedua

Penurunan harga batubara berimbas kepada penurunan pendapatan entitas anak BIPI.

BPK Memberikan Catatan Kinerja kepada  14 BUMN dan SKK Migas
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 07:05 WIB

BPK Memberikan Catatan Kinerja kepada 14 BUMN dan SKK Migas

Catatan BPK terkait tata kelola yang dilakukan oleh BUMN dan SKK Migas. 

Banjir Produk Impor Menekan Utilitas Industri Elektronik
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 06:35 WIB

Banjir Produk Impor Menekan Utilitas Industri Elektronik

Kementerian Perindustrian mencatat utilitas pabrik elektronik tinggal 50%.

Indonesia Ajak Asing Memanggul Proyek Tanggul Laut Bekasi - Tangerang
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 06:30 WIB

Indonesia Ajak Asing Memanggul Proyek Tanggul Laut Bekasi - Tangerang

Proyek tanggul laut Bekasi - Tangerang ditaksir bernilai Rp 90 triliun.

Indika Energy (INDY) Lepas Anak Usaha Ke Grup Barito
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 06:15 WIB

Indika Energy (INDY) Lepas Anak Usaha Ke Grup Barito

PT Indika Energy Tbk (INDY) melakukan transaksi ini melalui PT Indika Multi Properti (IMP).

Hatten Bali (WINE) Mencari Cuan dari Sektor Pariwisata
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 06:10 WIB

Hatten Bali (WINE) Mencari Cuan dari Sektor Pariwisata

Pada 2023 lalu, konsumsi wine di Indonesia naik 20%

Bunga Acuan The Fed Turun, Ekspor Mebel ke AS Berpotensi Menguat
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 06:10 WIB

Bunga Acuan The Fed Turun, Ekspor Mebel ke AS Berpotensi Menguat

Penurunan bunga The Fed untungkan produsen mebel.

Anak Usaha Delta Dunia Makmur (DOID) Terbitkan Obligasi Senilai Rp 1 Triliun
| Rabu, 02 Oktober 2024 | 06:05 WIB

Anak Usaha Delta Dunia Makmur (DOID) Terbitkan Obligasi Senilai Rp 1 Triliun

PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengumumkan penerbitan Obligasi Rupiah II BUMA Tahun 2024 dengan total Rp 1 triliun. 

INDEKS BERITA

Terpopuler