Ancaman Trump Bikin Harga Minyak Loyo

Selasa, 07 Mei 2019 | 05:05 WIB
Ancaman Trump Bikin Harga Minyak Loyo
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kembali memanasnya perundingan perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan China membuat harga minyak mentah dunia ambruk. Senin (6/5), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange melemah 2,05% ke level US$ 60,67 per barel. Dalam sepekan, harga emas hitam ini anjlok 4,46%.

Koreksi juga terjadi pada harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2019 sebesar 0,62% menjadi US$ 70,41 per barel. Penurunan minyak Brent dalam sepekan pun sudah mencapai 1,58%.

Analis PT Pruton Mega Berjangka Cahyo Dewanto menguraikan, harga minyak mendaki akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan menaikkan lagi tarif impor produk asal China sebesar 25% dari sebelumnya 10%. Jika ini terjadi, produk impor asal China yang akan terkena dampak dengan nilai US$ 325 miliar.

Trump merasa, perundingan dagang hanya jalan di tempat. Aksi tersebut juga membuat pelaku pasar memilih keluar dari aset berisiko seperti komoditas. Kini, China juga sedang mempertimbangkan negosiasi dagang pasca ancaman Trump.

"Kondisi ini berbanding terbalik dengan perkiraan pelaku pasar yang sebelumnya optimistis terhadap negosiasi perang dagang ini," jelas Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim, kemarin.

Kembali mendidihnya perang dagang antara kedua negara adikuasa ini berhasil menghilangkan sentimen positif yang sebelumnya datang dari aksi AS, yang secara mengejutkan tidak memperpanjang pelonggaran sanksi ekonomi terhadap Iran.

Ada delapan negara yang masih diperbolehkan mengimpor minyak dari Iran. Namun per 2 Mei lalu, AS memperketat sanksi ekonominya.

Nah, untuk menambal berkurangnya pasokan minyak global, AS berharap Arab Saudi dan Rusia mau mengerek produksi minyaknya lagi. Sebelumnya, kedua negara ini memilih untuk memangkas produksi sejalan dengan keputusan OPEC.

Asal tahu saja, per April 2019, produksi minyak Arab Saudi mencapai 9,79 juta barel per hari. Angka ini lebih rendah dari produksi di Maret 2019 yang sebanyak 9,82 juta barel per hari.

Secara teknikal, harga minyak berada di bollinger bands maupun moving average 10% di atas bollinger bawah. Di sisi lain, indikator stochastic 70% negatif dengan MACD dan RSI 60% negatif. Karena itu, Ibrahim memperkirakan harga minyak untuk sepekan bergerak dalam kisaran US$ 57,90–US$ 63,70 per barel.

Bagikan

Berita Terbaru

Net Buy Asing 3 Hari Beruntun Saat IHSG Kembali ke 7.100, Jumat (16/5)
| Jumat, 16 Mei 2025 | 21:55 WIB

Net Buy Asing 3 Hari Beruntun Saat IHSG Kembali ke 7.100, Jumat (16/5)

Jumat (16/5), IHSG melonjak 0,94% atau 66,36 poin ke 7.106,53 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya
| Jumat, 16 Mei 2025 | 17:02 WIB

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya

Pertumbuhan IHSG pada perdagangan 15 Mei 2025 ditopang oleh aksi beli bersih (net buy)  investor asing sebesar Rp 1,68 triliun.

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM
| Jumat, 16 Mei 2025 | 16:00 WIB

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM

CGS International memprediksi dividend yield PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan berada di 6,84% pada 2025 dan 7,13% di 2026.

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:46 WIB

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi

Secara keseluruhan, sebanyak 221.000 orang jemaah haji akan diberangkatkan di tahun ini dari seluruh embarkasi Indonesia.

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif  Agar Ekonomi Bergulir
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:00 WIB

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif Agar Ekonomi Bergulir

Insentif yang diharapkan terutama yang bisa mengungkit konsumsi rumahtangga dan membuat dunia usaha bergeliat lagi.​

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:47 WIB

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah

Kepemilikan SBN oleh investor asing kembali mencapai Rp 906,96 triliun yang merupakan level tertinggi sejak 2021.

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:00 WIB

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025

Selain PT PP Urban, gugatan PKPU juga menghampiri PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun
| Jumat, 16 Mei 2025 | 13:00 WIB

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun

Jika penerimaan masih seret, sementara pemerintah tak melakukan penghematan pengeluaran yang masif, defisit APBN 2025 berpotensi lebih dari 3%.

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut
| Jumat, 16 Mei 2025 | 12:00 WIB

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut

Penurunan paylater mencerminkan sikap kehati-hatian baik dari sisi penawaran (bank dan perusahaan pembiayaan) maupun permintaan.

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC
| Jumat, 16 Mei 2025 | 11:03 WIB

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) bakal menerbitkan 533.333.334 saham baru melalui skema private placement.

INDEKS BERITA

Terpopuler