Arus Masuk Dana Asing ke Obligasi Asia Selama November Surut ke Titik Terendah

Rabu, 15 Desember 2021 | 15:06 WIB
Arus Masuk Dana Asing ke Obligasi Asia Selama November Surut ke Titik Terendah
[ILUSTRASI. Obligasi.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. Arus masuk dana asing ke obligasi Asia menyurut hingga ke titik terendah pada November tahun ini. Penurunan itu terjadi di tengah meningkatnya kemungkinan percepatan normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) dan kehati-hatian tentang ketidakpastian ekonomi, akibat penyebaran virus corona varian Omicron.

Total nilai pembelian bersih investor luar negeri atas obligasi Korea Selatan, Thailand, India, Indonesia dan Malaysia sepanjang bulan lalu adalah US$ 1,22 miliar. Itu merupakan nilai pembelian bersih terkecil sejak Desember 2020, mengutip data dari otoritas pengatur dan asosiasi pasar obligasi.

“Ada tren kehati-hatian di tengah kombinasi pengetatan yang dilakukan Fed dan risiko Omicron, yang meningkat pada akhir November,” kata Eugene Leow, ahli strategi di DBS Bank.

Baca Juga: Bursa Asia mixed pada perdagangan Rabu (15/12), investor menanti keputusan The Fed  

“Episode pengetatan moneter Fed terdahulu memang memberi tekanan pada emerging market. Dan investor kemungkinan juga berhati-hati pada putaran ini,” ujar dia.

Obligasi Korea Selatan menerima US$ 2,79 miliar selama November, memperpanjang periode arus masuk bersih menjadi 11 bulan berturut-turut.

Nilai pembelian bersih asing atas obligasi Korea Selatan di tahun ini telah mencapai  US$ 52,26 miliar. Arus masuk itu mengangkat kepemilikan kumulatif investor luar negeri di obligasi Negeri Ginseng menjadi 9,3% pada akhir November. Itu merupakan angka terbesar sejak setidaknya 2014.

Obligasi Thailand mengamankan US$ 1,3 miliar, lompatan besar dari arus masuk senilai US$ 480 juta di bulan sebelumnya.

Obligasi India menarik US$ 131 juta setelah menghadapi arus keluar di bulan sebelumnya.

Tren Investor asing melepas obligasi Indonesia berlanjut hingga menjadi tiga bulan berturut-turut, dengan nilai total US$ 2,15 miliar. Kepemilikan asing atas obligasi Indonesia pun terpangkas menjadi 20,55%, yang merupakan angka terendah, setidaknya, sejak 2014.

Baca Juga: Ini penyebab susutnya dana kelolaan reksadana terproteksi  

Obligasi Malaysia juga melihat arus keluar lintas batas sebesar US$ 848 juta, menandai penjualan bersih pertama dalam empat bulan oleh pihak luar.

The Fed pada hari Rabu diperkirakan akan memberi sinyal tentang percepatan penghentian program pembelian obligasi senilai US$ 120 miliar per bulan. Tapering merupakan langkah otoritas moneter untuk melawan tingkat inflasi yang tinggi. Pemangkasan pembelian itu menggeser Fed selangkah lebih dekat dengan menaikkan suku bunga.

"Prospek aliran portofolio tetap beragam. Peningkatan tingkat vaksinasi dan peningkatan tingkat mobilitas akan mendukung pemulihan aktivitas ekonomi," kata Khoon Goh, kepala Riset Asia di ANZ Bank.

“Namun, penurunan suku bunga AS yang berpotensi lebih cepat dan lebih awal dari perkiraan, dan ketidakpastian yang disebabkan oleh varian Omicron, menimbulkan risiko penurunan utama,” ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:13 WIB

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles

Jika tidak dikelola secara hati-hati, Danantara kelak bisa menjadi sumber risiko besar bagi keuangan negara

INDEKS BERITA

Terpopuler