ANTM dan INCO Makin Terang Berkat Sentimen Pabrik Baterai Mobil Listrik

Kamis, 16 September 2021 | 06:00 WIB
ANTM dan INCO Makin Terang Berkat Sentimen Pabrik Baterai Mobil Listrik
[]
Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek pabrik baterai kendaraan listrik akhirnya dimulai. Kemarin, Presiden Joko Widodo menyaksikan peletakan batu pertama pabrik baterai kendaraan listrik milik PT HKML Battery Indonesia di Karawang New Industrial City.

Ini perusahaan hasil kerjasama Konsorsium Hyundai dan LG dengan Indonesia Battery Corporation, yang beranggotakan PT Inalum, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina, PT PLN, dan Contemporary Amperex Technology Co Ltd.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan, ANTM dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan diuntungkan karena memiliki eksposur yang tinggi terhadap industri nikel. Di kuartal I-2021, 23% pendapatan ANTM disumbang nikel. Meski bisnis emas menyumbang 72% pendapatan, segmen nikel memberi margin lebih besar.

INCO yang mendapat seluruh pendapatan dari nikel matte, saat ini membangun smelter yang akan memproduksi mix sulphide precipitate (MSP) yang merupakan bahan baku baterai listrik.

Tapi, ANTM lebih diuntungkan karena menjadi salah satu pemegang saham di Indonesia Battery Corporation. Nantinya, satu dari dua fasilitas pengolahan nikel akan dibangun di konsesi milik ANTM di Maluku Utara.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama juga menilai, pabrik ini bisa mendorong permintaan nikel. ANTM sebagai produsen nikel mendapat manfaat dari momentum tersebut. “Kami melihat proyek tersebut dapat menjadi keuntungan bagi jangka panjang,” terang Okie, Rabu (15/9).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, dimulainya pembangunan pabrik baterai listrik ini akan mengakhiri sideways yang terjadi pada saham ANTM dan INCO, serta membuat sentimen mobil listrik hidup kembali.

William merekomendasikan buy kedua saham ini. Support dan resistance ANTM di Rp 2.200-Rp 2.670, dengan target Rp 2.900. Sedang INCO di rentang Rp 4.800-Rp 5.200, dengan target Rp 5.700-Rp 6.000.

Juan memilih ANTM sebagai top picks di sektor logam. Selain karena holding baterai, ANTM juga ditopang bisnis emas dan feronikel yang positif. Dia merekomendasikan beli ANTM dengan target harga Rp 3.250 dan beli saham INCO dengan target harga
Rp 6.400 per saham.

Namun, Okie melihat, harga saham ANTM saat ini sudah priced in. Alhasil, dia mempertahankan target harga di Rp 2.650 per saham.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Triputra Agro (TAPG) Terima Dividen Anak Usaha Sebesar Rp 628,11 Miliar
| Jumat, 21 November 2025 | 06:58 WIB

Triputra Agro (TAPG) Terima Dividen Anak Usaha Sebesar Rp 628,11 Miliar

Ada sepuluh anak usaha perseroan yang telah menyalurkan dividen interim kepada TAPG sekitar Rp 628,11 miliar.

Prospek Cerah Lahan Industri dan Perkantoran
| Jumat, 21 November 2025 | 06:55 WIB

Prospek Cerah Lahan Industri dan Perkantoran

Sektor lahan industri dan sewa perkantoran berpotensi menopang pasar properti di sepanjang tahun 2026

Kebijakan Fiskal Bikin Ngeri, Asing Kabur dari SBN
| Jumat, 21 November 2025 | 06:50 WIB

Kebijakan Fiskal Bikin Ngeri, Asing Kabur dari SBN

Arus modal asing deras keluar dari pasar SBN. BI mencatat, pada 10–13 November 2025, asing jual neto sebesar Rp 6,33 triliun di pasar SBN.

Akhir Pekan Tiba, Sebelum Berlibur, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 21 November 2025 | 06:42 WIB

Akhir Pekan Tiba, Sebelum Berlibur, Simak Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG adalah kinerja positif saham-saham konglomerasi. Penguatan IHSG juga sejalan tren penguatan bursa global. ​

Dolar AS Perkasa, Membuat Valas Global dan Rupiah Loyo
| Jumat, 21 November 2025 | 06:15 WIB

Dolar AS Perkasa, Membuat Valas Global dan Rupiah Loyo

Dolar AS terdorong penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada Desember mendatang.

Nilai Kredit UMKM Kontraksi, Rasio NPL Semakin Tinggi
| Jumat, 21 November 2025 | 06:15 WIB

Nilai Kredit UMKM Kontraksi, Rasio NPL Semakin Tinggi

Rasio kredit UMKM bermasalah atau non performing loan (NPL) per Oktober ada di level 4,51%, naik dari 4,46% pada bulan sebelumnya.​

Deposan Gede Didorong Tak Minta Bunga Tinggi
| Jumat, 21 November 2025 | 06:05 WIB

Deposan Gede Didorong Tak Minta Bunga Tinggi

Praktik pemberian special rate bagi deposan jumbo kembali disorot karena dianggap menghambat penurunan bunga kredit saat BI rate terus turun. ​

Tekanan Jangka Pendek Bagi XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) Akibat Merger
| Jumat, 21 November 2025 | 06:00 WIB

Tekanan Jangka Pendek Bagi XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) Akibat Merger

Aksi merger PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL)  akan jadi pendorong kinerja dalam jangka panjang 

Bisnis Asuransi Umum Masih Kurang Berotot
| Jumat, 21 November 2025 | 04:50 WIB

Bisnis Asuransi Umum Masih Kurang Berotot

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pelaku industri membukukan pendapatan premi sebesar Rp 84,72 triliun hingga kuartal III-2025. 

IHSG Cetak Rekor Baru 8.491, Intip Proyeksi & Rekomendasi Saham Hari Ini (21/11)
| Jumat, 21 November 2025 | 04:45 WIB

IHSG Cetak Rekor Baru 8.491, Intip Proyeksi & Rekomendasi Saham Hari Ini (21/11)

IHSG capai rekor baru 8.491. Simak analisis ahli, proyeksi pergerakan, sentimen pasar global, dan rekomendasi saham pilihan untuk Jumat (21/11).

INDEKS BERITA

Terpopuler