Berita

Ancaman Judi Online Bagi Industri Keuangan Terus Disisir

Kamis, 27 Juni 2024 | 04:30 WIB
Ancaman Judi Online Bagi Industri Keuangan Terus Disisir

ILUSTRASI. Warga melihat iklan judi online melalui gawainya di Jakarta, Rabu (19/6/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

Reporter: Adrianus Octaviano, Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Praktik judi online terus menjadi perhatian. Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan total transaksi judi online di Indonesia mencapai Rp 100 triliun pada kuartal I-2024. Upaya menyisir ancaman judi online pun terus dilakukan.

Usai fintech lending dan dompet digital, kini Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyebut, pihaknya menyisir potensi aktivitas terkait judi online lewat layanan Buy Now Pay Later (BNPL). 

Ivan bilang PPATK menemukan terdapat cip judi online yang dijual bebas melalui platform e-commerce. "Selama di e-commerce terdapat penjualan cip judi online, maka penggunaan paylater sangat mungkin dilakukan pemain judi online," ungkapnya, Selasa (25/6).

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebut, selain melakukan pemblokiran seperti yang selama ini dilakukan, OJK akan menelisik lebih lanjut keterkaitan antara maraknya judi online dengan industri keuangan. Dus, OJK bisa melakukan penanganan dengan tepat. "Jadi OJK harus tahu pasti dan tak bisa menduga-duga," kata dia. 

Baca Juga: Indonesia Menghalau Akses Judi Online dari Kamboja dan Filipina

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menuturkan, tak menutup kemungkinan pemain judi online menggunakan paylater untuk mencari sumber dana. Dia bilang paylater memang bukan menjadi lalu lintas uang judi online, yang biasanya melalui transfer ke rekening lain yang berstatus sebagai pengepul atau bandar. 

Tapi skema di paylater berbeda. Ada kemungkinan pemain memanfaatkan paylater untuk bisa diuangkan. "Jadi, ada modal untuk bermain judi online atau bahasa lainnya gesek tunai," kata Nailul. 

Untuk mengantisipasi penyalahgunaan paylater untuk judi online, Nailul bilang platform paylater harus meningkatkan proses credit scoring dan memanfaatkan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) untuk melihat profil risiko calon debitur.

Penyedia paylater Kredivo mengklaim telah menerapkan sistem keamanan yang ketat untuk mengantisipasi adanya transaksi mencurigakan, termasuk untuk aktivitas terkait judi online. 

SVP Marketing and Communications Kredivo Indina Andamari menyebut, pihaknya menerapkan pengumpulan data dari calon debitur sebelum menyetujui pengajuan pembiayaan. "Jadi, kalau memang dari data history terlihat scoring-nya jelek, tentu kami tidak akan menyetujui mereka sebagai nasabah," terang Indina.

Terbaru
IHSG
7.063,58
1.37%
95,63
LQ45
887,73
1.52%
13,33
USD/IDR
16.421
-0,09
EMAS
1.365.000
0,37%