Harga emas berada di posisi bahaya untuk menembus level bawah utama

Jumat, 08 November 2019 | 04:11 WIB
Harga emas berada di posisi bahaya untuk menembus level bawah utama
[ILUSTRASI. Emas batangan dan emas koin. REUTERS/Michael Dalder]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Analis menilai, sejumlah sentimen negatif melingkupi emas saat ini. Kondisi itu membuat emas berada di posisi bahaya untuk menembus level bawah utama.

"Harga emas berada dalam posisi bahaya untuk menembus level bawah utama baru-baru ini karena optimisme perdagangan mendorong pengambilan risiko oleh investor global kembali menyala. Hal itu menyokong yield obligasi global dan sejumlah indeks utama naik tajam," papar Edward Moya, senior market analyst OANDA seperti yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Terjun Bebas, Harga Emas Hari Ini Sentuh Rekor Terendah

Moya memprediksi, outlook emas jangka panjang masih harus dipertimbangkan kembali, namun hal itu tidak akan terjadi hingga kita melihat aksi jual yang menargetkan level US$ 1.450 per troy ounce.

Melansir Reuters, harga emas dunia anjlok sekitar 2% pada transaksi Kamis (7/11) ke level terendah dalam sebulan terakhir. Minat investor terhadap emas kian menyusut setelah pejabat AS mengonfirmasi bahwa Washington dan China setuju untuk menurunkan tarif sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan fase pertama.

Baca Juga: Pasar Saham Kembali Reli, Harga Emas Hari Ini Jatuh Ke Level US$ 1.480

Pada pukul 13.43 waktu New York, harga emas di pasar spot anjlok 1,7% menjadi US$ 1.465,78 per troy ounce. Bahkan pada transaksi sebelumnya, harga emas spot sempat ambles ke US$ 1.460,75, yang merupakan level terendah sejak 1 Oktober lalu.

Adapun harga kontrak berjangka emas melorot 1,8% menjadi US$ 1.466,4 per troy ounce.

 

Emas batangan

"Akibat adanya optimisme terkait potensi kesepakatan atau kesepakatan fase satu, arus dana yang mengalir ke aset-aset safe haven mulai mereda. Selain itu, ada aksi ambil untung yang muncul dari kejadian itu," jelas Suki Cooper, analis logam mulia Standard Chartered Bank.

Dia menambahkan, "Dalam sepekan terakhir, kita melihat adanya sejumlah risiko yang menyokong pasar emas mulai mereda. Misalnya saja kecemasan terkait perdagangan, Brexit, dan the Fed mengindikasikan tone hawkish... Jadi, ini hampir merupakan respons yang tertunda dengan terjadinya aksi ambil untung."

Baca Juga: Harga emas Antam stabil di level Rp 750.000, Kamis (7/11)

Informasi tambahan saja, Kementerian Perdagangan China mengatakan, China dan Amerika Serikat sepakat untuk membatalkan, dalam beberapa fase, tarif yang dikenakan selama berlangsungnya perang dagang beberapa bulan terakhir. Hal ini juga dikonfirmasi oleh pejabat AS di hari yang sama.

Mengutip Reuters, harga emas dunia sudah merosot hampir 6,2% sejak menyentuh level tertinggi multi-tahunan di level US$ 1.557 per troy ounce pada awal September.

Posisi harga emas juga di bawah pergerakan 100-harian di kisaran US$ 1.476 per troy ounce untuk kali pertama sejak Mei lalu.

 

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

Target Penjualan Mobil Tahun Ini Dipangkas
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Target Penjualan Mobil Tahun Ini Dipangkas

Gaikindo revisi penjualan mobil 2025 menjadi 780.000 unit akibat pemintaan mobil dari keleas menengah menurun

Pengawasan Bea Keluar Kerek Penerimaan Cukai
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:50 WIB

Pengawasan Bea Keluar Kerek Penerimaan Cukai

Laporan terbaru menunjukkan penerimaan bea keluar mencapai Rp 496,77 miliar hingga Nov 2025, didorong nota pembetulan tembus.

INDEKS BERITA

Terpopuler